
Katanya jatuh cinta itu asik, namun akan menjadi menderita ketika cinta kita tak terbalas. Mengenaskan, bukan? Menderita berlebihan karena cinta tak terbalas layaknya terlibat dalam pertempuran yang salah. Daripada wasting time dengan hal yang merugi dan tidak pasti baiknya, belajarlah untuk mencintai diri sendiri yang sudah terjamin terbalasnya cinta itu.
Mencintai diri sendiri memang membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup. Pasalnya tak jarang di lingkukan kita teman bahkan kerabat tidak mendukung untuk belajar mencintai diri sendiri. Selalu membandingkan atas hasil yang orang lain capai tanpa memandang bagaimana kerasnya usaha yang telah kita lakukan.
Berdamai dengan diri sendiri sangatlah penting bagi kesehatan tubuh. Menerima kegagalan, menerima fisik kita yang tidak good looking, bahkan menerima penghasilan kita yang tak seberapa itu. Atau menerima bahwa kita dilahirkan dari keluarga yang tidak harmonis sekalipun.
Bukan berarti narsistik ketika kita mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri berwujud pada menerima segala kekurangan dan kelebihan dengan lapang dada, tidak ada kebohongan yang kita tutupi terhadap diri sendiri serta mencintai tanpa syarat yang harus dibuat-buat. Sikap mencintai ini membebaskan kita terhadap beban sosial yang seolah tumbuh subur layaknya diberi pupuk oleh masyarakat.
Akhirnya kita merasa nyaman dengan sendiri tanpa memikirkan opini orang lain. Bahkan orang di sekitar kita mendapatkan efeknya ketika kita bisa menerima diri sendiri. Stephanie Kang seorang psychCentral mengatakan bahwa menjalin hubungan dengan diri sendiri adalah hal yang paling penting di muka bumi ini. Untuk memulai ritual ini kita terlebih dahulu harus mengerti siapa kita sebenarnya, apa yang kita suka, dan apa yang harus kita buang jauh.
Memenuhi kebutuhan diri sendiri menjadi hal yang utama dalam proses mencintai diri sendiri. Menurut Julie Hanks seorang terapis dari PsychCentral ini menjadi langkah utama memperhatikan kebutuhan fisik, rohani, psikis dan mental kita. Menyusun jadwal aktivitas juga materi yang akan kita pahami sangat berpengaruh dengan pola hidup kemudian menuju kesehatan mental kita. Hanks sangat menyarankan untuk memprioritaskan aktivitas yang membuat kita bahagia setidaknya relaks. Seperti jalan-jalan di taman, melakukan perawatan tubuh, mendengarkan musik. memang terkadang kebahagiaan timbul atas hal kecil yang kita lakukan.
Lalu berbicara dengan diri sendiri, menempatkan diri sebagai lawan bicara melatih kesadaran kita dalam melihat persoalan dan bisa membuat kita lebih bisa menilai dengan diri sendiri secara objektif. pada akhirnya berbicara dengan diri sendiri dapat membuat kita lebih fokus dan termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
Berawal dari pertanyaan kecil misalnya, apa yang harus aku lakukan untuk kenyaman dalam tubuhku? Hasilnya kita bisa menemukan jawaban sehingga bisa memutuskan hal apa yang harus dilakukan. Selain itu manfaat lainnya yaitu dapat menyalurkan emosi yang terpendam. Seperti fenomena yang menjadi sebuah kewajaran ketika seseorang sedang marah ia cenderung berteriak dan memukul benda di sekitarnya atau menangis.
Seperti yang sudah penulis katakan, berdamai dengan diri sendiri itu penting, Untuk bisa berdamai kita bisa memulai dengan menerima diri sendiri apa adanya. Rasa percaya diri akan muncul ketika kita sudah mulai rela akan kekurangan dan mengembangkan kelebihan yang kita punya.
Bukan hanya paras yang menarik mampu merasa percaya diri, namun ketika kita merasa nyaman dengan apa yang kita punya. Menarik bukan hanya perihal paras, melaikan hati, otak, dan bagaimana kita bersikap terhadap lingkungan.
Bila belum mampu menerima diri sendiri, coba untuk curhat dan berbagi kepada sahabat, keluarga atau psikolog yang menurutmu mampu membantu masalah ketidakpercayaan diri. Kemudian bergaullah dengan orang-orang yang positif. Maksudnya kita masuk di lingkungan yang membuat kita lebih produktif, misalnya kelompok belajar atau hidup bersama keluarga dan orang-orang yang kita sayangi. Karena hal itu menjadi sebuah keuntungan. Kita bisa terbawa oleh suasana dengan habit positif.
Terakhir, kurangi mengkonsumsi berita negatif. Rasa ingin tahu terhadap isu yang berlebihan terkadang cenderung membuat kita menjadi subjektif. Apalagi informasi yang kita dapat berasal dari broadcast yang tidak jelas sumber kevalidan datanya. Menurut Kang, membaca berita yang penuh dengan ujaran kebencian dan kejahatan bisa membuat kita terbebani. Maka mulai sekarang kurangi membaca berita yang tidak perlu. Akan menjadi baik ketika kita membatasi berselancar di media sosial ketika sudah tidak memiliki kepentingan membuka akun media sosial tersebut. Perbanyak juga menjalin kehidupan yang nyata dengan berinteraksi dengan orang-orang sekitar kita. Lalu kita dapat merasakan betapa berharganya hidup ini.
Setelah ini sudah siap untuk mencintai diri sendiri?
[Safira]
KOMENTAR