Doc. Grid.id |
Perjalanan kemana pun dan dengan kepentingan apa pun misalnya perjalanan wisata, bisnis, pulang ke kampung halaman menggunakan pesawat, kereta, atau mobil. Walau durasi waktunya sama, namun terasa lebih singkat.
Dalam penelitian mengatakan, mengapa perjalanan pulang lebih singkat karena sudah familiar dengan rute yang ditempuh berbeda saat keberangkatan. Penelitian dari Kyoto University dengan meminta partisipan menonton video perjalanan dengan dua dari tiga rute perjalanan. Rute pertama dari titik A ke titik B, rute kedua mulai dari titik B ke titik A, kemudian di rute ketiga dari titik C menuju titik D.
Para partisipan melakukan konsultasi peta rute saat menonton video tersebut. Hasilnya hanya merekalah yang merasakan rute B menuju A terasa lebih singkat. Padahal waktu yang mereka butukan sama.
Fenomena ini perihal tentang otak kita yang mengulang masa lalu, ketimbang mengalami perjalanan yang lebih cepat saat pulang dari tujuan awal.
Menurut penelitian tersebut, saat perjalanan berangkat otak kita sibuk dengan kondisi sekitar, fokus pada jalan yang dilewati. Sedangkan saat perjalanan pulang otak kita telah mengenal kondisi sekeliling. Efeknya perjalanan pulang terasa lebih singkat.
Namun ada penjelasan lain mengenai efek perjalanan dalam hasil studi yang tertulis di jurnal Hippocampus tahun 2016. Peneliti meminta mahasiswa tingkat pertama untuk membuat sketsa kampus beserta waktu perkiraan perjalanan di berbagai titik. Penelitian itu mengatakan semakin mahasiswa itu mengenal kampus semakin besar sketsa juga semakin pendek perkiraan waktu.
Penelitian sebelumnya yang diterbitkan dalam Psychonomic Bulletin and Review tahun 2011 justru bertentangan dengan penelitian di atas. Seorang peneliti dari Belanda dan Amerika Setikat meminta peserta studi memperkirakan perjalanan dengan menggunakan tiga skenario perjalanannya nyata menggunakan bus dan sepeda. Kemudian diminta untuk menonton video perjalanan dalam sebuah laboratorium. Mereka mengatakan bahwa perjalanan pulang terasa lebih cepat meskipun rute yang dilalui berbeda.
Kesimpulan dari studi kasus tersebut mengatakan bahwa ketika melakukan keberangkatan ekspektasi yang berlebihan tentang perjalanan terbantah. Hasilnya perjalanan pulang terasa lebih singkat dan nyaman, karena bayangan-bayangan dramatis tak dialami.
Tetapi penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology berargumen lain. Penelitian itu berargumen kenapa waktu keberangkatan lebih lama ketimbang kepulangan. Hal ini karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di jalan nanti.
Untuk mengetahui itu, para responden dalam penelitian dibawa ke sebuah laboratorium untuk menonton video perjalanan. Kemudian responden mencari huruf di puzzle dan dikembalikan ke ruang utama.
Setengah dari responden diberi tahu tujuan dan apa yang akan mereka lakukan. Setengahnya lagi tidak diberi tahu mengenai apa yang akan mereka kerjakan dan apa yang mereka bisa harapkan setelah keluar ruangan. Responden yang tidak diberi tahu arah tujuannya mengatakan perjalanan awal terasa lebih lama ketimbang perjalanan kembali.
Semua hasil penelitian ini mengenai pemahaman tentang kondisi sekitar dan ekspektasi yang berlebihan. Hal ini sepadan dengan gagasan waktu yang terasa lebih lambat ketika kita berpikir keras. [Safira Azmy]
KOMENTAR