Gambar: Istimewa |
Imam al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub dan Syaikh Utsman bin Hasan al-Khaubari dalam kitab Durratun Nashihin menceritakan, di samping membaca al- Ikhlas pada bulan Rajab, perempuan itu juga mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu kambing (kain wol). Kain wol adalah pakaian yang paling sederhana pada waktu itu.
Dia benar-benar ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak zikir dan tidak memakai pakaian yang mewah. Amalan tadi selalu dilakukannya setiap bulan Rajab sampai maut mejemputnya.
Hingga tibalah suatu hari perempuan tadi sakit keras. Dia berwasiat kepada putranya, jika dia kelak meninggal dunia, jenazahnya supaya dikuburkan bersama kain wol yang sering dia gunakan saat berzikir.
Baca Juga: 7 Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Rajab
Tetapi wasiat itu tidak dilaksanakan dengan baik oleh sang anak. Ia malah mengkafani jenazah ibunya dengan kain dan pakaian yang mahal, bukan pakaian dari wol yang digunakan untuk beribadah ketika bulan Rajab.
Karena hal itu, perempuan itu menemui putranya di dalam mimpi. Dia marah karena wasiatnya tidak dijalankan. "Wahai anakku, aku tidak ridha kepadamu, karena kamu tidak melaksanakan wasiatku," kata perempuan tadi.
Sang putra pun terkejut setelah mendapatkan mimpi itu. Dia merasa menyesal karena tidak mengikuti wasiat terakhir ibunya. Kemudian tanpa pikir panjang, dia mengambil pakaian yang terbuat dari bulu domba milik ibunya dan bergegas menuju pemakaman. Dia bermaksud menguburkan pakaian itu di makam ibunya.
Baca Juga: 6 Tradisi Khas Jawa di Bulan Rajab
Tetapi sesampainya di pemakaman, dia mendapati jenazah sang ibu tidak ada di dalam kuburannya. Dia semakin terkejut dan ketakuan. Dan tiba-tiba terdengar sebuah suara, "Tidakkah kamu tahu, bahwa barangsiapa taat dan beribadah kepada kami di bulan Rajab, maka dia tidak akan kami tinggalkan sendirian di dalam kuburnya."
Mendengar suara itu, dia tersenyum di sisa penyesalannya. Dia tahu bahwa jenazah ibunya berada di tempat terindah di sisi sang pencipta. Hal ini karena keistikomahannya dalam beribadah dan berzikir di bulan Rajab.
Kisah perempuan tersebut menunjukkan keutamaan memperbanyak amalan atau zikir di bulan Rajab. Seperti yang tercantum dalam Al- Quran bahwa Rajab adalah bulan yang disucikan karena dilarang melakukan peperangan. Selain itu pada bulan ini juga terjadi berbagai peristiwa besar dalam sejarah Islam. Seperti Isra Miraj, hijrah Rasulullah ke Habasyah, dan pembebasan Baitul Maqdis dari cengkeraman Pasukan Salib.
[Mahfud]
KOMENTAR