Semarang, IDEAPERS.COM - Afifuddin Alfarisi, penulis buku "Terapi Konsentrasi" mengungkapkan empat dampak distraksi informasi bagi generasi milenial. Dampak pertama menurut Afifuddin yakni kecanduan smartphone sehingga menyebabkan pikiran dan raga tidak sejalan.
"Kamu lihatnya disini tapi pikiran kamu disana," ujarnya dalam acara Bedah Buku "Terapi Konsentrasi" Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tasawuf dan Psikoterapi (TP) di Auditorium Kampus I UIN Walisongo, Rabu (27/11/19).
Ia menceritakan pengalaman pribadinya perihal kecanduan smartphone selama dua bulan. Ia kemudian mengatasinya dengan puasa selama satu bulan.
"Puasa bukan hanya tentang melawan hawa nafsu tetapi juga menahan pikiran supaya tidak kemana-mana," ujarnya.
Dampak kedua, Alfarisi meyebutkan, cemas ketika tidak membuat status. Hal itu karena daya baca generasi milenial bisa mencapai 25 kata permenit. Terlebih adanya media sosial membuat seseorang lebih sering membaca status.
Ketiga, distraksi informasi dapat menyebabkan gangguan kesadaran. Alfarisi menjelaskan orang sadar dengan hal yang harus ia selesaikan tetapi sering berpindah mengerjakan hal lain yang tidak mereka sadari. Ia menyarankan agar menggunakan kesadaran penuh dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat mengefisiensikan waktu yang ada.
"Gunakanlah single tasking kalo pingin pekerjaannya semakin cepat," jelasnya.
Kemudian yang terakhir yakni bias berita hoaks. Pria kelahiran Kendal itu mengatakan bahwa hoaks menjadi suatu dampak distraksi informasi.
"Verifikasi dulu informasi yang kamu dapat, jangan ditelan begitu saja. Itulah agar supaya kita bisa paham masalah kita dan dapat menyelesaikannya," ujarnya. [Rep. Hildita/ Red. Gita]
"Kamu lihatnya disini tapi pikiran kamu disana," ujarnya dalam acara Bedah Buku "Terapi Konsentrasi" Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tasawuf dan Psikoterapi (TP) di Auditorium Kampus I UIN Walisongo, Rabu (27/11/19).
Ia menceritakan pengalaman pribadinya perihal kecanduan smartphone selama dua bulan. Ia kemudian mengatasinya dengan puasa selama satu bulan.
"Puasa bukan hanya tentang melawan hawa nafsu tetapi juga menahan pikiran supaya tidak kemana-mana," ujarnya.
Dampak kedua, Alfarisi meyebutkan, cemas ketika tidak membuat status. Hal itu karena daya baca generasi milenial bisa mencapai 25 kata permenit. Terlebih adanya media sosial membuat seseorang lebih sering membaca status.
Ketiga, distraksi informasi dapat menyebabkan gangguan kesadaran. Alfarisi menjelaskan orang sadar dengan hal yang harus ia selesaikan tetapi sering berpindah mengerjakan hal lain yang tidak mereka sadari. Ia menyarankan agar menggunakan kesadaran penuh dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat mengefisiensikan waktu yang ada.
"Gunakanlah single tasking kalo pingin pekerjaannya semakin cepat," jelasnya.
Kemudian yang terakhir yakni bias berita hoaks. Pria kelahiran Kendal itu mengatakan bahwa hoaks menjadi suatu dampak distraksi informasi.
"Verifikasi dulu informasi yang kamu dapat, jangan ditelan begitu saja. Itulah agar supaya kita bisa paham masalah kita dan dapat menyelesaikannya," ujarnya. [Rep. Hildita/ Red. Gita]
KOMENTAR