
Booming-nya Korean-wave selama beberapa tahun terakhir, terlebih boyband-nya, tidak bisa dipungkiri berhasil mengubah sebagian mindset tentang "pasangan idaman". Dikatakan "pasangan sempurna" jika memiliki karakteristik penampilan seperti boyband Korea, yang sering disebut sebagai "Oppa".
Sayangnya, urusan percintaan tidak selalu cerah seperti wajah personil boyband. Memiliki pasangan "sempurna" secara fisik justru sering menimbulkan problematika. Salah satunya, insecure. Bangga berpasangan "mirip" oppa, akan bias ketika kamu merasakan 6 hal ini.
Pertama, kamu akan tersadar bahwa kamu hanya butiran debu ketika memiliki dia yang sempurna.
Memiliki pasangan yang diodalakan, sering membawa prestige buat diri sendiri. Seakan berhasil memenangkan sebuah undian. Tapi, justru itu yang akan membuatmu insecure.
Kamu akan merasa cemas karena banyak orang berkomentar negatif terhadapmu. Bahwa kamu tidak sepadan dengannya dan kamu hanya butiran debu.
Kedua, pesonanya yang membuat orang tergila-gila, membuatmu tidak tenang karena khawatir dia akan selingkuh.
Menjadi idaman banyak orang, membuat perhatian terpusat kepadanya. Keberadaan pasanganmu membuat kebahagiaan dan kenyamanan untuk orang-orang yang ada di sekitarnya. Kamu akan merasa bangga, sekaligus was-was. Jangan-jangan banyak orang yang mencoba mengambil dia darimu?
Ketiga, membuatmu menjadi pasangan yang posesif.
Ketika dia pergi ke suatu tempat, kamu mulai sering mengecek ponselnya, menginterogasinya, dan membuatmu menjadi pasangan yang penuh curiga.
Keempat, kamu mengalami fase kehilangan kepercayaan diri
Kecemasan yang terlalu sering muncul, akan membuat rasa percaya dirimu terjun bebas. Tanpa melihat konteks permasalahannya, kamu akan sering mengucapkan, "Sepertinya aku gak pantas buatmu".
Kelima, terlalu insecure akan membuat kamu dan pasangan kehilangan atmosfer harmonis.
Kecurigaan dan rasa tidak percaya diri yang semakin tumbuh, membuat hubunganmu dan pasangan semakin berjarak. Bukannya saling mengenal lebih dalam dan saling memahami, setiap hari yang ada hanya amarah dan semakin kehilangan komunikasi yang sehat. Bahkan, bisa saja kamu mencurigai pasanganmu memiliki motif dalam menjalani hubungan denganmu.
Terakhir, kamu akan kehilangan dirimu sendiri.
Insecure yang berlebih, mampu menyeret kita menjadi diri yang teralienasi. Tindakan-tindakan yang dilakukan sebagai ekspresi kecemburuan, malah membuat diri kehilangan kepribadian. Tidak lagi berpikir logis dan hanya berdasar emosional sesaat.
Memiliki impian tentang pasangan hidup memang hal yang wajar. Kita semua pasti memilikinya. Namun, apakah impian itu harus kita pandang sebagai sebuah entitas yang mutlak?
Kita selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Tetapi bukan berarti kita harus memaksakan diri. Terlebih memandang sebuah kesempurnaan hanya dari ilusi pengindraan.
Setiap orang memiliki keistimewaan. Bukan dalam bentuk fisik saja, tetapi juga dalam makna yang lebih substansial. Mendamba "oppa" boleh saja, tetapi bukan berarti memperjuangkannya dengan menutup mata.
[Nizar]
KOMENTAR