![]() |
Penampilan FITK saat lomba musikalisasi puisi di Lapangan Utama Kampus III, Jumat (20/09/19) |
Alunan suara musik mulai dari gitar, piano, gambang, dan drum yang dimainkan beriringan dalam lomba musikalisasi puisi pada Orientasi Olahraga, Seni, Ilmiah, dan Keterampilan (Orsenik) membuat penonton terpana. Para penonton di bawah tenda tidak henti-hentinya bersiul dan bertepuk tangan.
Bersamaan dengan alunan musik, Triyani tertatih-tatih berdiri menegakkan tubuhnya sambil memegang sebuah buku. Kemudian ia merobek satu lembar kertas dalam buku itu dan menjatuhkannya ke tanah.
Dengan suara lantang, di depan dewan juri, Triyani meneriakkan larik-larik puisi yanh dihapalnya:
Ah, drama-drama total
yang tanpa panggung
melainkan berlangsung di atas hamparan
kepala-kepala penonton
Darah mengucur, kembang kematian
Bau busuk air liur para sutradara licik
yang bersembunyi di hati mulia para rakyat
Drama peradaban yang bermain nyawa mencumbu kemanusiaan
berkelakar secara rendahan kepada Tuhan
12 Maba FITK itu begitu menjiwai dalam menampilkan musikalisasi puisi "Sesobek Buku Harian Indonesia" karya budayawan dari Jogjakarta Emha Ainun Najib. Terlihat, dari dua orang peraga yang jatuh bangun di depan panggung dalam memvisualisasikan puisi tersebut. Selain itu, aransemen musik yang terdengar keras juga mampu membuat puluhan mahasiswa berdatangan menuju panggung utama.
Dengan totalitas dalam menampilkan puisi "Sesobek Buku Harian Indonesia", FITK berhasil menggait Juara I Lomba Musikalisasi Puisi Orsenik UIN Walisongo 2019 setelah mendapatkan skor tertinggi, yakni 275.
Triyani, pembaca puisi mengatakan, latihan dilakukan setiap sore dan malam. Bahkan saat sehari sebelum waktu pelaksanaan lomba, para atlet latihan sampai pukul 01.00 WIB dinihari.
"Yang pastinya latihan rutin setiap sore dan malam dengan bekerja keras ikhlas dan bersungguh sungguh, H-1 latihan sampe jam 1 pagi ada juga yg sampe tidur di sanggar" ujar Maba jurusan Pendidikan Jurusan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Meylani, penanggung jawab lomba musikalisasi puisi FITK menuturkan, aransemen musik baru jadi empat hari sebelum lomba. Sementara gerakan visualisasi puisi berhasil selesai dibuat sehari sebelum lomba dimulai. Namun dengan semangat yang dimiliki para atlet, kata Meylani, persiapan singkat ini mendapatkan hasil yang bagus.
"H-4 baru clear semua aransemen, malah yang koreo h-1 baru jadi gerakannya. Namun semangat dan kemauan para Maba yang membuat lancar latihan selama 2 minggu penuh ini, katanya.
Meylani yang juga pegiat seni Teater Beta berharap agar mahasiswa UIN Walisongo terus berkarya dan mengembankgkan bakat dalam bidang seni.
"Semoga mahasiswa UIN walisongo tidak berhenti berkarya dan mengeksplore kempampuan mereka melalui seni," ujar Meylani. [Rep. Am/ Red. Mahfud]
KOMENTAR