
Kubawakan kepadamu obor sekaligus nyala api
Sebagai amunisi tatkala gelap menyelimuti mata hati
Tangan menggenggam seraya menjaga
Sedang, tiupan liar dari luar berbondong ingin memadami
Pada posisi ini tiada ratapan yang berguna
Tiada waktu berebut siapa pemegang nyala
Lalu apa?
Rangkulan tangan-tangan yang mengitari alangkah lebih bijaknya!
Bukan mensubtansikan siapa yang menggenggam,
namun lebih ke apa yang digenggam
Sebab, besar kemungkinan nyala itu terpaksa berhasrat menyetubuhi pemegang
Hingga muncul konskuensi lahirnya anak kehancuran berselimut kenestapaan
Dengan kalimat lain, hanya serpihan abu yang tersisa
dan kegelapan dunia
Mranggen, 29 juli 2019
[Faidhumi]
Warga Komunitas Sastra Literada Semarang
Warga Komunitas Sastra Literada Semarang
KOMENTAR