Wisuda Tiga Kali UIN Walisongo, Begini Respon Mahasiswa

Semarang, IDEAPERS.COM - Mahasiswa UIN  Walisongo merespon adanya kebijakan wisuda UIN Walisongo Semarang yang akan digelar sebanyak tiga kali di tahun 2019 ini.

Adapun berdasarkan Surat Keputusan Rektor nomor 111 tahun 2019 pelaksanaan wisuda pada semester genap tahun 2018/2019 yang semula akan dilaksanakan satu kali, yaitu tanggal 5 September 2019 menjadi dilaksanakan dua kali, yaitu tanggal 28 Agustus dan tanggal 20 November 2019.

Sebelumnya UIN Walisongo telah menggelar wisuda pertamanya pada tanggal 6 Maret 2019 lalu.

Mahasiswa UIN Walisongo Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), Abdul Manan menyambut baik adanya kebijakan tersebut.  Namun demikian ia menyarankan agar pelaksaan wisuda dihelat pada waktu yang tepat.

"Setuju aja kalau wisudanya tiga kali, tetapi mengenai pelaksanaannya harus dipertimbangkan dalam memilih waktunya," kata Abdul mahasiswa semester enam itu, Senin (01/04/19).

Menurutnya pelaksanaan wisuda sebisa mungkin menghindari masa aktif kuliah, lantaran dapat menggangu aktifitas belajar mengajar di kelas.

"Kalau mengenai pelaksanaannya kurang pas kalau dilakukan saat para mahasiswa aktif kuliah, itu bisa mengganggu mahasiswa yang sedang belajar, bahkan mengganggunya sampai kampus dua," ujarnya.

Senada dengan Abdul, Nur Ayna mengemukakan sangat setuju wisuda digelar tiga kali. Karena dapat mengurangi penumpukan jumlah wisudawan yang mencapai ribuan.

"Itu efektif, terutama untuk menunjang  terjadinya  penumpukan wisudawan wisudawati. Mungkin diadakan tigal kali dapat mempercepat proses wisuda bagi teman-teman yang siap wisuda," jelas Ayna yang juga mahasiswa Jurusan AFI itu.

Menyambut hal itu, bahkan ia telah mempersiapkan sejak jauh-jauh hari agar bisa mengikuti wisuda dengan cepat. Saat ini ia telah mempersiapkan proposal skripsinya.

"Kalau saya sendiri sudah mempersiapkan proposal menginjak bab dua, tinggal toefel imka memang menjadi problem terbesar pendaftaranya susah, soalnya juga tidak gampang, kuotanya sedikit rebutan karena tidak ada jatah perangkatan," tandasnya. [Rep. Gita, Faila/Red. Fine]