
Di masa prasejarah, ketika manusia merasa lapar, ia tinggal berburu mencari makanan di hutan. Sangat sederhana tanpa melalui perantara. Namun manusia modern harus melalui banyak proses untuk memenuhi rasa laparnya. Manusia harus berhadapan dengan permasalahan financial, transportasi, selera, dan seabrek problem lainnya.
Rasa lapar menjadi hasrat manusia yang paling mendasar. Lapar menjadi salah satu problem atas tiga kebutuhan dasar manusia, sandang, pangan, dan papan. Sejumlah tragedi pernah terjadi di dunia akibat tidak terpenuhinya rasa lapar. misalnya di Yaman sendiri karena kurangnya bahan pangan, setiap 10 menit satu anak Yaman meninggal dunia karena menderita kekurangan gizi.
Contoh lain di Sudan bagian selatan, PBB mendata sekitar 100 ribu penduduk Sudan Selatan menderita kelaparan parah. Dan sejuta orang lainnya dikategorikan menderita bencana kelaparan. Sementara itu, di Indonesia, tragedi kelaparan terjadi di Papua. Dari laporan tim kesehatan, terdapat 28 orang meninggal di pedalaman Papua, 22 di antaranya adalah anak-anak. Tragedi terjadi pada bulan-bulan terakhir di tahun 2017 kemarin.
Adanya tragedi kelaparan yang terjadi di Papua, mengakibatkan 28 orang meninggal dalam kurun waktu dua bulan saja. Pemerintah memberikan penangan dengan cara memberikan layanan kesehatan, obat-obatan serta makanan. hanya saja bantuan tersebut masih saja ada kendalanya, yaitu kurangnya tenaga medis dan jauhnya lokasi, sehingga bantuan susah untuk sampai ke sana.
Memandang jauh ke depan, mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo mengungkapkan bahwa di masa depan akan mungkin terjadi perang pangan. Kondisi ini terjadi ketika dunia mengalami krisis pangan akibat pencemaran lingkungan. Karena Indonesia adalah negara yang kaya akan bahan pangan, hal itu menjadi incaran negara-negara asing. Gatot memprediksi energi dan pangan dunia akan habis pada tahun 2043.
'Loe Rese Kalo Lagi Laper'
Pernah mendengar ungkapan itu? Kalimat itu menjadi jargon iklan produk makanan ringan yang menunjukkan peningkatan agresifitas manusia ketika sedang lapar. Penelitian menunjukkan bahwa rasa lapar memang bisa membuat manusia menjadi lebih agresif dan emosional. Hal itu disebabkan karena otak kekurangan glukosa. Dilansir dari The Huffington Post, Paul Currie, seorang pakar perilaku nafsu makan sekaligus profesor psikologi di Reed College, mengungkapkan bahwa rasa lapar dapat mengubah seseorang menjadi sangat emosional, yang seringnya timbul sebagai stres, kecemasan hingga kegelisahan.
Lapar sebenarnya adalah reaksi yang dialami oleh tubuh untuk memberi tahu bahwa "anda lapar, sudah saatnya anda makan!". Karena semenjak terakhir kali anda makan, jumlah nutrisi dan glukosa akan perlahan menurun. Ketika otak tidak menerima cukup aliran darah bernutrisi, maka otak akan menganggap itu situasi yang mengancam jiwa.
Ketika sudah merasa jiwa anda sudah terancam jika tidak makan, dan ternyata di sana tidak terdapat makanan sama sekali, maka anda akan melakukan apa pun supaya bisa makan dan jiwa anda tidak terancam lagi. Tidak menutup kemungkinan, bisa saja anda akan melakukan hal yang tidak baik dan mengarah kejahatan, hanya untuk mendapatkan makanan.
Lapar menjadi dasar dari sifat serakah. Lapar menjadi sifat buruk manusia yang merusak tatanan perdamaian. Kenapa? Karena ketika manusia merasa lapar, ia akan melakukan apa pun agar bisa mendapatkan makanan. Bisa jadi, ia akan mengambil makanan dari siapa saja. Dan akan terus begitu, karena ia tidak mau jiwanya terancam.
Untuk menanggulangi sifat serakah itu, Islam melalui Nabi Muhammad memberikan contoh. Melalui hadisnya Nabi mengatakan "berhentilah makan sebelum kenyang". Itu adalah salah satu resep hidup sehat a la Rasulullah SAW, yaitu tidak makan berlebihan. Penelitian modern menunjukkan bahwa makan secara cukup (tidak berlebihan) juga berdampak baik untuk umur seorang.
Penemuan Kalluri Suba Rao, ahli biologi melekuler membuktikan, bahwa makan sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih konsentrasi memperbaiki dirinya sendiri, sehingga kegiatan perbaikan DNA, membuang zat-zat toksin keluar tubuh, dan regenerasi sel-sel rusak dengan sel sehat dapat berlangsung lebih optimal. Sedangkan, makan melebihi batasan akan membuat tubuh lebih sibuk dengan kegiatan metabolisme (menguraikan makanan-makanan itu dalam tubuh). Sehingga tidak sempat memperbaiki dirinya sendiri. Sudahkah Anda makan hari ini? [Fine]
KOMENTAR