Sosio-Politik Masyarakat Penuh Kebencian

gambar: www.bernas.id
Sepanjang tahun 2018, Indonesia menghadapi fase perang kebencian. Di mana lawannya adalah saudara sebangsa sendiri. Perang ini bahkan masih berlanjut, hingga sekarang. Dilansir dari Detik.com (25/10/18) Menko Polhukam Wiranto, menyebutkan ada sebanyak 324 kasus serangan siber berupa ujaran kebencian terjadi di Indonesia pada tahun 2018.

Hal tersebut semakin diperkeruh dengan akan dilaksanakannya Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 17 April mendatang. Dilansir dari The Indonesia Institute, menurut Amnesty Internasional di Indonesia praktik politik dengan menggunakan ujaran kebencian dilakukan melalui berbagai cara salah satunya, ujaran kebencian berbasis sentimen agama yang mulai menguat ketika Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta tahun 2017 lalu.

Selain itu, Amnesty Internasional Indonesia juga memprediksi, ujaran kebencian masih akan terjadi pada 2018-2019. Seperti diketahui, pada tahun 2018 lalu telah diselenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 171 daerah. Sementara pada tahun 2019 akan digelar Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden dan wakil Presiden (Pilpres) (Kompas.com, 22/2/19). Sependapat dengan prediksi tersebut, bisa dipastikan agenda kontestasi politik dengan ujaran kebencian akan meningkat. Terutama untuk menjatuhkan dan menyerang lawan politik, ujaran kebencian tentu masih ampuh.

Salah satu calon anggota legislatif di Palu, Sulawesi tengah, dilaporkan kepada Tim Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) karena dianggap telah melanggar Undang-Undang pemilu, agar tidak berkampanye di tempat ibadah. Seperti yang dilansir Tempo.co (03/01/19) kegiatan tersebut telah ditindak tegas, dan diberikan peringatan kepada semua pihak agar tidak mengulanginya.

Melihat maraknya hal tersebut, Bawaslu ikut mengingatkan kepada para politisi agar tidak berkampanye di dalam tempat ibadah. Seperti yang dilansir Kompas.com (26/09/12) salah satu komisioner Bawaslu, Muhammad Afif, tidak seluruh aktivitas Pemilu yang dilakukan di tempat ibadah bisa dikatakan sebagai kampanye. Kampanye, merupakan kegiatan yang menyosialisasikan visi misi peserta pemilu, serta citra diri.

"Kampanye kan ada unsur-unsurnya. Tidak setiap kegiatan di masjid juga kampanye, kan begitu. Nah itu yang kita lihat. Unsur-unsurnya, visi misinya, dan lain lain," tutur Afif

Melihat maraknya kampanye dengan ujaran kebencian bahkan hingga di tempat ibadah sekalipun, para politisi seakan tidak peduli dengan dampak yang akan terjadi di masyarakat. Konflik hingga pertumpahan darah bisa saja menjadi sajen atas tujuan pihak yang berkepentingan itu. Apakah hal seperti ini patut dilakukan?

Kebencian:Kehancuran

Kebencian dan ketegangan yang terjadi di masyarakat saat ini seakan tidak akan hilang begitu saja. Salah satu Filsuf aliran Psikoanalisis, Freud, pernah mengatakan bahwa "An Ego state that wishes to destroy the source of its unhappiness." Kondisi mental yang ingin menghancurkan segala yang tidak menyenangkan. Di mana, ketika seseorang atau masyarakat sudah tidak nyaman dengan sesuatu, maka dia akan berusaha untuk menghancurkannya.

Menurut Fakhurddin Faiz, ada tiga perspektif yang menyebabkan hal tersebut. Pertama, natural, bahwa manusia normal termasuk binatang punya watak agresif dalam rangka mempertahankan kelompoknya. Ini adalah insting dan sifat natural. Mereka beranggapan bahwa seseorang kadang akan mengganggu keamanan dirinya, sehingga akan menimbulkan bibit-bibit kebencian kepada mereka yang mengganggu kenyamanan kita. Itu adalah Fitrah (Insting).

Selanjutnya, perspektif psikologi, di mana kebencian adalah pengalaman individual sejak kecil. Dan terbentuk karena pengalaman dan pengamatan kita ketika kecil. Sehingga menimbulkan kebencian kepada sesuatu atau seseorang itu.

Dalam perspektif Sosiolog, kebencian tidak hanya dari pengalaman, tapi juga struktur sosial (Pengalaman Sosial). Bahwa struktur sosial juga sangat berpengaruh terhadap kadar kebencian dan ketegangan seseorang. Maka, tidak heran ketika ada orang berjenggot, memakai jubah, dan membawa tas membuat kita was-was.

Hal tersebut dianggap wajar menurut perspektif ini, karena struktrul sosial membuat stigma bahwa manusai seperti itu identik dengan teroris dan radikal. Walaupun belum tentu demikian.

Dalam Theory Doing-Difference bahkan dijelaskan bahwa urusan identitas dianggap sangat mengancam eksistensi kelompok yang lain. Terutama mereka yang berbeda pandangan. Keadaan ini jelas dirasakan oleh masyarkat kita saat ini. Mereka yang mempunyai ritual berbeda dengan yang lain, akan dianggap mengancam dan harus dimusnahkan. Bisa jadi, pertentangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyyah tentang ziarah kubur merupakan salah satu wujud nyata akan bahaya benih kebencian yang lahir di masyarakat.

Benih kebencian yang tumbuh di masyarakat saat ini tentu sangat berbahaya. Melihat sejarah, kebencian Hitler pada kaum Yahudi tentu diawali dengan beberapa faktor. Mulai dari keluarga, lingkungan, atau bahkan pengalaman buruk Hitler bersama orang Yahudi.

Benih kebencian yang tumbuh dalam diri Hitler bahkan menjadi alat pembunuh masal mengerikan. Ia dijuluki Holocaust karena membunuh banyak kaum yahudi waktu itu. Tanpa belas kasihan, Hitler membakar orang Yahudi yang dikunci dalam gedung, dan menyaksikan mereka dilahap api bersama bangunan. Kebencian Hitsler mengalahkan rasa kemanusiaannya.

Kisah sang Holocaust bisa saja terjadi di Indonesia. Kebencian yang terus dipupuk, akan menjadi "inferno" bagi bangsa ini. Masyarakat Indonesia membunuh saudaranya sendiri. Apakah ini ajal bangsa kita?

Ideologi Kebencian

"Hari ini semua konflik sumbernya cuma kebencian" [Niza Yanay, The Ideology Of Hetred]

Niza Yanay dalam bukunya menjelaskan, konflik saat ini adalah bentukan rasa benci dari manusia. Visi mereka pun jelas, menganggap orang yang berbeda dengan pemikiran mereka harus dihancurkan. Rasa kebencian itu kemudian menguat dan semakin mengkristal menjadi sebuah ideologi. Ketika sudah menjadi sebuah paham, bahkan jalan hidup, hal ini tentu akan sulit untuk diubah.

Jean Paul Sartre Filsuf eksistensialis pernah berkata, "orang lain adalah neraka". Menurutnya, keberadaan manusia lain barulah berarti, ketika seseorang menyadari keberadaannya, yakni ketika pribadi lain tersebut menjadi tampak bagi dirinya, dan tidak sebelumnya.

Sartre menjelaskan, keberadaan manusia lain juga membutuhkan orang atau kelompok untuk dijadikan objek atau common enemy. Hal ini perlu dilakukan agar eksistensi keompoknya dianggap berpengaruh (look of hatren).

Sartre berpendapat bahwa kehidupan ini merupakan pertarungan saling mengobyekan (intimadasi) satu sama lain. Karena manusia tidak ingin menjadi obyek, maka dia akan menjadi subyek yang lainnya. Itulah fenomenologi kebencian.

Kenapa kebencian menjadi modus dalam fenomenologi kebencian? Itu karena manusia ancaman untuk eksistensi manusia yang lain. [Abdi]

KOMENTAR

Name

17 agustus,1,2021,4,2023,1,2024,2,22 Mei 2019,1,ab,1,Abu Nawas,2,academy,1,Advertorial,4,AFI,3,ai,6,Akreditasi,1,al-ghazali,1,al-ikhlas,1,Al-Qur'an,4,Albert Camus,3,Albert Estein,2,Anak,1,Anak laki-laki,1,Analisis Utama,2,Animal Farm,1,aqidah dan filsafat islam,3,Artificial Intellgence,3,Artikel,549,Artikel sastra,3,asian value,1,atribut,1,audiensi,6,bahasa,1,bahasa ibu,1,bali,3,Banding UKT 2023,2,banjir,2,bantuan ukt,2,Beasiswa,19,Begadang,1,belajar,5,berdoa,2,Berita,1635,berita potret,3,biografi,1,bonus demografi,1,buku,7,bulan muharram,2,Bulan Ramadan,10,calon wisudawan,1,camaba,10,camaba 2022,2,camaba 2023,1,Carl jung,2,ceremony,1,cerpen,34,copy writing,1,Corona virus,65,critical thingking,1,cumlaude,2,cybersecurity. internet,1,darurat pernikahan dini,1,Daun kelor,1,dekan fuhum,1,dema,14,Demokrasi,1,demonstrasi,1,digital,3,diklatpimnas,1,diskon,1,Dokumen,1,dosen,2,dsign,1,Edukasi Seksual,1,ekologi,1,ekosistem,1,EkspreShe,35,era digital,1,Essay,121,fakultas kedokteran,5,Fasilitas,3,Fasilitas PKM,2,fdk,1,feature,2,film,5,Filsafat,39,FITK,1,fresh graduate,3,FUHUM,63,FUHum fest,3,FUPK,7,Gadis Kretek,1,Gagal Wisuda,3,gaya hidup,3,Gen Z,2,gender,2,General Library,2,Generasi Milenial,31,George Orwell,1,globalisasi,1,graduation cap,1,greencampus,1,Guru,4,hak cipta buku,1,Harapan,2,hari batik,1,Hari Buku Internasional,1,Hari Buruh,2,Hari Buruh Internasional,4,hari guru,1,hari ibu,1,Hari Jumat,1,Hari Kartini,3,hari kemerdekaan,2,hari pahlawan,4,Hari Perempuan Internasional,1,Hari Raya,12,Hari Santri,6,Hari Santri Nasional 2022,6,Hari Sumpah Pemua 2022,2,heroisme,1,Hukum,1,Ibnu Sina,1,ide bisnis,1,identitas,1,idul adha,11,Ilmu Falak,1,Ilmu Pengetahuan,90,Imam Nawawi,1,Imlek,2,indonesa emas,1,indonesia,6,info beasiswa,4,info kos ngaliyan,1,Informasi,1,Informasi Kampus,13,Informasi Umum,12,inspiratif,1,internasional,6,islam,2,isra' mi'raj,2,Iwan Fals,1,jawa timur,1,Jerat Hukuman,1,judul skripsi terbaik,6,Jurang Asmara,3,Kahlil Gibran,2,Kajian,3,kalam fuhum,1,Kapitalis,1,Kasus Birokrasi,1,Keagamaan,74,Kebahagiaan,3,kebaya,2,kebudayaan,7,kecantikan,1,kecelakaan,1,kecerdasan,2,Kedokteran,1,kekerasan seksual,2,kekerasan seksual anak,1,kemanusiaan,2,kemerdekaan,3,kerja,2,kesadaran,8,Kesaktian Pancasila,1,Kesehatan,28,KI Hajar Dewantara,1,KIP-K,7,Kitab Allah,1,kkl,12,KKN,23,KKN Internasional,1,KKN Nusantara,1,Klarifikasi,2,kompre,1,Komunikasi,3,konten vidio,1,kopi,1,Korean Wave,1,korelasi,1,Korelasi 2023,3,Korupsi dosen,1,kos,1,kru IDEA,1,ksr,1,KTT G20,3,KUHP,1,Kuliah,12,Kuliah luar negeri,4,Kuliah Online,21,Kuliah tatap muka,2,kuliner,1,kupi,1,kurban,3,Lahan Parkir,3,leaders declaration,1,liburan,2,lifestyle,1,Literasi,3,Logo HSN 2022,1,lukisan,1,Lulus Cepat,13,ma'had,9,maba 2023,6,maba2022,3,Machiavelli,1,Mahasiswa,663,mahasiswa baru,18,Mahasiswa Meninggal,1,makna hidup,1,makna kembang api,1,Maksiat hati,1,Malaysia,1,mana 2024,1,Masa Jabatan,1,Masjid Kapal,1,Maulid Nabi,1,media sosial,2,Membaca cepat,1,Mendikbud,1,mengingat,1,mental,2,Menulis,1,menwa,1,metaverse,1,modernitas,1,motivasi,8,Muhammad,6,Muhammad Iqbal,1,Munaqosah,2,Musik,1,Nabi Muhammad,7,nasional,26,Nasionalisme,1,natal,1,New Normal,18,Ngaliyan,8,Oase,403,Olahraga,2,omnibus law,1,Opini,257,opini mahasiswa,22,ORKM,2,ormawa,2,orsenik,28,outfit,2,pameran isai,1,pancasila,2,Pandemi,5,PBAK,29,PBAK 2022,5,pbak 2023,14,PBAK 2024,7,Pedagogi,1,pelatihan,1,pelecehan seksual,1,peluang,1,Pemalsuan,5,Pembayaran UKT,2,Pemilu 2024,3,pemuda,3,Pendidikan,18,penemuan ular,1,pengembangan diri,7,Penjara,1,Penyair,1,Penyesuaian UKT 2022,3,perang ukraina,1,Perempuan,7,peringatan harlah NU,1,pernikahan dini,1,perpustakaan,5,Pertemanan,1,Pidana,1,Plagiasi Rektor,1,Planetarium UIN Walisongo,1,PMB,10,politik,5,pondok pesantren,4,pormawa,1,Post-truth,1,Potret Berita,11,potret wisuda,5,ppb,7,praktikum,1,Pramoedya Ananta Toer,1,presidensi,1,Prestasi,2,profesi,2,Program Mahasiswa Internasional,2,Psikologi,36,Puasa,9,Puasa Ramadan,45,Puisi,160,Quotes,1,qurban,1,ramadhan 2023,9,Ramadhan 2024,1,Rasulullah,1,recriutment,2,recruitment,4,refrensi,1,regulasi,1,rektor,7,Resensi,22,Resensi Buku,21,Resensi Film,30,revolusi industri,1,Riset,5,SAA,1,Sahabat,2,Sampah Juras,2,santri Ma'had,4,Sastra,124,Second Sex,1,sedekah,1,sejarah,1,sema,5,Semarang,182,sempro,2,Shalawat,1,Sidang,2,Sistem akademik,1,SK Jabatan 6 Bulan,1,SK Wajib Mahad,11,skill,1,Skripsi,18,sky,1,socrates,2,sosial,2,Sosok,2,stoic,1,Student Mobility,1,sufisme,2,sukses,3,sumpah pemuda,2,Surat Pembaca,9,tafsir,6,Tafsir Misbah,1,Tafsir Surah Fatihah,2,Tahun baru,3,Taman Entrepreneur FEBI,1,TandaTangan,4,tasawuf,2,Taubat,1,teater,8,Teknologi,43,teladan,1,Thailand,1,tips,4,Toefl-Imka,23,tokoh,1,Toxic,1,TP,2,tranformasi energi,1,Tugas Akhir,16,UHN,2,UIN Walisongo,782,UIN Walisongo Semarang,46,ujm,2,UKM,12,ukt,35,UKT 2024,6,UKT tinggi,2,ular piton,1,upz,1,video,2,Wajib mahad,6,wali camaba,2,wali wisuda,5,Walisongo Center,2,wanita,1,William Shakespeare,1,Wisuda,112,wisuda 2022,15,wisuda 2023,6,wisuda 2024,16,wisuda offline,5,wisudawan terbaik,33,Writer's block,1,Zodiak,3,zoom meeting,1,Zuhud,1,
ltr
item
IDEApers: Sosio-Politik Masyarakat Penuh Kebencian
Sosio-Politik Masyarakat Penuh Kebencian
Sepanjang tahun 2018, Indonesia menghadapi fase perang kebencian. Di mana lawannya adalah saudara sebangsa sendiri. Perang ini bahkan masih berlanjut, hingga sekarang. Dilansir dari Detik.com (25/10/18) Menko Polhukam Wiranto, menyebutkan ada sebanyak 324 kasus serangan siber berupa ujaran kebencian terjadi di Indonesia pada tahun 2018.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg4jvaY-PGMumT6hMmdGyseFf6e6rzy_3z6qGx6sq-x93qtpVnkMeRXmkDvs93IeeMS1n-kZA41c47ZYsrY-l1r7glViOl5XIyUQroljZU00_hGWa3_n_m2pmG4gGVaKsvYjlCySPMQxqT/s1600/Sosio-Politik-Masyarakat-Penuh-Kebencian.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg4jvaY-PGMumT6hMmdGyseFf6e6rzy_3z6qGx6sq-x93qtpVnkMeRXmkDvs93IeeMS1n-kZA41c47ZYsrY-l1r7glViOl5XIyUQroljZU00_hGWa3_n_m2pmG4gGVaKsvYjlCySPMQxqT/s72-c/Sosio-Politik-Masyarakat-Penuh-Kebencian.jpg
IDEApers
http://www.ideapers.com/2019/04/sosio-politik-masyarakat-penuh-kebencian.html
http://www.ideapers.com/
http://www.ideapers.com/
http://www.ideapers.com/2019/04/sosio-politik-masyarakat-penuh-kebencian.html
true
2845694181721974662
UTF-8
Lihat Semua Tidak Ditemukan LIHAT SEMUA Baca Balas Batalkan Komentar Hapus Oleh Beranda HALAMAN BERITA Lihat Semua BERITA TERKAIT RUBRIK ARSIP SEARCH SEMUA BERITA Tidak ditemukan Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ minutes ago 1 jam lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 minggu lalu Followers Follow KONTEN INI PREMIUM Share sebelum membuka Salin semua kode Pilih semua kode Semua kode telah disalin. Tidak bisa disalin