Gambar: www.liputan6.com |
Kartini menjadi pahlawan nasional berkat jasanya memperjuangkan kemerdekaan perempuan. Era penjajahan dulu, perempuan hanya dianggap penjaga dan pengurus rumah dan anak. Kemerdekaan perempuan dirampas dan ditindas. Hal itulah yang mendorong Kartini untuk memperjuangkan emansipasi wanita.
Pemikiran Kartini tentang perempuan yang pemandangannya terhadap dunia sudah luas, tidak akan mampu lagi hidup di dunia nenek moyangnya. Maksudnya, perempuan harus berpikiran memandang masa depan. Perempuan berhak bebas mendapatkan ilmu pengetahuan dan memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki. Belajar dan bekerja yang disukainya. Kartini menjadi sosok inspiratif bagi semua perempuan.
Meski begitu, perempuan tetap memiliki kodrat yang tidak bisa lepas darinya. Dari dulu perempuan dituntut bisa memenuhi 3M: masak, macak, dan manak. Jatidiri seorang perempuan dianggap kurang jika tidak memenuhi ketiga hal tersebut.
Masak. Mengapa perempuan dituntut bisa masak? Karena suatu saat pasti akan menjadi istri yang melayani suaminya. Seorang istri harus bisa melayani dan membahagiakan suaminya. Salah satunya melalui masakan yang disajikan oleh sang istri.
Macak. Maksud dari macak di sini adalah berpenampilan baik. Selain memasak, seorang istri bisa membahagian suami dengan berdandan atau berpenampilan baik. Seorang suami akan merasa senang jika istrinya terlihat cantik dan anggun.
Manak. Jatidiri seorang perempuan atau istri dianggap kurang jika tidak bisa memberikan keturunan. Seorang anak akan menjadi penerus keluarga. Karenanya, perempuan dituntut untuk bisa memiliki anak.
Prestasi Perempuan
Jika zaman dahulu ada Kartini yang berjuang menegakkan emansipasi wanita, di zaman sekarang banyak perempuan-perempuan yang berprestasi dalam memajukan Indonesia. Contohnya Susi, Najwa Shihab, Khofifah, dan masih banyak lagi.
Bahkan, di pemerintahan sekarang, ada 8 nama perempuan yang menjabat sebagai menteri. Hal ini menunjukkan kedudukan perempuan tidak lagi di belakang laki-laki. Kini, kedudukan perempuan sejajar dengan laki-laki.
Kita ingat, presiden Indonesia yang kelima, Megawati Soekarno Putri adalah seorang perempuan. Anggapan bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin telah terhapuskan. Stereotip pemimpin harus dari kalangan laki-laki sudah tidak lagi menjadi hambatan.
Banyak perempuan-perempuan yang mulai tergerak ingin memajukan Indonesia. Terlihat dari banyaknya perempuan dalam daftar calon legislatif. The Power of Emak-emak menjadi kekuatan yang berkontribusi besar untuk kemajuan Indonesia.
Aktivis dari India, Vandana Shiva mengemukakan konsep equality in divesity. Konsep dimana perempuan tetap memerankan kualitasnya yang feminim dan baik. Penjagaan dan cinta menjadi fitrah perempuan, termasuk dalam ranah publik sekalipun.
Semangat Kartini
Kita patut bersyukur atas jasa-jasa yang telah diberikan Kartini. Karena berkatnya, kini perempuan tidak lagi hanya dianggap penjaga rumah. Perempuan bisa berpartisipasi dan berkontribusi untuk memajukan Indonesia. Perempuan bebas memilih jalan hidup sesuai keinginannya.
Semangat perempuan kelahiran 21 April 1879 itu masih hidup dan berkobar sampai saat ini. Para perempuan zaman sekarang perlu menanamkan semangat yang dihidupkan oleh Kartini untuk membebaskan kemerdekaan perempuan. Tidak hanya berhias diri dan memakai kebayak saat hari Kartini. Tapi, bergerak dan berjuang untuk memajukan Indonesia itu yang terpenting.
Ingat pesan Kartini, "Dan biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan merasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan Bumiputra merdeka dan berdiri sendiri". [Zain]
KOMENTAR