![]() |
Mahasiswa UIN Walisongo yang hadir di acara diskusi Philosophoria #3, Kamis (25/04/19) di Oemah Filsafat. |
Semarang, IDEAPERS.COM - Dalam acara diskusi Philosophoria yang ke tiga, Dosen Filsafat UIN Walisongo, Badrul Munir, membahas mengenai manusia dan lingkungan (wacana posthumanisne).
Badrul Munir mengungkapkan, di zaman teknologi ini, handphone (HP) itu ibarat nyawa. Jika tidak membawa HP, manusia seperti tidak bernyawa. Hal itu disampaikan Badrul pada Kamis, (25/04/19).
Ia menjelaskan kerusakan alam dan lingkungan menjadi pembahasan posthumanisme. "Ladang hutan dan sawah di jadikan kawasan tambang, air dan udara di cemari limbah pabrik,dan sebagainya," ungkapnya di Oemah Filsafat.
Ia mengemukakan hal tersebut terjadi tak jauh dari teknologi yang digunakan sehari-hari. Tanpa kita sadari, dibalik manfaat yang kita peroleh dari majunya teknologi, kerusakan lingkungan menjadi problematika.
"Teknologi yang kita nikmati sekarang, sebagai contoh listrik, jika kita gali itu berdampak juga pada lingkungan," jelasnya
Pengaruh perkembangan teknologi, lanjutnya, juga menjadikan manusia tidak mempunyai kendali. Tetapi merekalah yang dikendalikan. "Saya kemarin gak bawa HP, saya balik lagi meskipun harus telat. Seperti tidak bernyawa kalau gak bawa HP," lanjutnya.
Menurutnya untuk menghadapi tantangan masa kini, pentingnya menerapkan etika berteknologi. Agar manusia menjadikan teknologi untuk hal-hal positif.
"Sebelum membuat kebijakan kita harus memikirkan dampak keburukannya dulu," pungkasnya.
Adapun acara tersebut digelar oleh Lingkaran Wani sebagai bentuk kepedulian terhadap jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI).
Acara ini berlangsung selama tiga jam dan dihadiri sekitar 60 mahasiswa UIN Walisongo, beserta tamu undangan. Dan Lingkaran Wani akan berlanjut menggelar diskusi ini, dana untuk acara ini dikumpulkan oleh orang-orang yang ada di dalam lingkaran tersebut. [Rep. Gita/Red. Nabila]
KOMENTAR