
"Tanggal 8 Maret, ditetapkan oleh PBB sebagai Peringatan Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) di seluruh dunia pada tahun 1974."
Hari Perempuan Internasional diperingati pertama kali pada tahun 1975. Warga di dunia seringnya memanfaatkan momentum hari bersejarah ini dirayakan untuk memperingati keberhasilan yang telah dicapai oleh para perempuan dalam berbagai bidang seperti ekonomi politik dan sosial. Selain itu hal ini juga sebagai penanda perjuangan kaum hawa untuk menyerukan kesetaraan gender.
Ternyata terjadi hal menarik dalam sejarah Peringatan Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IDW) ini. Mulanya jauh kebelakang di tahun 1911 Hari Perempuan Internasional diperingati pertama kali pada 19 Maret di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss. Namun, PBB memilih tanggal 8 Maret.
Walau keduanya memang sama-sama masih berada didalam bulan Maret, tapi kenapa PBB memilih menetapkannya tanggal 8 Maret? Dalam catatan sejarah, pada tanggal 8 Maret tahun 1857 lalu, pernah terjadi tragedi kekerasan terhadap kaum perempuan di New York, Amerika Serikat yang bertepatan pada tanggal itu. Kejadian itu, para pekerja buruh pabrik garmen perempuan di New York sedang melaksakan aksi demonstrasi memprotes kondisi tempat kerja mereka yang tidak manusiawi dan pendapatan upah gaji yang rendah. Akan tetapi aksi protes yang dilancarkan ini tidak berjalan kondusif yang ditandai terjadinya bentrok dengan aparat kepolisian yang terlalu memaksa dalam membubarkan aksi.
Pada tahun 1908 masih di tanggal 8 Maret, lagi-lagi terjadi hal yang hampir serupa, masih di kota yang sama, New York, Amerika Serikat. Aksi unjuk rasa itu melibatkan banyak masa di dalamnya yang berjumlah lima belas ribu buruh perempuan menuntut jam kerjanya agar lebih pendek dan kebebasan berpendapat.
Mulai tanggal 28 bulan Februari, tahun 1909 diperingati sebagai Hari Perempuan Nasional di Amerika Serikat. Yang menjadi penggerak awalnya disuarakan oleh partai sosialis untuk menghormati pemogokan para pekerja garmen di tahun 1909 di New York atas perjuangan para buruh wanita memprotes kondisi kerja mereka.
Pada kesempatan berikutnya, pendukung sosialis mengadakan pertemuan di Copenhagen dan menetapkan Hari Perempuan untuk menghormati gerakan hak-hak perempuan dan mendorong dukungan agar para kaum hawa juga bisa ikut pemilu. Hingga saat ini negara-negara di luar Amerika Serikat ikut mendiskusikan tentang bagaimana nasib hak dan kebebasan perempuan terlebih pada hari perempuan diperingati.
Bagi generasi muda zaman sekarang bisa melakukan perayaan Hari Perempuan Internasional dengan hal-hal yang kece. Di antara perayaannya seperti; mengkaji dan mempelajari sejarah dari bagaimana terjadinya Hari Perempuan, membuat sebuah karya yang kreatif yang memberikan manfaat bagi sesama, ataupun membantu perempuan yang di sekitar lingkungan anda. Anda juga dapat memanfaatkan momen di hari itu untuk berlibur sebagai penghormatan atas perempuan-perempuan hebat di hidup anda.
Bila dalam peringatan Hari Perempuan kerap sekali dirayakan dengan memperjuangkan hak dan persetaraan gender. Sekarang dalam memperjuangkan hak dan kesetaraan tidak harus melulu dengan berdemo ataupun menggelar aksi yang terlihat cenderung sakral akan tetapi minim manfaat. Lebih baik digunakan dengan cara yang lebih cerdas dengan membuat karya prokdutif seperti; berseni, bermusik, bergerak membangun usaha dan lain sebagainya. Dengan karya anda yang membuahkan prestasi, maka otomatis martabat dan hak setiap perempuan akan terangkat dan setara.
Di Indonesia tanggal 8 Maret tidak termasuk dalam hari libur nasional, akan tetapi bentuk peringatan Hari Perempuan Internasional ini ramai dirayakan tidak hanya para buruh kerja pabrik saja, melainkan banyak kalangan. Salah satu yang menonjol dalam perayaan, kini perempuan Indonesia juga ikut andil dalam merefleksikan hari perempuan sebagai penolakan diskriminasi terhadap perempuan melalui kampanye dan story di media sosialnya.
Perayaan hari perempuan ini bisa dirayakan tidak hanya oleh kaum perempuan saja, kaum laki-laki pun dapat merayankannya. Tentu inti dari perayaannya untuk mengapresiasi atas keberhasilan kaum perempuan dalam memperjuangkan haknya, serta mendukung untuk tercapainya kesetaraan atas kebebasan dan perolehan hak yang setara dengan laki-laki.
Indonesia memiliki banyak pahlawan perempuan yang memiliki pengaruh besar untuk kemajuan bangsa ini. Seperti halnya yang sudah mashur, R.A Kartini dari Jepara. Ia seorang penulis pergerakan yang memperjuangkan hak-hak kaum perempuan di masa penjajahan (Belanda). Berkat karya-karyanya yang dimuat oleh berbagai media akhirnya dapat menggerakkan semangat kebangkitan untuk meraih hak yang setara dengan kaum laki-laki, kendati sampai sekarang belum juga benar-benar setara dengan maksimal. [AM]
KOMENTAR