Ancaman Demokrasi “Deliberatif” Indonesia; Membaca Agama dan Negara di Indonesia Melalui Habermas

Judul buku         : Agama Dalam Ruang Publik (Hubungan antara Agama dan Negara dalam Masyarakat Postsekular Menurut Jurgen Habermas)
Penulis               : Gusti A. B. Menoh       
Editor                 : Widiantoro
Penerbit              : PT. Kanisius
Tahun Terbit       :2018
Tebal Buku         : 235 hlm




Agama menjadi aspek penting dalam kehidupan manusia. Ia menjadi kebutuhan, yang karena itu pula agama menyatu dan tak bisa lepas dari ruang dan waktu di mana manusia menjalani kehidupan.

Agama hidup dalam diri pemeluknya sekaligus di ruang publik kehidupan sosial dan bernegara. Karena kedekatan itu, sebagian pemeluk agama menginginkan aturan agama harus berlakukan dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam sistem pemerintahan. Dari sini lahirlah pemerintahan yang bersifat teokratis.

Kondisi ini kontras dengan kondisi di negara-negara sekuler, agama justru dipandang sebagai ranah privat. Agama dianggap tidak berkembang bahkan jadi penghambat kemajuan sehingga harus dipisahkan negara. Ada anggapan seiring berkembangnya negara sekuler, agama perlahan-lahan akan ditinggalkan pemeluknya.

Hubungan antara agama dan negara dikaji oleh banyak tokoh dalam berbagai macam cabang keilmuan. Salah satunya Filsuf Kontemporer Jurgen Habermas yang pemikirannya dikaji Gusti A. B. Menoh dalam Buku Agama Dalam Ruang Publik yang menolak pandangan Negara sekuler tersebut. Habermas mencoba menegaskan kembali posisi agama yang hidup bersama pemeluknya di ruang publik. Upaya yang dilakukan Habermas kemudian melahirkan pandangan baru mengenai peran agama di era demokrasi modern.

Habermas mengkritik tesis sekulerisasi yang banyak dibela intelektual Barat, bahwa posisi agama akan memudar dan kurang penting bagi masyarakat modern. Menurut Habermas, agama telah menjadi pandangan dunia yang berperan sebagai kekuatan pembentuk kebudayaan yang vital. Bahkan bentuk modernitas pun bergantung pada pengaruh agama.

Demokrasi Deliberatif

Dalam satu kesempatan, Habermas memprovokasi sekulerisasi yang terjadi di Barat dengan menyarankan agar peran publik untuk agama kembali diberi dalam demokrasi. Karena di dalam demokrasi, suara hati yang bersumber dari iman religius akan menjadi kekuatan kritis bagi kekuatan tiranis dan ketidakadilan sosial.

Peran agama bagi kehidupan manusia dalam demokrasi tidak berarti harus menempatkan agama bertengger di meja pemerintahan. Agama memiliki watak ganda, selain sebagai kekuatan kritis, agama juga bersifat dogmatis. Menempatkan agama sepenuhnya di dalam pemerintahan menurut Habermas akan menjadikan negara teokratis. Akibatnya, aturan pemerintahan akan didominasi oleh satu agama. Ini tidak baik bagi negara yang pluralis. Sehingga agama harus dipisahkan secara ketat dari politik dan dimasukkan ke ranah privat.

Demokrasi memerlukan legitimasi dari warga negaranya yang beriman. Pada masalah ini, Habermas melihat esensi demokrasi dengan komunikasi yang disebutnya “pemakaian akal secara publik”. Lokus agama dalam demokrasi ialah ikut serta memberikan penalaran publik.  Habermas membangun sebuah model komunikasi politis yang ia sebut dengan teori demokrasi deliberatif.

Teori deliberatif mengambil jalan tengah antara liberalisme dan komunitarianisme. Perhatian pada institusi tidak berarti mengabaikan warga negara, dan perhatian pada aspirasi warga tidak mesti mengabaikan sistem politik. Sebab keduanya saling mengendalikan (hal: 76).

Model yang diajukan Habermas menekankan pentingnya prosedur komunikasi untuk mendapatkan legitimasi hukum antara sistem politik dan ruang publik. Hukum harus legitim dalam pandangan masyarakat karena ia berperan sebagai medium integrasi sosial sebagaimana dalam tesis Habermas. Dan teori deliberatif mengandaikan legitimasi hukum yang lahir dari berbagai diskursus di dalam masyarakat sipil.

Deliberatif berasal dari deleberatio (Latin) yang berarti menimbang-nimbang secara rasional, berkonsultasi, dan musyawarah secara terbuka. Di Indonesia, model demokrasi ini dikenal dengan demokrasi permusyawaratan (hal: 81).

Teori deliberatif menjadi bentuk pengembangan dari teori kritis dan komunikatif Habermas. Kondisi masyarakat saat ini yang ditandai pluralitas budaya dan orientasi nilai memerlukan perubahan paradigma filsafat kesadaran. Habermas kemudian mengajukan paradigma teori komunikasi yang tidak lagi memahami subjektivitas sebagai yang terisolasi ditandai dengan cara pengenalan monologis (satu arah). Melainkan harus berlangsung dua arah.

Menurut F. Budi Hardiman, teori Habermas merupakan desakan untuk membuka kanal-kanal komunikasi di dalam negara hukum modern. Sasarannya legitimasi kekuasaan melalui pastisipasi warga negara karena ia adalah aktor sesungguhnya dari diskursus publik. Warga negara di sini bukan hanya makhluk rasional, bukan hanya orang sekuler, entah Ateis atau Agnotis. Mereka adalah pemeluk agama yang di negara-neraga sekuler pun seperti di Amerika dan Eropa tidak kurang dari 70 persen (hal: 21).

Ruang Publik

Demokrasi deliberatif yang diajukan Habermas bertumpu pada ruang publik dimana warga negara dipandang sebagai elemen penting. Dapat dikatakan bahwa ruang publik adalah konstruksi dari politik deliberatif.

Ruang publik ditekankan Habermas sebagai ruang otonom yang berbeda dari negara dan pasar. Ia tidak hidup dari kekuasaan administratif maupun ekonomi kapitalistis. Ruang publik dapat digambarkan sebagai suatu jaringan untuk mengomunikasikan informasi dan pandangan-pandangan, aliran-aliran komunikasi yang dalam prosesnya disaring dan disintesakan dalam suatu cara sebagai opini publik.

Filsafat politik Habermas menempatkan ruang publik sebagai tempat sentral. Di dalam ruang publik terdapat para warga yang membicarakan problem-problem mereka  secara rasional kemudian disambungkan ke sistem politik pemerintahan. Dengan ruang publik Habermas sebenarnya sedang mengajukan kekuasaan komunikatif. Kekuasaan ini diharapkan bisa memaksa negara untuk peka terhadap diskursus masyarakat sipil.

Membaca Indonesia dari Habermas

Kajian Menoh terhadap pemikiran Habermas dalam buku ini menemukan relevansinya dengan kondisi di Indonesia. Terutama setelah kekuasaan Orde Baru tumbang, demokrasi mulai menampakkan kakinya. Indonesia bukan negara sekuler yang memaksakan agama hanya menjadi ranah privat. Bukan pula negara teokratis yang menjadikan memasukkan doktrin satu agama jadi hukum resmi negara.

Sesuai dengan teori Habermas, pandangan masyarakat yang merupakan nilai universal dari agama-agama telah menjadi ideologi negara yang bisa diterima semua kalangan pemeluk agama. Ini terlihat dari diubahnya sila pertama pada butir Pancasila yang semula memasukkan syariat Islam.

Kritik Menoh setelah melakukan telaah terhadap pemikiran Habermas melahirkan pandangan, bahwa demokrasi Indonesia yang membuka ruang kebebasan, dewasa ini bukannya melahirkan ruang publik yang kritis terhadap sistem pemerintahan. Sebaliknya ruang publik yang mulai terbentuk terancam oleh
fundamentalisme agama dan pasar (hal: 211).

Kedua kekuatan itu, menurut Menoh, keadaban publik yang menjadi cita-cita berdirinya bangsa dan negara sejak 1945 masih jauh dari harapan. Menoh memperlihatkan bahwa masih ada ancaman fundamentalisme agama yang diperlihatkan di ruang publik. Baik ruang publik formal berupa desakan pemberlakuan syariat Islam maupun ruang informal berupa teror dan akse kekerasan atas nama agama.

Sedangkan ancaman dari pasar terlihat dari adanya kolonialisasi dan hegemoni pasar. Tidak dapat ditolak ada komersialisasi ruang publik maupun perampasan kekuasaan politik oleh pemilik modal besar pasca Orde Baru yang sampai saat ini masih terus berlangsung. [Layla]

KOMENTAR

Name

17 agustus,1,2021,4,2023,1,2024,2,22 Mei 2019,1,ab,1,Abu Nawas,2,academy,1,Advertorial,4,AFI,3,ai,6,Akreditasi,1,al-ghazali,1,al-ikhlas,1,Al-Qur'an,4,Albert Camus,3,Albert Estein,2,Anak,1,Anak laki-laki,1,Analisis Utama,2,Animal Farm,1,aqidah dan filsafat islam,3,Artificial Intellgence,3,Artikel,549,Artikel sastra,3,asian value,1,atribut,1,audiensi,6,bahasa,1,bahasa ibu,1,bali,3,Banding UKT 2023,2,banjir,2,bantuan ukt,2,Beasiswa,19,Begadang,1,belajar,5,berdoa,2,Berita,1635,berita potret,3,biografi,1,bonus demografi,1,buku,7,bulan muharram,2,Bulan Ramadan,10,calon wisudawan,1,camaba,10,camaba 2022,2,camaba 2023,1,Carl jung,2,ceremony,1,cerpen,34,copy writing,1,Corona virus,65,critical thingking,1,cumlaude,2,cybersecurity. internet,1,darurat pernikahan dini,1,Daun kelor,1,dekan fuhum,1,dema,14,Demokrasi,1,demonstrasi,1,digital,3,diklatpimnas,1,diskon,1,Dokumen,1,dosen,2,dsign,1,Edukasi Seksual,1,ekologi,1,ekosistem,1,EkspreShe,35,era digital,1,Essay,121,fakultas kedokteran,5,Fasilitas,3,Fasilitas PKM,2,fdk,1,feature,2,film,5,Filsafat,39,FITK,1,fresh graduate,3,FUHUM,63,FUHum fest,3,FUPK,7,Gadis Kretek,1,Gagal Wisuda,3,gaya hidup,3,Gen Z,2,gender,2,General Library,2,Generasi Milenial,31,George Orwell,1,globalisasi,1,graduation cap,1,greencampus,1,Guru,4,hak cipta buku,1,Harapan,2,hari batik,1,Hari Buku Internasional,1,Hari Buruh,2,Hari Buruh Internasional,4,hari guru,1,hari ibu,1,Hari Jumat,1,Hari Kartini,3,hari kemerdekaan,2,hari pahlawan,4,Hari Perempuan Internasional,1,Hari Raya,12,Hari Santri,6,Hari Santri Nasional 2022,6,Hari Sumpah Pemua 2022,2,heroisme,1,Hukum,1,Ibnu Sina,1,ide bisnis,1,identitas,1,idul adha,11,Ilmu Falak,1,Ilmu Pengetahuan,90,Imam Nawawi,1,Imlek,2,indonesa emas,1,indonesia,6,info beasiswa,4,info kos ngaliyan,1,Informasi,1,Informasi Kampus,13,Informasi Umum,12,inspiratif,1,internasional,6,islam,2,isra' mi'raj,2,Iwan Fals,1,jawa timur,1,Jerat Hukuman,1,judul skripsi terbaik,6,Jurang Asmara,3,Kahlil Gibran,2,Kajian,3,kalam fuhum,1,Kapitalis,1,Kasus Birokrasi,1,Keagamaan,74,Kebahagiaan,3,kebaya,2,kebudayaan,7,kecantikan,1,kecelakaan,1,kecerdasan,2,Kedokteran,1,kekerasan seksual,2,kekerasan seksual anak,1,kemanusiaan,2,kemerdekaan,3,kerja,2,kesadaran,8,Kesaktian Pancasila,1,Kesehatan,28,KI Hajar Dewantara,1,KIP-K,7,Kitab Allah,1,kkl,12,KKN,23,KKN Internasional,1,KKN Nusantara,1,Klarifikasi,2,kompre,1,Komunikasi,3,konten vidio,1,kopi,1,Korean Wave,1,korelasi,1,Korelasi 2023,3,Korupsi dosen,1,kos,1,kru IDEA,1,ksr,1,KTT G20,3,KUHP,1,Kuliah,12,Kuliah luar negeri,4,Kuliah Online,21,Kuliah tatap muka,2,kuliner,1,kupi,1,kurban,3,Lahan Parkir,3,leaders declaration,1,liburan,2,lifestyle,1,Literasi,3,Logo HSN 2022,1,lukisan,1,Lulus Cepat,13,ma'had,9,maba 2023,6,maba2022,3,Machiavelli,1,Mahasiswa,663,mahasiswa baru,18,Mahasiswa Meninggal,1,makna hidup,1,makna kembang api,1,Maksiat hati,1,Malaysia,1,mana 2024,1,Masa Jabatan,1,Masjid Kapal,1,Maulid Nabi,1,media sosial,2,Membaca cepat,1,Mendikbud,1,mengingat,1,mental,2,Menulis,1,menwa,1,metaverse,1,modernitas,1,motivasi,8,Muhammad,6,Muhammad Iqbal,1,Munaqosah,2,Musik,1,Nabi Muhammad,7,nasional,26,Nasionalisme,1,natal,1,New Normal,18,Ngaliyan,8,Oase,403,Olahraga,2,omnibus law,1,Opini,257,opini mahasiswa,22,ORKM,2,ormawa,2,orsenik,28,outfit,2,pameran isai,1,pancasila,2,Pandemi,5,PBAK,29,PBAK 2022,5,pbak 2023,14,PBAK 2024,7,Pedagogi,1,pelatihan,1,pelecehan seksual,1,peluang,1,Pemalsuan,5,Pembayaran UKT,2,Pemilu 2024,3,pemuda,3,Pendidikan,18,penemuan ular,1,pengembangan diri,7,Penjara,1,Penyair,1,Penyesuaian UKT 2022,3,perang ukraina,1,Perempuan,7,peringatan harlah NU,1,pernikahan dini,1,perpustakaan,5,Pertemanan,1,Pidana,1,Plagiasi Rektor,1,Planetarium UIN Walisongo,1,PMB,10,politik,5,pondok pesantren,4,pormawa,1,Post-truth,1,Potret Berita,11,potret wisuda,5,ppb,7,praktikum,1,Pramoedya Ananta Toer,1,presidensi,1,Prestasi,2,profesi,2,Program Mahasiswa Internasional,2,Psikologi,36,Puasa,9,Puasa Ramadan,45,Puisi,160,Quotes,1,qurban,1,ramadhan 2023,9,Ramadhan 2024,1,Rasulullah,1,recriutment,2,recruitment,4,refrensi,1,regulasi,1,rektor,7,Resensi,22,Resensi Buku,21,Resensi Film,30,revolusi industri,1,Riset,5,SAA,1,Sahabat,2,Sampah Juras,2,santri Ma'had,4,Sastra,124,Second Sex,1,sedekah,1,sejarah,1,sema,5,Semarang,182,sempro,2,Shalawat,1,Sidang,2,Sistem akademik,1,SK Jabatan 6 Bulan,1,SK Wajib Mahad,11,skill,1,Skripsi,18,sky,1,socrates,2,sosial,2,Sosok,2,stoic,1,Student Mobility,1,sufisme,2,sukses,3,sumpah pemuda,2,Surat Pembaca,9,tafsir,6,Tafsir Misbah,1,Tafsir Surah Fatihah,2,Tahun baru,3,Taman Entrepreneur FEBI,1,TandaTangan,4,tasawuf,2,Taubat,1,teater,8,Teknologi,43,teladan,1,Thailand,1,tips,4,Toefl-Imka,23,tokoh,1,Toxic,1,TP,2,tranformasi energi,1,Tugas Akhir,16,UHN,2,UIN Walisongo,782,UIN Walisongo Semarang,46,ujm,2,UKM,12,ukt,35,UKT 2024,6,UKT tinggi,2,ular piton,1,upz,1,video,2,Wajib mahad,6,wali camaba,2,wali wisuda,5,Walisongo Center,2,wanita,1,William Shakespeare,1,Wisuda,112,wisuda 2022,15,wisuda 2023,6,wisuda 2024,16,wisuda offline,5,wisudawan terbaik,33,Writer's block,1,Zodiak,3,zoom meeting,1,Zuhud,1,
ltr
item
IDEApers: Ancaman Demokrasi “Deliberatif” Indonesia; Membaca Agama dan Negara di Indonesia Melalui Habermas
Ancaman Demokrasi “Deliberatif” Indonesia; Membaca Agama dan Negara di Indonesia Melalui Habermas
Agama hidup dalam diri pemeluknya sekaligus di ruang publik kehidupan sosial dan bernegara. Karena kedekatan itu, sebagian pemeluk agama menginginkan aturan agama harus berlakukan dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam sistem pemerintahan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaVCz4YrA5CXgV1F4DcTouh1TNP3_YnPLfQuh_n8G7KsxzD-H3MWekC24ZqxnlL6vEJKwfGqo5whgrLDkmO4_9k1t0D46MtlDcx46tNm_IBPjmAi7JDAOyU__ih6lq-pxCjAzvLRlpLrrz/s1600/Ancaman+Demokrasi+%25E2%2580%259CDeleberatif%25E2%2580%259D+Indonesia%253B+Membaca+Agama+dan+Negara+di+Indonesia+Melaui+Habermas..jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaVCz4YrA5CXgV1F4DcTouh1TNP3_YnPLfQuh_n8G7KsxzD-H3MWekC24ZqxnlL6vEJKwfGqo5whgrLDkmO4_9k1t0D46MtlDcx46tNm_IBPjmAi7JDAOyU__ih6lq-pxCjAzvLRlpLrrz/s72-c/Ancaman+Demokrasi+%25E2%2580%259CDeleberatif%25E2%2580%259D+Indonesia%253B+Membaca+Agama+dan+Negara+di+Indonesia+Melaui+Habermas..jpg
IDEApers
http://www.ideapers.com/2018/11/ancaman-demokrasi-deleberatif-indonesia-membaca-agama-dan-negara-di-indonesia-melalui-habermas.html
http://www.ideapers.com/
http://www.ideapers.com/
http://www.ideapers.com/2018/11/ancaman-demokrasi-deleberatif-indonesia-membaca-agama-dan-negara-di-indonesia-melalui-habermas.html
true
2845694181721974662
UTF-8
Lihat Semua Tidak Ditemukan LIHAT SEMUA Baca Balas Batalkan Komentar Hapus Oleh Beranda HALAMAN BERITA Lihat Semua BERITA TERKAIT RUBRIK ARSIP SEARCH SEMUA BERITA Tidak ditemukan Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ minutes ago 1 jam lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 minggu lalu Followers Follow KONTEN INI PREMIUM Share sebelum membuka Salin semua kode Pilih semua kode Semua kode telah disalin. Tidak bisa disalin