![]() |
Dokumentasi: Internet |
Jelang penghujung tahun 2017 ini, para produsen film seakan menghujani kita dengan sederet rilisan film horor yang menuntut ditonton. Tidak terkecuali film Pengabdi Setan arahan sutradara Joko Anwar.
Sejatinya, film ini merupakan reboot dari film Pengabdi Setan tahun 1980. Meski begitu, Joko Anwar menyuguhkan konsep berbeda dalam film tersebut.
Jika film Pengabdi Setan tahun 1980 lebih menyorot tentang sebuah keluarga yang mudah disusupi dan diganggu kekuatan hitam lantaran jauh dari Tuhan, Alih-alih produk khotbah, film Pengabdi Setan 2017 sengaja mengabaikan hal tersebut dan menggantinya dengan cerita kultus bertema kesuburan.
Keputusan Joko Anwar yang terkesan seperti mengkhianati karya orisinalnya ini tampak jika ia ingin mengembangkan cerita tanpa harus terikat dengan karya asli.
Cerita langsung dibuka dengan menampilkan masalah finansial sebuah keluarga lantaran kehabisan uang untuk biaya pengobatan Ibu (Ayu Laksmi) yang sudah sakit keras sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya, Ibu adalah seorang penyanyi terkenal. Atas sebab itulah, Bapak (Bront Palarae) meminta tolong Rini (Tara Basro), anak sulungnya, agar pergi ke kota untuk menagih uang royalti dari perusahaan rekaman yang menaungi Ibu, dengan harapan mampu meringankan beban finansial mereka. Namun kenyataan tidak sesuai harapan, perusahaan rekaman tersebut menolak permintaan Rini lantaran karir Ibu yang sudah meredup.
Penyakit yang begitu parah membuat Ibu tidak mampu menggerakkan tubuh dan hanya membuatnya berbaring lemah di atas tempat tidur. Untuk memanggil dan meminta bantuan pun, Ibu harus membunyikan lonceng.
Di suatu malam, Rini mendengar suara lonceng berbunyi. Refleks, ia pun menuju kamar Ibu. Di sana, ia mendapati Ibu tengah berdiri terpaku menghadap jendela kamar. Rini yang tak menduga jika Ibu telah mampu bangkit itu menepuk pundaknya pelan. Namun, yang terjadi, Ibu malah terjatuh di lantai dan akhirnya mengembuskan napas terakhir secara misterius.
Persoalan belum berakhir pasca kematian Ibu, keluarga mereka masih terbelit hutang. Hanya Bapak satu-satunya anggota keluarga yang bekerja, maka ia pun memutuskan untuk pergi ke kota mencari pekerjaan demi menebus hutang mereka. Rini dan Toni (Endy Arfian) diamanati Bapak untuk menjaga kedua adiknya, Bondi (Nasar Annuz) dan Ian (M. Adhiyat), serta nenek mereka (Elly D. Luthan).
Namun, kematian Ibu ternyata jadi awal teror keluarga mereka. Ibu yang telah meninggal secara misterius itu kembali pulang, menebar ketakutan di tengah keluarga mereka untuk menjemput salah satu dari keempat anaknya.
Standar Baru Film Horor Indonesia
Atmosfer mencekam yang terbentuk sejak di prolog cerita membuat ketegangan film ini begitu terasa, bahkan sebelum kita mengetahui plot cerita secara keseluruhan. Desain produksinya pun cukup merepresentasikan keadaan di tahun 1980, didukung pengambilan sinematografi yang mengesankan. Tidak mengherankan jika Imdb memberikan peringkat 8.2/10 untuk film Pengabdi Setan ini.
Di film ini, Joko Anwar menunjukkan bahwa ia memiliki banyak amunisi untuk memberikan trik ilusi horor terbaik. Meski tampak jika pilihan referensinya banyak mengadopsi karya film horor dari barat. Namun, keterbukaannya terhadap kemungkinan pengembangan plot cerita pantas diapresiasi. Setidaknya, film ini mampu membuka standar baru film horor Indonesia yang jarang memperhatikan plot dalam cerita.
Meski begitu, banyak pihak menyayangkan terjadinya perombakan plot dalam film yang telah memborong 13 nominasi piala citra ini. Topik kultus bertema kesuburan yang diangkat malah menjadikan konflik internal keluarga yang menjadi latar belakang cerita jadi kabur. Di samping itu, ketidakturutan logika membuat plot twist yang disuguhkan pun terkesan seperti 'ralat' dalam cerita. [Sophero]
KOMENTAR