
Semarang, IDEApers.com - Bedah buku "Jihad Nahdlatul Ulama Melawan Korupsi" yang diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa Universitas (DEMA) UIN Walisongo dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini bertujuan untuk mengingatkan tentang potensi civitas UIN Walisongo menjadi kampus santri. Hal ini diungkapkan Afit Khomsani, Ketua DEMA UIN Walisongo.
"Kampus dengan sumber daya manusia yang berlatar belakang pondok pesantren di UIN Walisongo sangat banyak," ungkapnya ketika diwawancarai kru IDEApers, Senin (22/05/17).
Ia menambahkan, dengan adanya acara tersebut, mahasiswa UIN Walisongo diharapkan bisa menjadi mahasiswa yang berintegritas dengan moral, akhlak, dan etikanya.
"Pelajaran moral, akhlak dan etika sebagai Mahasiswa-Santri diharapkan mampu menjadikan mahasiswa UIN Walisongo menjadi lebih berintegritas," tambahnya.
Ananda, peserta dalam bedah buku tersebut mengatakan dirinya sangat tertarik dengan acara bedah buku tersebut karena ada KPK dan Nahdlatul 'Ulamanya. "Buku ini sangat menarik dan saya ingin mengetahuinya lebih dalam," ujar mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan itu.
Di akhir acara, Afit mengatakan panitia membagi buku yang telah dibedah secara cuma-cuma. Namun jumlah peserta yang melebihi kuota, mengakibatkan tidak semua peserta yang hadir mendapatkan buku tersebut.
"Kuota buku yang hanya 100, tidak bisa didapatkan semua peserta yang hadir di acara tersebut karena pesertanya membeludak," ungkapnya. [Rep. Zein/Red. Alan]
KOMENTAR