"Tidak ada yang tetap kecuali perubahan" Heraclitus, seorang filsuf Yunani mengungkapkan demikian.
Telah kita ketahui bersama bahwa belakangan ini dunia begitu cepat perubahannya, terutama di zaman yang semakin dikenal dengan "Cyberspace". Perubahan-perubahan yang terjadi memiliki bawaan yakni sebuah konklusi atas anggapan pemenuhan kebutuhan manusia, yang dulunya sulit menjadi lebih memudahkan, buruk menjadi lebih baik, dan banyak lagi. Perubahan tersebut, yang ketika dikemudian hari malah mendapat hal atau hasil yang sebaliknya (negative result), demikianlah sebenarnya sebuah akibat dari proses/ijtihad perubahan yang berjalan di luar visi yang diharapkan sebelumnya.
Di era internet atau Cyberspace seperti saat ini, seakan pula ialah sebuah mimpi yang telah lama dinantikan. Orang-orang menjadi memiliki ruang baru berupa kemudahan atas hal yang dulunya dianggap sulit, kemudahan atas informasi yang meningkatkan kualitas sumber daya yang dulunya dianggap terbelakang, kemudahan mengenal dan menggunakan perangkat-perangkat modern yang sebelumnya dianggap hal yang menakutkan.
Banyak juga orang yang menganggap bahwa perubahan semacam ini ialah sebuah pembodohan dan hegemoni kebudayaan oleh asing yang berusaha menjajah kita. Dan jika melihat kenyataan yang terjadi, anggapan tersebut kian paradoks dan sirna karena masyarakat kita seolah condong mengakaui pentingnya perubahan semacam ini. Mereka yang sebelumnya kontra pada hal ini, belakangan telah entah dengan sadar atau tidak, juga menikmati perubahan tersebut dengan ikut andil dalam praktik berteknologi, khususnya berinternet.
Ketika melihat zaman radio, orang-orang hanya memiliki ruang auditori saja, kemudian mendambakan medium berupa visual yang kemudian adalah Televisi yang langsung menyingkirkan tipe auditori menjadi audio visual secara masal. Dalam kebudayaan, sosial, kemasyarakatan, politik, jurnaslisme, media, desa, kota dan lain sebagainya pun sama, banyak sekali yang bergeser menjadi sebuah perubahan. Perubahan dalam bentuk maupun esensi di dalamnya.
Yang pasti, saat hari silih berganti, apa yang ada pun ikut berubah. Heraclitus juga mengatakan bahwa kita tidak bisa masuk dua kali ke dalam sungai yang sama. Maksudnya di sebuah sungai tersebut, siapapun tidak bisa memasukkan aliran air yang sama.
Ada tiga hal tentang manusia dan perubahan yang mestinya selalu disadari. Pertama, Berfikir. Dalam mengarungi sungai kehidupan, manusia diberi ruang berfikir untuk terus hidup. Terkadang berfikir terlalu positif malah membuat kita mudah untuk dibodohi, namun jika berfikiran sinis adalah juga tidak semestinya dalam hidup. Sinis menolak proses. Maka berfikir skeptis menjadi jalan tengah agar lebih bijak dalam menilai apa yang terjadi serta perubahannya.
Kedua, Bertindak. Melakukan sesuatu bukanlah hal mudah karena ketika salah langkah hasil yang didapatkan pun bisa melukai, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Mempertimbangkan sebelum bertidak agar lebih bijak dalam melangkah adalah kunci. Serta penting untuk selalu mempertimbangkan hal-hal esensial seperti nilai, moral, visi dan lainnya.
Ketiga adalah Anak Zaman. Setelah mengetahui bahwa kita tidak dapat mengembalikan waktu, sebagai manusia yang hadir berselimut zaman, kita pun semestinya tidak menutup diri dari segala perubahan zaman yang terjadi. Namun bagaimana memaknai dan memanfaatkan zaman tersebut dengan sepantasnya, sebagai manusia.
Kekhawatiran, kecemasan, kekecewaan atas perubahan yang tidak diinginkan begitu wajar adanya. Namun semua kembali pada bagaimana cara menatap sebuah proses. Dan lagi, di era Cyberspace seperti sekarang, menentang atau menolak suatu perubahan tidaklah semudah seperti yang dibayangkan dan dirapatkan karena semua bergantung pada algoritma.
Ketika kita menyadari sebagai anak zaman itu sendiri dan tidak dapat menolak perubahan, masihkah kita akan berniat dan melangkahkan kaki untuk tetap hidup ataukah kita akan memilih gantung diri di sebuah tali bernama Zaman? Bagaiamanakah dengan perubahan yang terjadi di sekitar kita? Tampaknya lagu "Rubah" Iwan Fals menarik untuk diaransemen liriknya. -ka-
KOMENTAR