Ilustrasi: Seorang mahasiswi sedang mengajar di salah satu desa tempat KKN |
1. Cinta Lokasi
KKN yang menuntut mahasiswa selalu bareng-bareng dengan teman satu posko, ternyata bikin mas dan mbak KKN pada cinlok. Gimana enggak? Setiap hari pasti ketemu, pas bangun tidur ketemu, mau makan ketemu, bahkan mau cuci piring aja nih, masih sempat ketemu. (jomblowan dan jomblowati bahagia banget nih).
Awalnya cuma ngobrol biasa seputar KKN, minta nomer HP, sering chatingan, ternyata nyambung dan bikin nyaman. Akhirnya keluar bareng deh, alasanya sih cuma mau nyari angin, padahal mau ngedate. Tak lama kemudian adek-kakakan, lalu pacaran deh. (mas mbak KKN yang udah punya gebetan, hati-hati, ya, jaga hatinya, kuatkan imannya).
2. Disayang Pak Lurah
Sering ikut kegiatan masyarakat di kampung bikin mbak dan mas KKN disayang pak lurah. Apalagi sering mengimami salat, memimpin dzibaan, dan ngeramein kampung dengan acara yang bisa meningkatkan kemampuan masyarakat. Bisa jadi kalau pak lurahnya punya anak, nanti dijodohin sama mas atau mbak KKN. So, jangan males-malesan pas KKN, ya.
3. Keluarga Baru
Berada di kampung orang selama sebulan lebih membuat mbak dan mas KKN sudah merasa seperti di rumah sendiri. Apalagi kalau masyarakatnya ramah-ramah, bikin kamu betah di tempat KKN dan gak mau balik kampus. Jadi, sering-sering silaturahmi sama masyarakat kampung, ya, mbak dan mas KKN, biar berada keluarga barunya semakin nyaman.
4. Warga Mengira Mahasiswa KKN adalah Malaikat
Mbak dan mas yang mau KKN bisa mempesiapkan skill dalam bidang apapun. Terutama agama. Masyarakat yang dijadikan tempat KKN itu enggak mau tahu, namanya mahasiswa, ya bisa segalanya. Enggak peduli jurursan apa, yang penting mahasiswa bisa segalanya dan akan menjadi malaikat pencerah buat mereka. Nah, buat mas dan mbak KKN persiapkan, ya, daripada menyesal di akhir loh.
5. Selfie, Upload Instagram dengan #KKN
Awal KKN, beranda Instagram udah mulai penuh sama foto-foto mbak dan mas yang lagi KKN. Tak lupa hastag KKN (#KKN) menjadi pelengkap wajib setiap foto yang diupload. Mau makan foto, mau minum foto, bahkan mau pake sandal aja nih harus foto dulu. Luar biasa, bukan. Makanya jangan heran kalau pas KKN kuota kalian boros tingkat dewa.
6. Safari KKN
Enggak lengkap rasanya kalau ada KKN tapi tak ada safari. Ya, disafariin teman-teman, pacar, atau bahkan mantan menjadi agenda yang pasti akan kamu rasakan pas KKN nanti. Selalu sedia makanan, dan aneka jajanan aja buat nyambut mereka. (siap-siap patungan, ya. Apalagi yang temennya banyak). Semangat, ya, mbak dan mas KKN.
7. Berantem di Posko
Tiap kepala selalu punya cara yang berbeda. Mungkin inilah yang membuat mas dan mbak KKN kadang cek-cok enggak jelas atau bahkan berantem di posko. Kadang masalah sepele seperti buang sampah bisa jadi masalah besar. Ketika temen kamu ada yang sukanya bersih-bersih sedang yang lain malah membuat kotor dan buang sampah sembarang, bisa saja menjadi konflik. maka jauhkanlah tipikal orang yang berlawanan semacam ini semampu yang kamu bisa. Kalau tidak, posko kamu bakalan rame karena ada yang adu jotos di posko.
8. Beberapa Program Tidak Jalan
Awal pembuatan program KKN kadang mbak dan mas masih pada semangat sehingga bikin program yang seabreg-abreg untuk kampung yang mereka singgahi. Padahal, mereka enggak tahu kalau semangat itu kayak iman, kadang naik kadang turun. Selang beberapa minggu semangat kamu mulai habis. Akhirnya program seabreg yang kamu bikin enggak jalan dan tak terlaksana. Jadi, bikin program jangan muluk-muluk, ya.
9. Mie Instan Jadi Makanan Favorit
Bisa dibayangkan kerja sampai sore, habis maghrib ngelesin anak-anak warga, setelah itu malamnya rapat evaluasi. Luar biasa banget kan jadwalnya. Jadwal yang padat bikin mbak dan mas KKN malas nyari makan. Kalau lapar dadakan dan jatah makan posko belum ada mie instan menjadi teman setia pengganjal perut. Apalagi kalau jajan di luar mahal, mie instan adalah solusi tepat buat ngirit pas KKN (jangan lupa persiapan mie yang banyak, ya, mas dan mbak KKN).
10. Jarang Ganti Baju
Acara KKN kadang mengharuskan mbak dan masnya jarang ganti seragam, apalagi seragamnya cuma satu atau dua. Kalau hanya bau badan dan tidak terlalu kotor masih bisa disiasati dengan parfum (cowo kreatif biasanya bawa Freshcare sebagai pengganti parfum). Kalau punya dana banyak, bikin seragam yang banyak juga, biar sering ganti baju, ya.
11. Nangis Saat Perpisahan
Perpisahan sebenarnya biasa saja, tapi ketika pas perpisahan ada kumpul bareng di rumahnya pak lurah, siap-siap tisu yang banyak aja, ya. Karena apa, kadang pak lurah suka bikin suasana di dalam rumahnya menjadi luar biasa sedih dengan membuat anggota keluarga atau bahkan pak lurannya sendiri nangis. Setelah itu karena kebawa suasana, kamu enggak bakalan sadar kalau ikut nangis-nangis juga bareng mereka. [Mae]
KOMENTAR