![]() |
Aksi teaterikal Metafisis memperingati hari Kartini |
Semarang, IDEApers.com
– Kartini terpasung tali di pinggangnya. Dua orang laki-laki dan dua orang
perempuan memegang ujung tali yang mengikat wanita itu. Kartini terus meronta,
berusaha melepaskan diri dari ikatan yang membelenggunya.
Namun keempat pemegang tali tidak
membiarkannya terlepas, mereka tetap menjaganya tetap berada dalam belenggu
ikatan. Kartini tetap berusaha melawan, hingga dua orang pemegang tali kandas
dan menyisakan dua lainnya.
Meskipun pengikatnya telah
berkurang, Kartini masih belum bisa lepas dari ikatannya. Ia pun memegang tali
yang mengikatnya, menatap satu persatu kedua orang yang masih mengikatnya. “Habis
gelap terbitlah terang. Tapi jangan pernah lupa bahwa terang selalu melalaikan.
Hingga kini semua yang telah aku perjuangkan, mulai dilupakan,” pesan terakhir
Kartini sebelum ia tumbang.
Dua orang pria datang membawa
sehelai kain putih, dan menutupkannya kepada jasad Kartini. Mereka berdua
kemudian berputar mengelilingi jasad Kartini, sambil menaburkan bunga. Kartini
telah tiada.
Itulah aksi teaterikal yang
dibawakan oleh Teater Metafisis, untuk memperingati hari Kartini Kamis
(21/04/16). Mughits Suvviy, salah satu warga Metafisis menyatakan bahwa aksi
ini merupakan sebiuah gambaran dari kondisi wanita saat ini. “Wanita saat ini
memiliki banyak ikatan, entah itu berupa agama, kebudayaan, maupun kodratnya
sendiri sebagai seorang wanita,” ungkap Mughits.
Sosok Kartini, lanjut Mughits,
adalah seorang wanita yang mampu membedakan mana ikatan yang harus dilepas dan
mana ikatan yang harusnya dipertahankan. Menurutnya, orang –orang zaman
sekarang mulai salah dalam memahami pemikiran Kartini. Menggunakan alasan
keseteraan gender, mereka menuntut kebebasan yang sebebas-bebasnya.
“Padahal Kartini tidak seperti
itu. Sebagai tokoh emansipasi, Kartini masih tetap menjadi seorang wanita.
Adakalanya ia menolak ikatan tertentu, dan adakalanya ia menerima sebuah ikatan,”
jelas Mughits. Setelah adanya aksi teaterikal ini, Mughits berharap agar para
wanita mampu membedakan ikatan yang harus dilepaskan dan dipertahankan. [Lee]
KOMENTAR