Jika ada dosen favorit, pastinya
ada pula dosen yang kurang difavoritkan, bahkan dianggap killer. Hasil
jajak pendapat oleh Litbang IDEA menunjukkan bahwa Suparman Syukur memperoleh presentase sebanyak 27.6%
untuk kategori ini. Disusul oleh Nidhomun Niam dengan presentase sebesar 18.4%.
Kemudian Asmoro Ahmadi mendapakan presentase sebanyak 16.1%, dan Yusuf Suyono
sebesar 12.6%. Di tempat terakhir ada Darori Amin dengan presentase sebanyak
9.2%, sementara itu sebanyak 16.1% responden tidak menjawab.
Penilaian mahasiswa terhadap dosen
yang dianggap killer bukan tanpa alasan. 9.2% responden menilai bahwa
dosen-dosen tersebut tidak ramah dan suka memarahi mahasiswa. Ada pula jawaban
yang menyatakan bahwa dosen di atas dianggap killer karena tidak demokratis,
tidak mau menerima pendapat atau kritikan mahasiswa. Hal tersebut dinyatakan
oleh 21.8% responden.
Di samping itu 16.1% responden
memberikan penilaian di luar pilihan jawaban yang diberikan. Ada yang menilai
bahwa dosen tersebut dianggap killer karena tidak memberikan toleransi terhadap
keterlambatan, selalu membandingkan golongan-golongan tertentu, bahkan dianggap
sering mem-bully mahasiswa. Sisanya, sebanyak 52.9% mahasiswa tidak menjawab.
Jajak pendapat ini tidak
dimaksudkan untuk menunjukkan kelebihan dan kelemahan dari dosen. Namun sebagai
media bagi mahasiswa untuk menyalurkan aspirasinya, terkait kelangsungan
belajar-mengajar dalam perkuliahan. Selain itu, juga berfungsi sebagai bahan
evalusi dosen untuk memperbaiki dan meningkatkan metode pengajaran yang telah
mereka terapkan. Sehingga diharapkan akan terciptanya hubungan timbal balik
yang harmonis antara dosen dan mahasiswa. [Litbang IDEA]
KOMENTAR