![]() |
Sigit Susanto (berkaos ungu) berfoto bersama peserta Kemah Sastra II |
Dalam suasana malam yang dingin, Sigit menerangkan bahwa Kafka diceritakan sebagai orang yang selalu rapuh di hadapan ayahnya. Ia menganggap ayahnya adalah seorang diktator, sang ayah sering mempermalukannya di hadapan banyak orang. Ayahnya pun tak pernah peduli dengan rengekan manja Kafka ketika ia masih bocah.
Sigit mencontohkan, suatu malam Kafka merengek kehausan. Namun sang ayah justru membopong Kafka ke luar rumah dan meninggalkannya terkunci sendirian di teras rumah. Perlakuan itu sangat kontras dengan senyum indah dan lambaian ayahnya di depan pintu kamar ketika Kafka terbaring sakit. “Saat itu aku menangis bahagia, dan sekarang pun aku menangis lagi saat menuliskannya,” ucap Sigit, seolah-olah dia adalah Kafka.
Lebih lanjut Sigit menjelaskan bahwa Kafka berada dalam kondisi yang ambivalen. Dia mencintai sekaligus membenci ayahnya dalam waktu yang bersamaan. Itulah yang membuatnya menulis surat-surat yang ditujukan kepada ayahnya, ketika ia berusia 36 tahun.
Surat-surat tersebut, tambah Sigit, berisi protes Kafka pada sang ayah, yang mencakup empat hal. Pertama, bentuk pengajaran sang ayah saat Kafka masih bocah. Kedua, perlakuan ayahnya yang kasar pada pembantu di rumahnya. Ketiga, ajaran agama Yahudi khas ayahnya. Terakhir, gagalnya pertunangan Kafka.
Hampir Sama dengan Kondisi Orde Baru
Menurut Sigit, cerita Kafka mirip dengan pemerintahan Soeharto. Banyak rakyat yang merasa ketakutan, namun mereka masih mampu meluapkan kritik mereka dengan ekspresi. “Meskipun tidak protes secara frontal, namun dalam keadaan lemah mereka tetap bisa mengungkapkan hal yang mengganjal dalam pikiran,” nilai pria asli Boja, Kendal tersebut.
Sigit mengaku proses penerjemahan novel Surat untuk Ayah ini sangat rumit. Kafka menggunakan Struktur kalimat yang sangat kompleks dengan sintaksis yang bertumpuk. “Pembaca Jerman sendiri pun turut mengakui kerumitannya. Untungnya, dalam penerjemahan ini saya dibantu oleh istri yang berasal dari Swiss,” pungkasnya. [Isma]
KOMENTAR