Semarang-IDEAPers.com-Rabu (21/05), Audit 2 kampus 3 IAIN Walisongo Semarang dipadati ratusan peserta Seminar Kebangsaan
dengan tema “Menggagas Pemimpin Indonesia: Pemimpin Agama Pancasila”. Acara yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Ushuludin (BEM-FU) dan bekerja sama dengan Jemaat Ahmadiyah
Indonesia (JAI) tersebut menghadirkan KH. Salahuddin Wahid (Pengasuh Pondok pesantren
Tebu Ireng Jombang) sebagai pembicara utama, Abdul Basith (Ketua Ahmadiyah
Indonesia) yang diwakili oleh Zulfikar Ahmad, dan David Herman Jaya (Ketua Wali
Umat Budha Indonsia Jawa Tengah) yang diwakili oleh Widyanto Candra.
Seminar
ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan perdana Barongsai Jateng. Peserta selain dari kalangan mahasiswa juga dihadiri
pemerhati sosial, pengamat kepercayaan, dan masyarakat umum.
Ahmad Muqsith,
selaku ketua BEM-FU menjelaskan bahwa seminar ini bertujuan sebagai refleksi
pemilihan presiden (Pilpres) mendatang. “Menyambut Pemilihan presiden, maka saya rasa perlu
adanya refleksi untuk memilih pemimpin yang tepat. Gus Shalah cukup
representatif dan layak untuk memberi gambaran tentang Pilpres mendatang dari
sudut pandang agama,” terangnya.
KH. Salahuddin Wahid
selaku narasumber utama menjelaskan dalam makalahnya, bahwa pemimpin Indonesia
mendatang, terlebih dahulu harus memahami dan menghayati HAM. Tanpa perhatian, pemahaman, dan pemihakan
yang nyata terhadap nilai-nilai HAM yang ditunjukkan oleh sang pemimpin, maka
akan sulit bagi kita untuk berharap. Jika pemimpin sudah memahami, menghayati,
dan punya prioritas tinggi untuk melindungi HAM, tentu dibutuhkan tindakan
nyata atau aplikasi langsung oleh pemimpin.
Ia juga menambahkan, "Pemimpin kita nanti haruslah orang yang bisa membumikan pancasila," pungkas adik Gus Dur di akhir presentasinya.
Zulfikar
Ahmad sepakat dengan materi yang disampaikan oleh Gus Sholah. Lebih lanjut
Zulfikar menjelaskan bahwa untuk menjadikan Indonesia lebih baik maka kita
harus menghilangkan korupsi dan narkotika dari Indonesia. “Memang hal tersebut sulit terwujud, namun kita harus
tetap berusaha dengan menjaga diri dan masyarakat sekitar serta tidak lupa
berdoa pada Allah” paparnya.
Menambahi
juga Widyanto Candra, menurutnya, untuk memilih pemimpin yang ideal bagi Indonesia,
dibutuhkan pemimpin yang
bijaksana. Indonesia adalah Negara yang besar dan majemuk, jadi diperlukan
pemimpin yang dapat menerima dan berusaha menyelesaikan masalah bangsa dengan
bijak. (Imam Muslim- IDEA)
KOMENTAR