![]() |
doc. Imam |
Ideapers – Forum diskusi perdana angkatan 2013 Fakultas Ushuluddin IAIN
Walisongo, yang diikuti mahasiswa Aqidah Filsafat (AF), Tafsir Hadis (TH),
Perbandingan Agama (PA), dan Tasawuf Psikoterapi (TP). Acara yang bertempat di
Taman Jati Fakultas Tarbiyah tersebut, mengambil tema “Hadis Maudhu’” dengan
pemateri Iin Sholihin (TH) dan beberapa pemateri yang diambil dari
masing-masing jurusan. (23/05)
Dalam pemaparan
Rubiantoro (TH) selaku ketua angkatan menjelaskan bahwa acara tersebut sebagai
upaya integritas atau mempererat tali persahabatan dan persaudaraan angkatan
2013. Dia menambahkan dengan acara seperti itu, diharapkan mampu memberikan
tambahan motivasi bagi temen-temen agar kedepannya mampu menjaga kekompakan.
“Dengan acara seperti
ini, diharapkan tali silaturrakhim selalu dijaga dan kedepannya angkatan 2013
mampu memberikan sumbangsih kepada dirinya sendiri maupun fakultas.” Ungkapnya.
Iin sholihin selaku
pemateri menjelaskan materi terkait “Hadis Maudhu’”, dia menjelaskan bahwa yang
namanya Hadis Maudhu’ itu bukan berasal dari Nabi, tapi dinisbatkan kepada
Nabi. Dan tidak bisa dikatakan sebagai Hadis, namun karena untuk membedakan
mana Hadis Shahih dan Maudhu’, maka digolongkan kedalam Hadis.
“Hadis Maudhu’adalah
Hadis palsu yang dinisbatkan kepada Nabi, tapi pada dasarnya bukan berasal dari
Nabi.” Terangnya.
Dia menambahkan bahwa
Hadis Maudhu’ boleh digunakan atau diamalkan dalam arti meningkatkan amal baik
manusia, akan tetapi tidak bisa dijadikan sebagai Hujjah (sumber hukum-red)
perbuatan tersebut.
“Hadis Maudhu’ bisa
diamalkan untuk meningkatkan amal baik, namun yang tidak boleh adalah
menjadikannya sebagi dasar hukum.” Tambahnya.
Ali (TH) menambahkan
bahwa dalam proses penelitain atau menguji keshahihan sebuah Hadis, harus
melewati proses panjang sebelum mengetahui hadis itu Shahih atau Maudhu’.
“Kita bisa tahu sebuah
hadis dikatakan Maudhu’, ketika sudah meneliti dengan melawati proses panjang.”
Ungkapnya. (Imam/IDEA)
KOMENTAR