Pekalongan-IDEAPers.com-Minggu (30/3), Pagi itu, anak-anak komunitas Taman Baca
Cerdas (TBC) terlihat senang dan ceria. Tampak raut wajah mereka yang
polos, khas wajah anak pedesaan. Tanpa menghiraukan terik matahari yang semakin
panas.
Mereka tetap khusyuk menyimak apa yang disampaikan oleh Estanu wijaya, salah
seorang kru buletin el-MANHAJ
Fakultas Ushuluddin (FU) IAIN Walisongo Semarang saat mengisi acara “Ngaji Alam”. Disamping memberikan
materi, Estanu juga menghibur mereka dengan beryanyi bersama. Salah
satu lagu milik band ternama pun
dialihbahasakan ke bahasa Arab. Kegiatan yang bertempat di
lapangan desa Harjosari pukul
08.00 WIB juga dihadiri oleh Asep Saefullah, kepala TK Rifa’iyah Pekalongan, relawan Rumah Baca Pintar (RBP) Kranji, dan
rombongan mahasiswa STAIN Pekalongan.
“Potensi dan bakat anak-anak ini mendorong saya untuk selalu ingin
menemani dalam setiap
kegiatan. Umur mereka rata-rata di bawah lima belas tahun,
sehingga perlu perhatian lebih dalam mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka,” jelas Sholihin Asror, pembimbing komunitas
TBC.
Ahfsi Hani, siswi Taman Pendidikan al-Quran (TPQ)
Tarbiyatul Banat Wal Banin, mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut. “Saya bisa menambah ilmu tentang alam dan pentingnya
menjaga alam. Setiap pertemuan, saya dan teman-teman diberi tugas untuk membuat
puisi, seni rupa atau seni terapan, karya tulis ilmiah, dan masakan,”
jelasnya.
Hal senada juga diutarakan Luthfiatul Fauziyah, siswi kelas 8
SMP. Ia mengaku gembira bisa kumpul dengan teman-temanya. “Kalau di rumah paling menonton tv dan smsan. Di sini, kami membuat karya seni terapan dari barang-barang bekas,” ujarnya malu-malu saat diwawancari
IDEAPers.
Kegiatan tersebut semakin meriah saat Asep Saifullah
membacakan salah satu puisi hasil karya anak-anak TBC. “Satu pohon di sekitar kita bertanggung jawab
atas oksigen untuk 10
orang, jadi menebang satu pohon, sama halnya menebas 10 kepala manusia,” pungkasnya mengakhiri penjelasan puisi. (Iin-IDEA)
KOMENTAR