Setelah ditelusuri, ditemukan adanya pembengkakan anggaran sebesar 540.000 dari anggraran 837.000 menjadi 1.377.000. Anggaran tersebut digunakan untuk pembuatan slayer peserta ORSENIK September lalu.
Didampingi ketua Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) Abdul Rosyid dan divisi PPSDM BEM Ushuluddin Umi Daris Salamah, presiden BEM Nila Farchati Firdaus memaparkan dengan tegas isi LPJ yang dibuatnya di hadapan puluhan peserta audensi, yang terdiri PJ lomba dan Senat Mahasiswa Fakultas (SMF). Rapat audensi tersebut dalam rangka menindak lanjuti surat tuntutan audensi transparansi dana yang dilayangkan oleh aliansi PJ lomba ORSENIK beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Nila menjelaskan bahwa harga slayer 5.100/buah. Sesuai dengan nominal yang terdapat dalam LPJ, anggaran pembuatan slayer senilai 1.377.000 rupiah, diperoleh dari kalkulasi 5.100 rupiah dikalikan 270 menyesuaikan dengan jumlah mahasiswa baru Ushuluddin tahun 2013.
Setelah di telusuri, Bongor sebagai tangan kedua yang bertanggung jawab atas harga slayer kepada pihak pembuat mengaku, anggaran slayer hanya 3.100/buah. Di depan forum mahasiswa fakultas Tarbiyah dan Keguruan itu menjelaskan, semula harga slayer 2.100. Karena pertimbangan tertentu ia menaikkan harga menjadi 3.100.
Berdasarkan kalkulasi bersama puluhan PJ yang hadir, anggaran pembuatan slayer sebesar 837.000 rupiah. Sisanya, sebesar 540.000 rupiah tidak dijelaskankan dalam laporan. Setelah dikalkulasi secara detail ditemukan, pembengkakan anggaran sebesar 2 ribu rupiah per slayer.
Atas permasalahan ini Nila mengaku, dana tersebut masih di pegang dirinya. Ia menjelaskan, dana dari hasil pembengkakan anggaran tersebut sebenarnya akan dialokasikan untuk anggaran OPAK party.
“Dana itu akan saya alokasikan untuk OPAK party” aku mahasiswa jurusan Akidah dan Filsafat itu disambut senyum sinis beberapa peserta audensi.
Menanggapi masalah ini dekan Ushuluddin Nasihun Amin mengatakan, pihaknya akan menunggu laporan masuk untuk dikaji lebih lanjut melalui Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Kerjasama.
“Untuk bertindak, kita adalah istitusi yang harus didasarkan pada laporan dan data-data, bukan sekedar asumsi,” ungkap Nasihun.
Ia mengakatan, jika pihak yang bersangkutan terbukti bersalah maka akan dihukum sesuai dengan kode etik mahasiswa yang sudah ditetapkan di bagian kemahasiswaan.
Nasihun belum bisa berkomentar banyak mengenai detail hukuman yang diberikan kepada pihak yang telah menyalahgunakan wewenang.
Mundur dari BEM
Beberapa peserta audiensi mendunga, bahwa selain penggelapan anggaran dana slayer Nila telah melakukan pembohongan dengan LPJ tersebut. Salah satu PJ paskibra yang saat itu, Firman meminta penggunaan dana dijelaskan secara transparan dan jujur sebelum semuanya terbongkar.
Menanggapi hal tersebut Nila mengatakan bahwa dalam LPJ yang terbagi dalam tiga bagian itu riil dan telah sesuai dengan kenyataan. Ia berjanji di depan forum, jika sampai terbukti memanipulasi anggaran lagi, jabatan presiden akan menjadi taruhan.
“Saya akan turun dari jabatan BEM kalau terbukti saya bersalah (lagi-red)” ujarnya disaksikan puluhan PJ dan sebagian menteri BEM [Sael/Ivo/IDEA]
KOMENTAR