![]() |
Hasil tangkapan layar gelar S.Ars pada prodi ISAI sebelum dirubah menjadi S.Hum (Doc. HMJ ISAI) |
Semarang, IDEAPERS.COM - UIN Walisongo Semarang menulis gelar Prodi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam (ISAI) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) di website dengan Sarjana Arsitektur (S.Ars) bukan Sarjana Humaniora (S.Hum).
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) ISAI, Nur Yusril Muhammad membenarkan hal ini. Ia menyebut, kekeliruan ini menjadi pembohongan bagi calon mahasiswa baru yang tertarik dengan jurusan ISAI.
"Di website UIN, ketika dipencet prodi ISAI tertulis gelarnya S.Ars. Tapi pas wisuda mendapatkan gelar S.Hum. Teman-teman lainnya juga merasa tertipu. Kemungkinan sudah lama tertera S.Ars mungkin 2020 an," tuturnya saat diwawancarai melalui telepon pada Selasa (18/03/25).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Erika, mahasiswi ISAI angkatan 2021. Erika mengungkapkan, website UIN Walisongo tertera bergelar S.Ars. Sehingga lanjut dia, bagi calon mahasiswa baru akan mengira lulusan ISAI bergelar S.Ars.
"Kalo dari awal masuk setauku di kasih tau S.Hum. Cuma di website UIN itu S.Ars. Jadinya buat maba yang daftar pengin masuk ISAI pasti mikirnya gelarnya ya S.Ars," ungkapnya saat diwawancarai ideapers.com melalui WhatsApp, Selasa (18/03/25).
Begitu pula disampaikan oleh Lala, mahasiswa ISAI angkatan 2019. Awalnya ia juga mengira, lulusan ISAI bergelar S.Ars. Disisi lain persoalan gelar S.Hum menurut Lala, sebenarnya sudah diusahakan menjadi S.Ars sejak angkatan 2019.
"Kalo terkait gelar si sebenernya dari angkatan pertama ISAI udah dibahas dan di usahakan. Aku awal-awal juga taunya gelarnya S.Ars. Tapi ya mau gimana lagi yaa udah nyemplung akhirnya berenang sekalian," tegasnya melalui WhatsApp pada Senin, (17/03/25).
Baca Juga: Alami Penurunan, Ini Jumlah Peminat Prodi di FUHum 5 Tahun Terakhir
Selanjutnya, penulisan gelar di website UIN Walisongo, ujar Yusril, berubah setelah HMJ dan mahasiswa ISAI melakukan desakan kejelasan gelar di depan rektorat setelah prosesi wisuda bulan Februari 2025, meskipun pada saat itu, lanjut Yusril, tidak ditemui oleh pihak birokrasi satupun.
"Tiba-tiba aja udah diubah website-nya. Nah, justru teman-teman ISAI itu penginnya gitu. Website itu jujur-jujuran aja gitu loh, jangan bohong gitu. Kasian angkatan-angkatan muda yang merasa dibohongi gitu." cetusnya.
Meskipun sudah ada perubahan titel di website UIN Walsiongo, Yusril menjelaskan akan tetap memperjuang pengajuan perubahan gelar ISAI menjadi S.Ars bersama-sama. Selama proses tersebut berjalan, Ia ingin tidak ada pembohongan informasi dari pihak UIN Walisongo kepada calon mahasiswa baru.
"Dan tetap kita berharap gelar kita berubah menjadi S.Ars. Itu tetap kita harapkan gitu," katanya.
Adapun Kepala Prodi (Kaprodi) ISAI, Zainul Adzfar tidak menampik bahwa gerakan mahasiswa terkait perubahan gelar, memberikan dampak positif bagi prodi ISAI.
“Gerakan mahasiswa ini justru sangat membantu kami, karena adanya pengawalan yang intensif dari mereka membuat proses ini lebih terbuka dan cepat diproses,” ujarnya saat diwawancarai ideapers.com di Gedung ISAI, Rabu (19/03/25).
Zainul Adzfar juga merespon, tindakan HMJ dan mahasiswa ISAI yang menginginkan kejelasan gelar di website menjadi cara efektif menyuarakan pendapat.
“Jika tidak ada gerakan mahasiswa ini, mungkin informasi mengenai gelar yang salah di website akan terus berlanjut,” pungkasnya.
[Rep. David/Red. Ayu]
KOMENTAR