Diketahui, pada Senin sore (25/11/24) ratusan mahasiswa bersama warga menggelar aksi demo, hal tersebut bentuk protes dan penyuaraan tuntutan terhadap pihak yang berwenang dalam pengaturan lalu lintas.
Aksi yang digelar di atas jembatan tol Semarang-Batang tersebut juga dihadiri oleh pihak jajaran Kepolisian Ngaliyan, untuk menindak tegas pengemudi truk yang melanggar di luar jam operasional 23.00-04.00 WIB.
Berdasarkan pantauan Tim IDEAPERS.COM di lapangan, aksi demo yang dimulai pukul 16.30 WIB sampai 18.30 terdapat 9 truk masih bebas beroperasi. Bahkan pihak Kepolisian tidak segan-segan memberi sanksi tegas kepada pengemudi berupa tilang.
Baca Juga: Pasca kecelakaan Maut, Mahasiswa UIN Walisongo Bersatu dengan Warga Ngaliyan Sidak Truk Nakal
Salah satu mahasiswa IAT (Ilmu Al-Qur'an Tafsir), Roby, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sopir truk tronton yang masih berlalu-lalang pada jam sibuk.
Ia menyayangkan hal tersebut, lataran ketika pagi hingga sore hari banyak mahasiswa dan terutama para pekerja yang memadati jalan raya.
"Kesal sih kesan pertama saya, kok bisa kayak gini? padahal mereka kemarin tahu (red: ada kecelakaan maut). Pasti informasi sudah menyebar, masa mereka tidak mengindahkan berita itu,"ucap Roby pada Kru IDEAPERS.COM, Senin (25/11/24).
Baca Juga: Kecelakaan Maut: Truck Bermuatan Aki sebabkan 2 Orang Meninggal
Kekhawatiran banyaknya truk muatan besar yang masih melintas juga diarasakan oleh warga lokal bernama Iwan. Sebagai pungguna jalan, dirinya merasa tidak aman ketika melewati jalan raya. Hal tersebut dikarenakan laka lalu lintas sering terjadi di area tanjakan khususnya di Silayur.
"Ya khawatir kalau ada truk dari atas. Kalau dari bawah sih bagi saya enggak masalah. Karena muatanya terlalu berat (red: kalau dari atas), kalau nge-rem jadi blong," ungkap Iwan saat ditemui di lokasi aksi, Senin (25/11/24).
Baca Juga: Jalan Turunan Silayur Kembali Berduka, Korban Berjatuhan
Iwan berharap pada pihak kepolisian, sebagai badan penegak hukum agar tidak hanya memberikan himbauan, namun dapat memberi sanksi yang tegas kepada pengemudi truk yang melanggar aturan jam operasional.
"Kalau himbauan saja ya siapa saja boleh melanggar. Jadi untuk kedepan dinas-dinas harus tegas lagi. Apalagi polisi juga harus sering-sering jaga dan turun langsung di jalan,"kata dia.
Ungkapan senada juga disampaikan oleh Roby. Menurutnya, pihak berwenang harusnya lebih tegas dalam menegakkan peraturan lalu lintas yang sudah tertera dalam undang-undang. Hal itu, sampaikan oleh Roby karena landskap daerah Ngaliyan yang banyak turunan serta tanjakan.
"Karena melihat daerah Ngaliyan ini dengan proposisi yang banyak itukan (red: tanjakan dan turunan). Apalagi dengan banyaknya jumlah mahasiswa," pungkasnya.
(Rep. Erliyana H/Red. Yogi Zidan)
*) Ikuti Update-an terbaru kami langsung dari ponselmu. Bergabung melalui saluran WhatsApp IDEAPERS.COM klik link berikut ini https://whatsapp.com/channel/0029VaIGd9Q8V0tsJ58rsF3Q
KOMENTAR