![]() |
Foto Acara Workshop Berjudul Transformasi Kepemimpinan di Era Digitalisasi di Aula gedung Q, FUHum, pada Rabu (02/10/24). |
Semarang, IDEAPERS.COM- Sekretaris Kalam Fuhum dan Wakil Ketua III baznas kota Semarang, Nur Fuad mengatakan penting memiliki sikap kepemimpinan yang menekankan etika digital. Hal tersebut disampaikannya saat acara workshop bertajuk "Transformasi Kepemimpinan di Era Digitalisasi" yang diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (DEMA FUHUM) Universitas Negeri Islam (UIN) Walisongo Semarang di Aula gedung Q, FUHum, pada Rabu (02/10/24).
Secara umum, workshop ini membahas tentang pengaruh digitalisasi terhadap karakter kepemimpinan di era saat ini. Namun tidak berhenti disana, Fuad juga membahas terkait strategi menjadi seorang pemimpin di era digital. Menurutnya, penting mencermati perubahan yang terjadi disekitar untuk menciptakan inovasi kepemimpinan suatu organisasi.
"Kita perlu mencermati terjadinya perubahan kalau tidak inovatif, ya tadi maka proses untuk relevan itu menjadi fitrah tergantung yang dialami hari ini," ujar Fuad.
Menurutnya perlu melibatkan digitalisasi leadership dalam organisasi guna menunjang aktivitas di dalamnya. Fuad mengatakan hal ini berguna untuk menciptakan karakter digitalisasi leadership yang inovatif, kolaboratif, adaptif, transformatif dan data driven serta menjawab tantangan yang harus dihadapi seperti perubahan teknologi yang cepat. Hal ini untuk menjawab kesulitan mengambil keputusan, permasalahan yang sering dijumpai pada generasi Z.
"Salah satu masalah di era digital itu adalah kesulitan mengambil keputusan. Sehingga perlu diterapkan digitalisasi leadership yang lebih inovatif, kolaboratif, adaptif, transformatif dan data Driven untuk membantu memimpin jalannya organisasi," ujar wakil ketua III baznas kota Semarang itu.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kemudahan yang dihasilkan oleh teknologi saat ini sangat bermanfaat, terutama untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Meskipun demikian, ia menambahkan perlu mengimbangi perkembangan tersebut dengan kemampuan menganalisis data yang sudah diperoleh.
"Misalkan berdasarkan data dimana keputusan yang kita ambil itu jadi lebih relate dengan apa yang disebutkan. Nah, sekarang dengan keberadaan teknologi lebih mudah kalau kita pandai membaca analisis data," kata Fuad.
Selain itu, ia menyampaikan sebagai pemimpin di era digital, generasi Z perlu memahami kete rampilan yang dimiliki oleh setiap anggotanya.
"Kalau targetnya mahasiswa, itu bener ga yang dibutuhkan mahasiswa sekarang belajar soal kepemimpinan atau mereka lebih suka belajar menari, atau lainnya," ujar Fuad saat menyampaikan materi dalam acara tersebut.
Leadership Digitalisasi
Fuad juga menyampaikan, kondisi perkembangan teknologi saat ini menuntut gen Z untuk selalu update terhadap setiap informasi. Kendati demikian, dia mengatakan hal ini belum dibarengi dengan pemahaman gen Z tentang dunia digital.
"Kurangnya pemahaman tentang pentingnya etika digital, salah satunya diakibatkan karena tekanan untuk selalu up-to-date dengan teknologi baru, menyebabkan gangguan dan distraksi teknologi," ungkap Fuad.
Ia mengatakan tantangan tersebut perlu dihadapi dengan menentukan visi yang jelas pada setiap anggota organisasi. Selain itu, perlu adanya penyesuaian visi yang akan dicapai dengan jelas sehingga bisa dilakukan secara praktis dan dapat diterapkan digitalisasi leadership dalam organisasi.
"Dalam mengadapi tantangan ini kita harus memiliki visi yang jelas dan strategi digital, fokus pada pengembangan talenta, pengambilan keputusan yang adil dan responsif serta transformasi budaya," jelasnya.
Disisi lain, Wakil Dekan III FUHum menyampaikan terkait perkembangan teknologi saat ini. Ia mengatakan bahwa dengan adanya teknologi saat ini mempermudah aktivitas manusia.
"Dunia sekarang ini adalah dunia surga bagi kalian tentunya yang menggunakan hp untuk meningkatkan kualitas diri," ujar Sukendar.
Selanjutnya, Sukendar juga mengatakan, tantangan generasi sekarang berasal dari rasa malas dari diri sendiri.
"Musuh paling berat dalam hidup itu ya dirimu sendiri yang membuatmu malas ya dirimu sendiri. Jadi dikatakan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupmu adalah pilihanmu termasuk dalam memimpin diri sendiri ke arah yang lebih baik," jelas WD III FUHum.
Terakhir, ia mengatakan seorang pemimpin tidak bisa memerintahkan sesuatu kepada orang lain yang dia sendiri saja tidak paham. Jadi memimpin juga perlu menunjukan aksi.
"Leadership itu apa, Leader itu knows the way, goes the way, and shows the way. pertama tau visi, tau tujuan, tau apa yang akan dilakukan," pungkas Sukendar. [Rep. Evita Juniawati/Red. Zaqia Ulfa]
KOMENTAR