Seorang penderita kolestrol biasanya ditandai dengan leher tegang, namun benarkah setiap orang yang menalami leher tegang dapat didiaknosis terjangkit kolestrol tinggi?
Dilansir dari detikHealth, Dokter spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan menerangkan jika leher yang tegang belum bisa menjadi tanda kolesterol tinggi. "Tidak, leher tegang bukan berarti kolesterol naik. Kita harus cek kadar kolesterol di laboratorium untuk mengetahui nilainya,Bahkan, kolesterol tinggi sering kali tidak bergejala," ucap dr Rudy, Selasa (27/6/2023).
Melansir Liputan6.com gejala kolestrol tinggi ditandai dengan gangguan pencernaan, nyeri sekitar dada dan lengan, sakit kepala, mudah lelah, nyeri di bagian kaki, bercak kuning dibawah kelopak mata, hingga tengkuk merasa pegal.
Guna mencegah kolesterol naik ketika makan daging kurban, dr Rudy menerangkan beberapa cara yang untuk mencegahya.Seperti mengurangi jumlah konsumsi daging, memperhatikan proses pengolahan yang lebih sehat, hingga anjuran untuk berolahraga.
Lantas, bagaimana cara mengolah dan menyantap daging kurban dengan aman?
Supaya kolesterol tidak naik saat Iduladha, cara mengolah daging kurban perlu diperhatikan. Salah satunya dengan tidak menggunakan santan pada olahan daging yang anda masak.
Dilansir dari Liputan6.com ada berbagai olahan daging sapi dan kambing tanpa santan yang mudah untuk dibuat. Seperti sup daging sapi, daging bumbu kecap, daging sapi lada hitam, empal gepuk, dan lainnya. Daging kambing dan sapi juga bisa dijadikan sate yang nikmat. Namun, proses membakarnya harus diperhatikan agar sate tetap sehat. Jangan memanggang terlalu kering atau gosong.
Atau panggang dengan wajan atau panggangan listrik. Selain itu, jika ingin menggorengnya, pilihlah minyak sehat seperti minyak zaitun untuk menggantikan mentega dan minyak goreng.Selain cara pengolahannya, bagian daging sapi juga menentukan kandungan lemaknya. Karena ada beberapa bagian daging yang kandungan lemaknya tinggi.
Contohnya sandung lamur atau bagian iga. Pilih bagian daging sapi has atau lulur dalam atau lulur luar yang tak berlemak. Walaupun sedikit hambar tetapi lemaknya hampir tidak ada. Diolah dengan cara ditumis atau diungkep dengan bumbu bisa perkaya rasanya.
Ahli gizi masyarakat, dr Tan Shot Yen, menjelaskan bahwa konsumsi daging kurban diperbolehkan untuk siapa saja, asal tetap bijak dalam mengonsumsinya dan tidak berlebihan. dr Tan juga menyarankan sebaiknya masyarakat mengolah daging kurban menggunakan bumbu nusantara yang kaya akan rempah. Menurutnya, selain memberikan aroma, rempah-rempah yang dipakai juga kaya akan antioksidan yang baik bagi tubuh.
[Andra Yudhistira H]
KOMENTAR