Angkat Isu Sosial, Teater Metafisis Gelar Pentas Produksi Bertajuk 'Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan'

Penampilan yang Bertajuk 'Anjing-anjing Meyerbu Kuburan' Oleh Teater Metafisis di Auditorium I Kampus 1, pada Kamis (14/06/24)

Semarang, IDEAPERS.COM - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Metafisis Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) menggelar pentas produksi bertajuk 'Anjing-anjing menyerbu kuburan' dengan mengangkat isu sosial.

Pentas produksi yang dilaksanakana di Aditorium I UIN Walisongo dihadiri oleh sekitar 200 penonton, mulai dari mahasiswa UIN Walisongo hingga mahasiswa sekitar semarang lainnya juga turut hadir menyaksikan pementasan, pada Kamis malam (14/06/24). 

Ketua pantia pentas produksi, Reza Dwi Ariyani, mengatakan bahwa pemilihan judul serta naskahnya mengapdosi dari cerpennya Kunto Wijoyo, lanjut, menurut reza pentas produksi bertajuk 'Anjing-anjing menyerbu kuburan' menggambarkan mengenai kondisi sosial dan ekonomi.

"Untuk judul kita sama ke cerpennya Kunto Wijoyo juga anjing-anjing menyerbu kuburan," tuturnya pada saat diwawancarai oleh kru ideapers.com di gedung Auditorium I.

"Untuk pementasan kali ini lebih ke melakukan apapun untuk mencapai hal yang dituju, itu tercipta dalam tokohnya Darmaji yang dia tergolong kurang mampu," jelasnya.

Salah satu penonton, Arcas, mahasiswa asal Universitas Diponegoro (UNDIP), mengungkapkan sangat puas dengan penampilan teater metafisis, selain itu, ditambah desain ruangan yang terlihat seperti realistis.

"Bagus, effort banget karena di luarnya juga sudah persiapan banget, sudah ada bau kuburan habis itu lightingnya juga bagus settingnya effort banget sampek pake tanah," ungkap Arcas.

Antusias itu juga dirasakan oleh, Kheisa, ia juga sangat terpukau dengan adegan dimenit-menit akhir, menurutnya desain interior panggung juga menambah kesan nyata.

"Aktor tadi itu yang dari belakang itu keren, biar kita kaget gitu loh, terus tempatnya sama detail-detailnya itu kaya diperhatiin banget sih," ujar mahasiswa undip itu.

Sebagai lurah Metafisis, Naufal Hardiyansah, mengatakan untuk mempersiapkan pementasan ini membutuhkan waktu sekitar 5 bulan, hal tersebut digunakan untuk pengemblengan mental aktor.

"Kalau persiapan dari nol itu dari Februari tapi ditengah-tengah ada perubahan struktur sutradara sehingga diganti ke sutradara yang baru ini sudah satu setengah bulanan," terang Naufal.

Selain itu, Naufal juga menyampaikan, menurutnya, tema yang diangkat mengandung tindakan moral berlebihan yang terjadi di masyarakat akhir-akhir ini.

"kita tarik ke teorinya Nietzsche tentang kebenaran subjektif bahwa orang yang menghalalkan segala cara, mungkin mereka menyakini bahwa itu benar karena dia hanya berbicara kebenaran subjektif," pungkasnya.

[Rep. Erli, Shohib/Red. Z]