-Ilustrasi AI (Sumber: iStock) |
Era society 5.0 merupakan tanda kemajuan manusia modern, di mana segala hal itu dipermudah oleh teknologi yang semakin canggih, kecanggihan itu memunculkan produk kecerdasan yaitu artificial intelegent. Yang mana kecerdasan buatan tersebut mampu menawarkan kemudahan di kehidupan sekarang.
Era sekarang dituntut untuk segalanya serba cepat. Hal itupun membuat pekerjaan menjadi cepat terselesaikan dan bisa untuk melakukan produktivitas yang lain. Seperti membantu membuat ide konten, membantu jalannya pendidikan di kelas.
Di sisi lain, dengan segala tuntutan pekerjaan yang semakin cepat. Beberapa ahli mengatakan bahwa AI sendiri dapat memunculkan dampak apabila penggunanya tidak bisa membedakan dimensi realitas dan AI, antara lain menimbulkan daya berpikir kritis serta kesadaran akan lingkunganya.
Dalam hal ini merupakan suatu ketahanan di mana kehidupan sekarang dipenuhi oleh AI. Meskipun hal-hal yang mungkin terjadi, dengan kecepatan dan kemudahan AI manusia masih tetap menggunakan kemampuan nalarnya begitupun dengan berpikir kritis.
AI dan Kemampuan Berpikir Kritis
Trend kecerdasan buatan di masyarakat sekarang masih menjadi topik yang diperbincangkan, disisi lain kehadiranya sangat membantu menyelesaikan pekerjaan manusia, AI juga memberikan keuntungan dari setiap penggunanya.
Dalam berbagai kecanggihan teknologi yang sekarang, penggunaan AI paling tidak mampu untuk mengantisipasi hal-hal yang membuat kecanduan, meskipun AI sekarang mampu menjawab berbagai pertanyaan dengan informasi yang ada.
Sehingga tantangan sekarang di era AI, manusia dituntut untuk tetap berpikir menggunakan akalnya, dalam hal menentukan keputusan semestinya tidak mengandalkan terhadap AI. Begitupun dengan pembentukan pengetahuan, hal yang dapat terjadi ketika sudah kecanduan dalam menggunkana AI skill berpikir kritis dapat berkurang.
Di sisi lain perlu diingat bahwa, apa yang ada dalam AI sendiri merupakan bukan sebuah jawaban yang pasti, terkadang AI juga bisa memberikan informasi yang kurang tepat kepada penggunanya. Atau konteks pertanyaan yang diajukan.
Apabila manusia sudah kebergantungan dengan AI, maka akan memunculkan problem tersendiri baik ketika mengambil keputusan maupun membentuk sebuah pengetahuan, dengan demikian manusia sudah tidak bisa hidup menggunakan akal budinya.
Sehingga memiliki penalaran yang kritis sebelum mengambil keputusan yang lebih dalam penggunaan AI diperlukan. Tidak secara langsung meyakini bahwa apa yang disampaikan AI seratus persen benar, harus dikaji kembali, memilah-milah materi yang tersedia.
[Dyah Ayu]
KOMENTAR