Kegiatan bersih-bersih menjelang Imlek di Klenteng Tay Kek Sie Semarang, pada Minggu (04/02/24) . (Foto. Erliyana Handayanisa) |
Di siang hari menjelang perayaan Tahun Baru Umat Tionghoa, suasana di Klenteng Tay Kek Sie Semarang, pada Minggu (04/02/24) nampak ramai oleh para pengurus klenteng yang sedang mempersiapkan perayaan Imlek 2575 Kongzili.
Para pengurus klenteng dari kalangan remaja hingga orang tua bergotong royong membersihkan tempat peribadatan, mencuci patung dewa-dewa hingga mengganti sesajen yang berupa makanan, buah-buahan hingga minuman.
Namun perayaan Imlek tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, lantaran berbarengan dengan momen Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Begitupun dengan perayaan Imlek di Kelenteng Tay Kek Sie yang digelar lebih sederhana, tanpa adanya hiburan seperti barongsai ataupun penyalaan kembang api.
Di sela-sela kesibukannya mempersiapkan Imlek, Kepala Operasional Klenteng Tay Kek Sie, Andrea Wahyudi mengatakan jika perayaan Imlek tahun ini hanya akan ada acara ritual ibadah saja. Karena bertepatan dengan pesta demokrasi, kata Andrea, pihaknya menghormati pemerintah sekaligus menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Malah justru tahun ini kita rayakan Imlek dengan lebih sederhana bahwa tahun ini tahun pemilu. Maka kita adakan sederhana untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan," kata Andre saat ditemui oleh Kru IDEAPERS.COM di klenteng Tay Kek Sie pada Minggu (04/02/24).
Rumah Ibadah Tiga Agama
Momen ibadah di Klenteng Tay Kek Sie menjelang perayaan Imlek pada Minggu (04/02/24). (Foto. Erliyana Handayanisa) |
Meskipun tengah disibukkan dengan persiapan Imlek, beberapa jemaah masih berdatangan ke klenteng untuk melaksanakan ibadah. Terlihat satu keluarga dengan khusyuk dan hikmat sembahyang dan berdoa dari satu dewa ke dewa lainnya.
Klenteng yang terletak di Gang Lombok nomor 62 ini, menjadi salah satu klenteng terbesar di Semarang lantaran memiliki banyak dewata. Tuan rumah klenteng bermana Dewi Kwan Iem Po Sat atau Yang Mulia Dewi Welas Asih.Selain itu, Klenteng Tay Kek Sie juga menjadi salah satu Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) di Semarang. Tempat ibadah yang bukan hanya diperutukkan untuk umat Konghuchu saja, melainkan untuk umat Tao dan Budha.
Klenteng ini memiliki bangunan megah yang didominasi warna merah dan desain arsitektur khas Tiongkok. Di halaman utama Klenteng terdapat replika Laksamana Cheng Ho berukuran besar disertai replika sumur. Kemudian bagian atap klenteng yang berwarna hijau tua dihiasi patung naga berwarna hijau muda .
Klenteng ini memiliki tiga ruang peribadatan, di bagian tengah untuk tempat ibadah umat Budha, sebelah kiri Konghucu dan ruang sebelah kanan untuk keyakinan Tao.
Pemeluk keyakinan Budha bernama Minarto menjelaskan, tiga kepercayaan tersebut mempunyai lima pegangan dasar yang hampir sama dan saling berkaitan.
"Karena ada kemiripan ketiganya, di Budha pancasila, Tao 5 segmen. Konghucu ada 5 apa itu saya lupa," kata Minarto saat ditanya di dalam kelenteng Tay Kek Sie pada Minggu (04/02/24).
Begitupun dengan perayaan Imlek, kata Minarto, ritual peribadatan bisa diikuti oleh seluruh jamaah Klenteng Tay Kek Sie. Sementara Andrea berharap meskipun perayaan Imlek digelar secara sederhana bisa membawa berkah bagi seluruh umat manusia.
"Imlek itu kan tahun baru ya, pergantian tahun baru kita sambut. Penuh harapan yang baik-baik tentunya dan harapannya lebih baik dari tahun sebelumnya," harap Andrea. [Rep. Ayu Sugiarti/Red. Zidan]
KOMENTAR