(Doc. ideapers.com/Rifky) |
Mukhsin mengungkapkan artikel ilmiah juga perlu mempertimbangkan tantangan zaman yang sedang memasuki era AI. Katanya, hal itu juga berkaitan dengan stabilitas kurikulum akademik kampus.
"Sekarang kan muncul tantangan baru artificial intelligence, kurikulum sekarang belum memuat itu, kita harus mengadopsi itu, nantinya agar mahasiswa adaptif terhadap riset lapangannya," katanya ketika didatangi kru IDEAPERS.COM di kantornya, pada Jumat (24/11/23).
"Bagaimana caranya kita mencantumkan pola kerjasamanya, pola artikel, pola secara ilmiah, bagaimana itu caranya, jika keabsahan kepenulisan secara ilmiah (bisa) minta bantuan artificial intelligence lah. Itu nanti bagaimana, untuk sekarang cocok ya," jelasnya.
Sehingga, pihaknya berupaya mengembangkan perencanaan TA artikel ilmiah dalam evaluasi kurikulum akademik UIN Walisongo untuk 2024 mendatang. Di mana, katanya, pesatnya perkembangan AI turut menjadi pertimbangan dalam evaluasi tersebut.
Baca Juga : 5 Tugas Akhir Non Skripsi di UIN Walisongo, Apa Saja?
"Lah itu bagus, bagaimana bisa karya ilmiah itu bisa diterima secara akademik, lah itu mungkin saya kira bisa menjadi pertimbangan sebagai salah satu masukan dari rekonstruksi kurikulum itu," terangnya.
Sebagai informasi, TA artikel ilmiah atau karya tulis ilmiah terdiri dari hasil kajian suatu kebijakan, permasalahan masyarakat, karya/produk, teknologi, atau seni dengan riset maupun review literatur yang disusun sesuai tamplate jurnal ilmiah.
Berdasarkan Keputusan Rektor No. 524 tahun 2021 tentang TA, tertulis bahwa syarat artikel ilmiah sebagai pengganti skripsi tersebut minimal sudah dipublikasi di jurnal ilmiah nasional sinta 3.
Di sisi lain, ia mengakui memilih artikel ilmiah sebagai TA mahasiswa harus melalui proses publikasi jurnal yang cukup rumit. Namun demikian, menurutnya, pilihan tersebut dapat menjadi wadah baru dalam kepenulisan mahasiswa.
"Tapi sekali lagi itu (menulis artikel jurnal) harus dilakukan karena kita membuka ruang untuk teman-teman yang mau menulis, pinter-pinter yang mau mencari batu lompatan berupa mengerjakan tugas akhir non skripsi yang rumit gitu, Ya silakan saja, itu lebih bagus," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan jenis TA artikel ilmiah lebih menekankan proses kajian riset. Di mana, proses itu juga dapat diterapkan dalam jenis TA non skripsi lainnya, yakni menerbitkan buku ber-ISBN.
"Yang penting apa? Di situ ada proses pembelajaran berupa pengkajian, pengkajian itu bisa dalam bentuk riset atau bentuk modul," pungkasnya. [Rep. LW/Red. Riska]
KOMENTAR