Terra Fletus
Oleh: Juli
Untuk: Bumi
Jauh dibawah senja matahari antek antek sindikat ternama yang tidak asing lagi ditelinga masyarakat Papua Barat, tengah berkumpul di dalam ruangan 5 x 5 yang penuh dengan kehiruk pikukan karena kehilangan seorang gadis tahanannya. Mereka berdesakan memandangi sesosok pria gagah di depannya. Seketika cercaan demi cercaan muncul dari balik kebulan asap cerutu Gurkha Black Dragon yang dihisap oleh bos sindikat yang ditakuti bawahannya.
“Goblok… Bajingan kalian semua, bagaimana bisa kalian kehilangan Terra?”
“maaf bos, lusa yang lalu ia hilang secara misterius dari kurungannya. Sepertinya ia telah diculik makhluk ghaib bos”
“Saya tidak peduli, mau dia hilang secara misterius ataupun tidak. Yang Namanya hilang yasudah hilang, itu karena kalian tidak becus menjalankan tugas ini”
“Asal kalian tau, dia adalah ujung tombak dalam bisnis kita ini. Saya tidak peduli intinya kalian harus mendapatkan wanita cantik itu malam ini juga ! Tengah malam nanti akan diadakan pertemuan besar-besaran dengan mitra bisnis kita”
“Baik bos, kita akan mencarinya”
Gemuruh hujan terdengar dari atas permukaan tanah membuat suasana di basecamp Scelestua Group itu menjadi semakin mencekam. Seketika itu seluruh anggota SG itu pun segera bergerak untuk mencari Terra di seluruh penjuru Papua Barat. Seluruh anggota SG keluar dari basecampnya bagaikan kerumunan semut yang ricuh karena kepalang basah diguyur hujan lebat. Mereka membagi menjadi dua tim pencari. Tim pertama mencari ke kawasan terpencil dan tim satunya mencari di perkotaan.
Di sisi lain basecamp Guntur selaku pimpinan divisi perdagangan didalam sindikat ini menyiapkan seluruh barang yang akan diperdagangkan di pertemuan besar nanti.
“Kalian semua angkut barang yang masih ada di kontener dan bawa ke basecamp”
“Siap pak Guntur!”
Dibawah derasnya hujan seluruh bawahan Guntur berlalu lalang mengangkut barang-barang dari kontener jauh masuk kebawah tanah.
***
Hari beranjak dari senjanya dengan cepat menuju tengah malam menunjukkan pertemuan antar sindikat dari Jepang, Finlandia, Amerika Serikat, Perancis dan Korsel itu akan dimulai.
“thank you all for your presence tonight, in this meeting we will see the items that I have prepared for you all that you must have been looking forward to.”
“Okay” dengan iringan tepuk tangan dari para sindikat luar itu.
“Why don't we start from now?”
“Alright, now you can follow me”
Melewati lorong-lorong yang tampak mewah menuju gudang yang besar Bos sindikat Scelestua Group itu menuntun para mitra bisnisnya untuk melihat barang-barang yang akan dijualnya.
Sedangkan diatas permukaan tanah. Hujan masih mengguyur bumi menemani tim pencari Terra yang masih belum menemukan keberadaan gadis cantik itu.
“Bul, pikirmu kemana wanita cantik itu pergi? Berjam-jam sudah kita mengelilingi daerah terpencil ini padahal pertama kali kita menemukan terra di kawasan ini Bul.”
“Pikirku ia telah diculik makhluk halus Jod”
“Ngawur kalian, tetaplah fokus dalam pencarian ini jika tidak ingin dihabisi oleh bos”
Seketika itu juga seluruh tim pencari di kawasan Raja Ampat itu memandang Kibul dengan pandangan heran karena terdengar musik Ost opening salah satu anime ternama dari saku celananya Kibul yang ternyata itu nada dering dari hp-nya.
“Bul kibul, selain penakut kamu juga wibu ya”
“Sutt.. diam semua! Ini ada panggilan dari tim pencari di ibukota”
“Gawat bul..gawatt..”
Dari tim pencari menemukan kota Manokwari dibanjiri genangan darah di sepanjang jalan, dan darah itu tertuju pada seorang gadis yang wajahnya tak lagi berbentuk dan rambut kepala yang sudah tidak lagi berada ditempatnya.
“Gawat gimana maksudmu Paul, ngomong tuh yang jelas jangan setengah setengah”
“Terra bukan lagi Terra bul”
“Gimana maksudmu? Maksudmu dia sudah menjadi hantu?”
“Lebih dari itu bul, rambutnya yang indah itu kini telah gundul persis seperti hutan yang kita gunduli dan wajah nya yang ayu itu terpancur darah segar dari balik kelupasan kulit wajahnya persis seperti ketika kita menggali minyak Bul”
“Astaga bagaimana dia bisa seperti itu? Apakah dia dilukai makhluk halus?”
“Lalu bagaimana keadannya sekarang”
“Saat ini ia sedang terkapar di tengah jalan, dugaanku ia hanya pingsan karena kehabisan darah Bul”
“Yasudah cepat sana bawa ke markas, karena pertemuan bos kita sudah dimulai satu jam yang lalu”
Kondisi setengah jam di markas Scelestua Group sebelum ditemukannya Terra. Disana telah terjadi kesepakatan jual-beli barang antar sindikat tersebut.
"Deal?"
"Agreed, later the money will be taken care of by my subordinates"
"Alright, the goods will be exported according to the specified date"
"Thank you very much, it's a pleasure doing business with you."
“Oh iya Vir” Salah satu sindikat yang berasal dari Jepang memanggil Bos SG
"In all the time I've been looking at the many things you have, but I haven't found what you told me about"
"Where is that very beautiful and sexy woman you told us about?"
Di penghujung kesepakatan jual-beli Sindikat dari Jepang itu menanyakan keberadaan Wanita yang sangat cantik dan seksi seperti yang pernah diceritakan oleh Vir alias bos dari sindikat Scelestua Group. Vir pun teringat kalau Wanita yang dimaksud itu adalah Terra dan itu pun sedang dalam pencarian oleh anggotanya.
Mukanya memucat panik karena sampai detik ini ia belum mendapatkan informasi dari bawahannya yang mencari Terra.
“ AHH.. Goblokk, anak buah tidak bisa diandalkan sampai detik ini mereka masih belum dapat menemukan satu Wanita itu saja” kali ini Cercaan itu tidak muncul dari kebulan asap cerutunya, melainkan hanya terdengar oleh suara hatinya Vir itu Sendiri.
"Vir, why are you daydreaming, quickly answer my question."
Sindikat Jepang itu menyela lamunan Vir yang tengah marah didalam dirinya karena anak buahnya yang tidak dapat diandalkan. Namun Vir menjawabnya seolah-olah Wanita itu sudah dipersiapkan di kamar khusus oleh bawahannya.
“Yes sir, I’m sorry”
“The girl was already prepared by my subordinates, in a special room over there”
Vir kemudian menuntun para sindikat itu menuju ruangan yang dibilangnya di sanalah terdapat gadis yang sangat cantik dan seksi.
***
Di saat yang bersamaan tim pencari pun telah tiba di markas dan membawa terra masuk menuju ruangan. Terra sudah kembali tersadar ketika diturunkan dari mobil anggota sindikat yang membawanya tadi. Tangannya diikat, jalannya tergontai, kulit wajahnya bergelambiran dengan penuh warna darah segar. Di sepanjang ia berjalan menuju ruangan itu matanya terbelalak melihat sekitar.
Perlahan ia melewati lorong-lorong yang terkesan mewah disana matanya tertuju pada barang-barang mewah ternama namun raut wajah Terra menggambarkan bahwa ia sedang ketakutan melihat barang mewah itu seperti melihat buaya yang akan menerkamnya karena trauma semasa kecilnya, kemudian ia memasuki gudang yang besar disana dia melihat banyak gelondongan kayu Merbau yang siap dikirim. Tak hanya berhenti disana ia juga melihat bahan baku tambang dan minyak di saat melihat isi gudang itu raut wajahnya berubah menjadi sedih walaupun wajahnya sudah tak berbentuk lagi namun dari dalam matanya kita dapat membaca bahwa ia memiliki kenangan buruk atas itu semua, ayahnya tewas karena tertembak aparat keamanan perusahaan ini dan selang dua tahun ibunya diperkosa kemudian tewas ditangan perusahaan ini, Terra kemudian didorong paksa memasuki ruangan yang pintunya tersegel rapat.
Sebelum memasuki ruangan itu pakaian Terra dilucuti secara paksa dan dia tidak dapat berbuat apa-apa selain memberontak dengan menggumam layaknya orang yang bisu.
“Cepat masuk!”
Ketika Terra memasuki ruangan tersebut, tiap pasang mata yang ada di ruang itu tak henti mentapnya dengan tatapan penuh ketakutan sedangkan Terra terus berjalan menuju pintu selanjutnya ia melewati segerombolan wanita yang tak berbusana, di antaranya ada yang sibuk bersolek merias wajahnya dan yang lainnya ada yang terkapar lemas seperti baru saja digilir oleh segerombolan banteng ganas. Namun tatapannya kali ini biasa saja karena ia pernah ditahan diruangan ini, justru sebaliknya tatapannya terus menatap pintu di depannya.
“Tempatmu disini terra jangan pergi kemana-mana lagi, jangan sampai makhluk halus menculikmu lagi!?”
“Bul kamu gak usah ngawur lagi deh, ayo kita keluar dari ruangan ini dan kita kabari bos secepatnya”
Sebelum mereka beranjak pergi dari ruangan itu, pintu di depan Terra terbuka dan nampak sekelompok sindikat dibalik sana. Raut wajah mereka semua berubah yang tadinya sumringah membicarakan kecantikan dan keelokan tubuhnya Terra seketika berubah menjadi pucat layaknya mayat hidup dan mata mereka terbelalak atas apa yang mereka temukan di depan mereka.
Tak lama mereka mematung, Terra yang sudah berada di hadapan mereka seketika jatuh terkulai lemas tak berdaya di depan mereka semua, air mata Terra sudah terenggut satu tahun lalu karena sudah hampir bertahun-tahun ia menangis hingga tak dapat mengeluarkan air matanya lagi, kini Terra sudah tidak bernyawa lagi karena seluruh lorong yang ia lewati sudah dibanjiri dengan genangan darah dari wajah cantiknya. Semua cerita hanya terpendam di balik mata Terra yang bulat bak purnama.
[Juli]
KOMENTAR