Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Fakuktas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) Kampus II (Foto: ideapers.com/Xff) |
Adapun keluhan itu disampaikan salah satu anggota Teater Metafisis, Dejan Giovanni mengatakan sampah di PKM berserakan hingga ke kamar mandi. Namun, dia juga tidak mengerti apakah itu ulah mahasiswa atau tikus yang ada di PKM.
"Banyak sekali sampah-sampah di dalam PKM, kadang di kamar mandi ada, entah itu dibawa tikus atau sengaja gitu," ujarnya.
Dengan itu, menurut Dejan, membuang sampah pada tempatnya agar PKM terlihat bersih merupakan kesadaran masing-masing mahasiswa.
"Kesadaran mahasiswanya sendiri untuk membuang sampah itu di tempat sampah," ucap dia.
Senada, anggota Jami'ah Hamalah Qur'an (JHQ), Muhammad Mirza Nur juga menilai bahwa kebersihan kantor Ormawa (Organisasi Mahasiswa) menjadi tanggung jawab penghuninya.
"Kebersihan bisa dipertanggungjawabkan penghuninya, tanggung jawab bersama. Kalau dari JHQ ya JHQ sendiri yang membersihkan kantornya," ujar Mirza.
Sementara itu, Wakil Dekan III (WD III) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum), Syafi'i menegaskan perlunya partisipasi aktif mahasiswa dalam menjaga kebersihan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM).
"Harus ada partisipasi aktif dari mahasiswa atau pengurus yang menjadi penghuni dari PKM dalam menjaga kebersihan tempat itu (PKM)," ungkapnya kepada KRU IDEAPERS.COM, pada Kamis (16/12/23)
Kendati pihak fakultas telah menyediakan petugas kebersihan, menurutnya kebersihan PKM tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka. Dengan itu, dia mendorong mahasiswa untuk terus menjaga memelihara kebersihan PKM.
"Akan tetapi tidak sepenuhnya urusan dari petugas kebersihan, harus ada partisipasi aktif dari mahasiswa atau pengurus yang menjadi penghuni dari PKM dalam menjaga kebersihan tempat itu," jelasnya.
Syafi'i mengaku dirinya selalu mensosialisasikan soal kebersihan PKM setiap kali ada pergantian kepengurusan Ormawa.
"Setiap awal kepengurusan, selalu saya sampaikan untuk menjaga kebersihan dan keindahan dari kantor yang ditempati, sebagai bentuk rasa syukur bahwa mereka diberi fasilitas berupa kantor," jelasnya, ketika diwawancarai di Gedung Dekanat FUHum.
Selain itu, dia menilai bahwa ada atau tidaknya tong sampah itu tidak terlalu siginifikan. Menurutnya, kesadaran mahasiswa akan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan adalah hal yang utama.
"Sebetulnya kalau masalah tong itu tidak terlalu signifikan, yang penting ada kesadaran para penghuni (PKM) untuk betul-betul peduli terhadap kebersihan," ujarnya.
"Walaupun tidak ada tong sampah, pasti setiap ruangan akan memanfaatkan entah itu kantor plastik atau yang lain," sambungnya. [Rep. Rifki/Red. Dian]
KOMENTAR