4 Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi di Jawa Tengah dan DIY

dok.istimewa

Perayaan maulid nabi menjadi momentum bagi umat Islam untuk mengingat kembali sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, mengingat misi Rasulullah sebagai Rahmatan lil 'alamin serta meneladani akhlak beliau yang agung.

Secara historis, perayaan terhadap kelahiran Nabi Muhammad Saw. dimulai pada masa Raja Al-Muiz li Dinillah dari dinasti Fatimiah (341 - 365 H). Beliau merupakan orang pertama yang tercatat dalam sejarah dalam mengadakan maulid nabi. 

Perayaan maulid nabi semula hanya dirayakan oleh kaum Syi'ah, kini dilakukan juga oleh kaum Sunni sejak kepemimpinan khalifah Nuruddin dari Syiria (511 - 569 H). 

Untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Beberapa masyarakat diberbagai daerah di Jawa Tengah dan DIY mengadakan berbagai perayaan yang unik.

Berikut 4 tradisi unik masyarakat Jawa Tengah dan DIY dalam merayakan maulid nabi :

1. Grebeg Maulud 

dok.istimewa

Tradisi Grebeg Maulud dirayakan masyarakat Yogyakarta setiap tanggal 12 Rabi'ul Awal tahun Hijriyah. Grebeg Maulud berisi dua rangkaian acara, yaitu upacara sekaten dan arak-arakan. 

Terdapat keunikan pada arak-arakan ini, dimana dalam arak-arakan tersebut menggotong hasil bumi yang disusun mengerucut seperti gunung dan dibawa mengitari area Keraton Yogyakarta hingga puncaknya akan diperebutkan oleh masyarakat yang mengikuti arak-arakan.

Tradisi Grebeg Maulud ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat setempat atas kelahiran Nabi Muhammad Saw.

2. Ampyang Maulid

dok.istimewa

Ampyang Maulid merupakan tradisi masyarakat Loram Kulon, Kudus dalam merayakan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Tradisi ini berupa pengarakan tandu berisi nasi yang dibungkus daun jati, disusun menggunung bersama dengan sayur dan buah-buahan. 

Setelah diarak, makanan akan dibagikan oleh tokoh pemuka agama setempat di halaman Masjid Wali At-Taqwa Desa Loram Kulon. Tujuan tradisi ini sebagai simbol instrospeksi diri dan berperilaku layaknya Nabi Muhammad Saw.

3. Weh-Wehan 

dok.istimewa

Bagi masyarakat Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal istilah Weh-Wehan pasti tidak asing lagi. Tradisi Weh-Wehan merupakan tradisi yang sudah dilakukan masyarakat Kaliwungu secara turun-temurun sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi ini berupa tukar-menukar makanan antar tetangga. 

Tradisi ini semakin unik dengan adanya makanan bernama Sumpil. Makanan khas masyarakat Kaliwungu yang memiliki 3 sisi, seperti Islam yang memiliki 3 sisi, yaitu keyakinan, syariat dan akhlak.

4. Barik'an

dok.istimewa

Tradisi Barik'an dilakukan oleh masyarakat Desa Gerit Dukuh Kepoh Kecamatan Cluwak Pati. Nama Barik'an diambil dari bahasa Arab yang berarti berkah.

Tradisi ini bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw. sekaligus sebagai bentuk mempererat persaudaraan antar masyarakat.

Setiap umat Islam di Indonesia merayakan Maulid Nabi dengan cara yang berbeda-beda. Akan tetapi, setiap perayaan menjadi bentuk kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad Saw. [Rifki]