![]() |
Mahasiswa saat demo dan menyampaikan tuntutan terkait penghapusan program wajib ma'had di depan gedung rektorat pada Rabu, (09/08/23). ( Dok. Ideapers.com) |
Semarang, IDEAPERS.COM - Aliansi Mahasiswa Walisongo (AMW) mendesak pihak retorat untuk mencabut kebijakan wajib Ma'had bagi mahasisa baru. Hal ini, disampaikan melalui aksi demonstrasi di depan Gedung Rektorat UIN Walisongo Semarang pada Rabu, (09/08/23).
Sebelumnya AMW dan beberapa organisasi kampus telah melakukan konsolidasi bersama membahas soal point-point tuntutan terkait kebijakan Ma'had.
Ketua DEMA Universitas, Faris Balya mengatakan terdapat empat tuntutan yang diajukan dalam demonstrasi.
Pertama, pembatalan program wajib Ma'had bagi mahasiswa baru, dimana program tersebut ditujukan bagi mahasiswa yang berminat saja. Hal ini, kata Balya, berdasarkan pada klarifikasi Kementerian Agama (Kemenag) yang menyatakan tidak adanya instruksi untuk melakukan program wajib Ma'had.
Baca Juga : Tuntutan Wajib Ma'had Belum Terpenuhi Mahasiswa Bakal Aksi Jilid II di Depan Menag
"Karena yang pertama kampus selalu berdalih bahwa program wajib saat itu adalah instruksi Kemenag," tuturnya.
Kedua, mengembalikan dana yang telah dibayarkan untuk program Ma'had sebesar Rp3.000.000 kepada mahasiswa.
"Ketika program wajib Ma'had dibatalkan, artinya uang 3 juta itu juga dikembalikan kepada mahasiswa," ucapnya.
Ketiga, menuntut adanya transparasi penggunaan dana Ma'had senilai Rp3.000.000.
"Karena di pondok-pondok mitra hanya mendapatkan 2.250 dari besaran Rp3 juta yang dibayarkan oleh mahasiswa. Artinya ada selisih 750 rinu itu, 750 ribu itu masuk ke kantong mana saja? Kita enggak pernah tahu kemudian," jelasnya.
Terakhir, pengecaman terhadap pembungkaman kritisisme mahasiswa yang diduga dilakukan oleh para pimpinan.
Baca Juga : Tolak Wajib Ma'had Ratusan Mahasiswa UIN Walisongo Geruduk Rektorat
"Banyaknya aksi media yang kita lakukan, banyak teman teman mahasiswa khususnya ada yang dibungkam untuk tidak bersuara dan lain sebagainya," kata Balya.
Lebih lanjut, Balya mengatakan lantaran tuntutan belum terpenuhi, akan ada aksi lanjutan di depan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas.
"Hari Jumat saya mendapatkan informasi bahwa gus menteri akan datang ke UIN Walisongo untuk acara seminar di Fakultas Kedokteran," ujarnya.
Dalam aksi kedua tersebut, Balya berencana akan membawa massa yang lebih banyak agar bisa menekan Rektor UIN Walisongo, Imam Taufik untuk membatalkan program wajib Ma'had.
Kita juga harus mengumpulkan massa yang banyak juga untuk memberikan sambutan kepada menteri agama kita yang terhormat agar bisa menekan rektor untuk melakukan pembatalan program wajib," sambungnya.[Rep. Zaqia Ulfa/ Red. Gita Fajriyani]
KOMENTAR