Landmark UIN Walisongo Semarang (Dok. Ideapers.com) |
Semarang, IDEAPERS.COM - Mantan Rektor UIN Walisongo Semarang periode 2003-2010, Abdul Djamil membeberkan kriteria pemimpin yang dibutuhkan UIN Walisongo di masa depan, yakni integritas moral dan komitmen.
"Satu, punya integriti, integritas moral. Yang kedua, adalah punya komitmen untuk memajukan kampus di segala lini," kata Abdul Djamil, saat diwawancarai IDEAPERS.COM, di kediamannya, Jumat (09/06/23).
"Artinya apa? artinya seluruh kepentingan warga kampus yang menginginkan UIN maju itu harus memiliki akses mulai dari mahasiswa, tendik (tenaga didik), dan dosennya. Jadi jangan maju sendiri," lanjutnya.
Selain itu, Abdul Djamil menjelaskan, calon pemimpin juga harus memiliki wawasan yang luas, terutama fasih dalam berkomunikasi. Menurutnya, hal itu penting untuk membangun relasi atau jejaring yang luas dengan perguruan lainnya hingga luar negeri.
Baca Juga : Keluhkan Fasilitas Ma’had UIN Walisongo, Santri: Menu Catering Perlu Diperbaiki
"Jadi, ada integritas ada leadership ada wawasan. Wawasan yang luas itu dibuktikan dengan seberapa jauh dia punya channel yang berskala internasional. Jadi tidak gagap kalau berkomunikasi dengan dunia luar, ya. terutama baahsa apakah barat atau timur tengah. Kalau itu sudah, dia bisa memiliki relasi dengan perguruan tinggi di luar negeri," bebernya.
Abdul Djamil mengungkapkan, pencapaian UIN Walisongo yang paling menonjol sejauh ini perubahan fisik pada pembangunan gedung kampus. Sedangkan untuk pencapaian lainnya, seperti ranking kampus skala nasional maupun global masih terus dilakukan evaluasi.
"Yang kita lihat fisik jelas ada perubahan besar. Untuk yang lain, itu kita sambil jalan kita lakukan evaluasi. Seberapa jauh misalnya kita ranking di lembaga yang melakukan peringkat dari kampus nasional maupun dunianya seperti apa," jelasnya.
Baca Juga : Mantan Rektor UIN Walisongo Abdul Jamil Soal Budaya Akademik: Mahasiswa dan Dosen itu Setara
Abdul Djamil juga menuturkan identitas yang harus dimiliki oleh mahasiswa UIN Walisongo, menjadi pelajar yang mendalami keilmuan namun tetap beretika. Bagi dia, etika yang menonjol itu menjadi pembeda mahasiswa UIN dengan kampus lainnya.
"Ciri khas UIN Walisongo, kalau sekarang konsepnya kan menghendaki agar di dalam pergulaatan keilmuan yang macam-macam itu basis etikanya harus menonjol. Kalau tidak, nanti kita ya sama dengan yang lain (Universitas lain) ga punya keunggulan koperatif," paparnya.
Ia berharap UIN Walisongo bisa mencetak alumni seorang ahli yang memiliki tanggung jawab keilmuan.
"Saya punya harapan terhadap UIN Walisongo karena satu dia menyandang predikat sebagai kampus Islam tapi harus berorientasi pada kebangsaan. Ahli itu ahli yang punya tanggung jawab kebangsaan untuk memperbaiki bangsa ini secara bermartabat, begitu. Profesional menguasai ilmu dan berpengalaman," pungkas Abdul Djamil. [Rep. Dian/Red. Gita]
Tonton Video Wawancara Ekslusif Bersama Mantan Rektor UIN Walisongo Abdul Djamil:
KOMENTAR