Semarang, IDEAPERS.COM - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Metafisis Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) kembali hadirkan pentas rutinan Sajak Purnama ke-20 dengan mengangkat tema malam seribu puisi sebagai bentuk memaknai malam lailatul qadar. Berlokasi di panggung budaya FUHum Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, pada Selasa (11/04/23).Potret Teater Metafisis menampilkan Sajak Purnama di panggung budaya FUHum UIN Walisongo, pada Senin (11/04/23).
Ketua Panitia Sajak Purnama, Said Zawawi mengatakan alasan mengambil tema ini karena pelaksanaan Sajak Purnama bersamaan dengan datangnya bulan Ramadan. Katanya, Ramadan identik terhadap malam lailatul qadar yang memiliki julukan malam seribu bulan.
"Tema malam seribu puisi ini sebenarnya mengacu pada malam lailatul qadar yang bisa dimaknai satu malam lebih baik daripada seribu bulan. Dan kami mengubah hal itu menjadi malam seribu puisi," jelas Said saat diwawancarai Kru IDEAPERS.COM, pada Selasa (11/04/23).
Ia menjelaskan rangkaian acara sajak purnama meliputi, musikalisasi puisi, pembacaan puisi, bernyanyi, bahkan audiens diberi kesempatan tampil dalam panggung bebas.
Tak sampai di situ, Teater Metafisis sebagai tuan rumah turut membawakan lagu sajak purnama milik mereka sebagai pembuka acara. Said menambahkan, acara ini juga diramaikan oleh UKM lainnya, seperti teater Beta, Teater Genesa, Radio Gama Mahasiswa (RGM), hingga Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat.
"Ada juga panggung bebas yang ngebebasin semua penonton maju nunjukin buat mbacain puisi mereka, entah itu cuma baca puisi, entah itu musikalisasi puisi, atau juga nyanyi gitu," tuturnya.
Walaupun alami keterlambatan acara, Said mengungkapkan hal itu tidak menjadi penghalang mereka dalam menyukseskan pentas. Menurutnya, panitia sudah berusaha maksimal untuk menghadirkan sajak purnama sejak sebulan yang lalu.
"Kalo kendala udah pasti ada ya, tapi kan kita menyesuaikan sama kebutuhan dan SDM yang ada. Kalo untuk persiapan, kita udah nyiapin pembentukan panitianya itu sekitar sebulan yang lalu. Tapi mungkin rada sedikit molor, tapi alhamdulillah pada malam dini hari ini bisa terwujud," ujar Said.
Disisi lain, salah satu penonton dari mahasiswa Akidah dan Filsafat Islam (AFI), Esa Dhika mengaku antusias menikmati acara sajak purnama kali ini. Katanya, konsep yang disajikan Teater Metafisis terbilang tidak biasa.
"Teater metafisis ini mengemas kegiatan sajak purnama ini amat sangat keren sekali dan inovatif ya, menurut saya," ucap Esa kepada kru IDEAPERS.COM.
Selaras dengan Esa, salah satu penonton dari mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT), Muhammad Alif Fatahillah mengungkapkan ketertarikan terhadap acara sajak purnama lantaran ia menyukai puisi sejak kecil.
"Saya emang dari kecil itu sudah mengikuti dunia perpuisian, jadi saya tertarik karena acara di situ adalah acara malam seribu puisi gitu," ungkap Alif.
Lebih lanjut, Ia mengapresiasi konsep yang diusung pada pagelaran Sajak Purnama kali ini.
"Acaranya itu Simple cuma waah gitu lho, terlihat mewah karena di situ ada penampilan kayak collab dari seluruh UKM teater yang ada di UIN Walisongo. Jadi satu teater itu menampilkan satu pertunjukan gitu, pertunjukan yang paling terbaik itu akan ditampilkan," ucapnya.
"Waah sumpah merinding banget," tambahnya.[Rep. Alif Balya/Red. Riska].
KOMENTAR