Semarang, IDEAPERS.COM - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) ke-15 Posko 14, UIN Walisongo Semarang, mengajak anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Margosari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal pelatihan memasak Nugget sehat pada Minggu, (29/02/23).
Penanggungjawab kegiatan, Muhammad Fikri Ardiansyah mengatakan, tujuan pelatihan memasak Nugget sehat adalah memberikan alternatif bagi orang tua yang anaknya tidak suka makan sayur.
"Tujuannya itu memberikan solusi kepada Ibu-ibu yang mempunyai anak, apabila kesusahan makan sayur. Makanya campur ke Nugget biar mau makan, " ucap Fikri.
Selama pelatihan, Fikri dan kelompok KKN-nya telah menyediakan Nugget jadi serta bahan mentah untuk praktek langsung.
Adapun bahan mentah Nugget Sehat diantaranya daging ayam halus, kembang kol, wortel, telur, dan tepung panir sebagai bahan pencelup.
"Untuk Kembang kol sendiri sebetulnya dapat digantikan dengan Brokoli, sesuai selera," ungkapnya.
Selanjutnya, Fikri menjelaskan bumbu tambahan lainnya, seperti garam, bawang putih, bawang merah, bawang bombai, bawang goreng, tepung terigu, tepung tapioka, gula pasir, dan juga kaldu jamur.
Fikri mengatakan waktu yang digunakan untuk pelatihan membuat nugget selama 30 menit.
"Kita dikasih waktu itu setengah jam, alhamdulillah ternyata waktunya nyukup untuk masak nugget di sana," ucap mahasiswa prodi Matematika Murni tersebut.
Fikri mengatakan selama pelatihan anggota PKK antusias mengikuti proses pembuatan Nugget Sehat.
Dari pelatihan tersebut menghasilkan Nugget Sehat hingga 70 buah yang dimasak dengan dua loyang berbeda.
"Yang (loyang) pertama katanya rasanya udah pas dari takaran garemnya. Kalau pembuatan kedua itu masih kurang garem," jelas mahasiswa asal Jakarta ini.
Kemudian ia mengaatakan pelatihan memasak Nugget sehat selanjutnya akan dilaksanakan pada 9 Februari mendatang. Dan menu pelatihan akan menggunakan jagung sebagai olahan utama pembuatan pudding.
"Insya Allah tanggal sembilan nanti pelatihan kewirausahaan pudding jagung," pungkasnya. [Rep. Riska Apriliza/ Red. Dian Anada]
KOMENTAR