Hari ini kita dihadapkan dengan perkembangan teknologi yang masif dan cepat hampir di semua lini kehidupan. Mulai dari komunikasi, ekonomi pendidikan, hiburan dan lain sebagainya.
Segala aktivitas keseharian yang kita lakukan sudah terhubung melalui medium digital. Komunikasi kita lakukan melalui media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Twitter dan lain sebagainya.
Dalam ranah pendidikan, materi pembelajaran kini bisa diakses melalui google. Proses pembelajaran pun dilakukan secara virtual melalui google meet Zoom Meeting dan lain sebagainya. Transaksi jual beli saat ini juga lebih efektif dan efisien, karena kita melakukan jual beli melalui e-commerce dan membayar dengan e-money.
Saat kita menggunakan medium digital berbasis internet, segala bentuk aktivitas kita di ruang maya terekam dan tertinggal jejaknya termasuk data pribadi. Terlebih saat kita masuk untuk menjajaki dimensi dunia maya kita perlu menyerahkan data pribadi kita terlebih dahulu.
Setiap data yang kita serahkan di ruang maya akan menjadi akumulatif data penting setiap penggunanya. Namun selama ini kita tidak benar-benar mengetahui bagaimana kinerja dunia cyber. Sebagaimana hasil riset Kompas 26,7% dari total responden sering membagikan informasi seputar diri mereka tanpa mengkroscheck keamanan data yang mereka berikan secara berkala.
Ketidaksadaran akan pentingnya sebuah privasi di era digital, menjadi sebuah dilematis yang akan membawa kita ke jurang resiko, Kebocoran data salah satunya. Melansir dari tempo.co, pada Mei 2021, data sejumlah peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dijual di Raid Forums seharga 0,15 Bitcoin. Alamat email milik 200 juta pengguna Twitter bocor dan dijual di forum hacker Breached senilai USD 2 atau sekitar Rp 30 ribuan.
Melihat realitas yang begitu paradoks ini, apa yang perlu kita lakukan?
Membangun Cybersecurity Awareness
Kesadaran berinternet dengan intensitas pengunaan internet masyarakat kita belum seimbang. Pasalnya masih banyak orang membagikan data diri mereka secara cuma-cuma di media sosial. Misalnya saja memposting kegiatan, membagikan lokasi ataupun mengikuti tren mengunggah data pribadi di media sosial.
Selain itu, tanpa sadar kita seringkali membuka situ web dengan mengisi alamat email, nomor HP hingga nomor KTP. Dimana situs yang kita buka belum terjamin secara keamanannya.
Membangun cybersecurity awareness, sebagai upaya untuk meminimalisir resiko kebocoran data penting dilakukan. Salah satunya dengan menghindari kebiasaan memosting sembarangan ataupun memasukkan data diri yang bisa ditonton oleh orang lain.
Cybersecurity awareness menjadi modal bagi setiap individu untuk aman berselancar di ruang maya. Sekarang kita tidak bisa menghindari kebutuhan akan informasi dan komunikasi yang diakses melalui internet. Namun kita bisa membentengi diri kita dengan pengetahaun akan lebih bijak sebagai pengguna internet. [Rep. Zaqia Ulfa]
KOMENTAR