Peluang dan Tantangan Bonus Demografi Sebagai Wacana Respon Isu Kesejahteraan Nasional


Perkembangan populasi manusia berdasarkan usia saat ini telah berubah lebih terstruktur dan terkondisikan dengan baik sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Keluarga. Pada saat ini misalnya, jumlah angka kelahiran di Indonesia telah terdata secara terperinci dan memiliki ukuran naik-turun secara statistic dan dikenal sebagai “Bonus Demografi”. 

Pada titik ini, kita perlu menyamakan persepsi terlebih dahulu tentang maksud bonus demografi agat  terhindar dari pseudo-understanding (seolah olah paham) yang sudah melekat dalam kerak pemikiran sebelumnya. Gribble dan Bremmer mendefinisikan bonus demografi sebagai berikut: ‘accelerated economic growth thats begins with chance in the age structure of a country’s populationas its transition from high to low birth and death rates” (Gribble and Bremner 2012). 

Hasil riset Gibble dan Bremmer menunjukkan “Bonus Demografi” dapat dijelaskan jika Indonesia mendapatkan keuntungan adil dari bonus demografi ini, maka Pemerintah perlu memastikan kondisi dan kebijakan pendukung tertentu yang sudah ada dan beroperasi secara efektif, termasuk proyek pembangunan 2015-2014 oleh presiden Jokowi harus secara konsisten dapat setara dengan persyaratan ini.

Tulisan ini berupaya membaca dua irisan penting dalam memahami perkembangan ekonomi dan kesejahteraan keluarga: pertama, menyediakan informasi up-to-date mengenai bonus demografi di Indonesia dan menjelaskan secara singkat bagaimana produksi wacana bonus demografi ini berdasarkan penelitian perkembangan terbaru dan opini para pakar; dan kedua, mempertimbangkan bagaimana bonus demografi terhubung dengan ekonomi sekaligus perkembangan proyek perencanaan nasional dan kebijakan publik berskala Nasional mau pun Internasional. 

Transisi Demografis dan Struktur Usia

Hampir semua negara di dunia mengalami transisi yang cukup signifikan waktu demi waktu, dari perolehan data statistic lama kemudian di perbarui data terkini yang kemudian dioleh para pakar disebut transisi demografis.

Perubahan ini dilihat dari perubahan masyarakat masyarakat agrarian dengan pekerjaan utamanya sebagai petani menjadi masyarakat urban perkotaan dengan karakter yang rendah kesuburan (umur) dan kematian. 

Transisi pola dasar ini mempengaruhi fluktuasi di sektor perekonomian secara signifikan, seperti grafik di bawah ini:

Gambar 1: perkembangan populasi dan struktur usia. 


Karakter selanjutnya ialah transisi populasi struktur usia dinilai melalui proporsi relatif dari total keseluruhan usia dari setiap grup.
Perbedaan usia ini mempengaruhi kebutuhan konsumsi dalam skala nasional dan aktivitas produktivitasnya. 
Perubahan struktur usia ini dapat menjadi implikasi yang masif untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan keluarga (“Measuring Global Educational Progress” 2018). 
Pada gambar 1 memberikan skema yang menunjukan representasi bagaimana pertumbuhan rata-rata populasi dan persebaran populasi usia berkaitan pada hal lain transisi demografis. 
Misalnya, orang dewasa lebih condong menyukai aktifitas produktif  dan memproduksi sesuatu melebihi yang ia konsumsi, dimana aktifitas produktif ini bagi anak dan orang-orang tua biasanya hanya sebagai kebutuhan sekunder saja. 
Pada intinya, bonus demografi ialah penerimaan dan perhatian kita atas pertumbuhan manusia pada dekade 20 tahun terakhir abad 21. Bonus demografi kemudian menjadi persoalan ‘struktur pola’ sebagai karakter proporsi pekerjaan berdasarkan usia ketimbang pola pekerjaan tanpa dasar usia. 
Ciri ini juga telah dikemukakan oleh Mason dalam kutipannya; “Countries with heavy concentration of population in the working ages have an inherent to produce high levels of per capita income” (Lee and Mason 2011)

Struktur Usia dan Rasio Ketergantungan
Gambar 2: Populasi struktur umur, Indonesia, Estimasi dan proyeksi, 1950-2100.


 Gambar 2: Populasi struktur umur, Indonesia, Estimasi dan proyeksi, 1950-2100. 

Pada gambar 2a menunjukkan UN Population Division’s mengestimasikan dan memproyeksikan populasi masyarakat Indonesia pada 3 grup berdasarkan umur: pertama, Bayi dan Anak (usia 0-14 tahun), selanjutnya working ages atau usia produktif (usia 15-64 tahun) dan masa tua (usia 65 tahun atau lebih). 

Sementara pada gambar 2b menunjukan data rasio ketergantungan pada 3 jenis usia dengan menyandarkan jumlah 100 orang yang bekerja di usia produktif. 

Penggunaaan rasio ketergantungan ini dapat mengidentfikasi bonus demografi secara instruktif dan terbatas. 

Namun pembuatan pembatasan usia untuk mendefinisikan “usia produktif” dan menentukan nilai dari rasio ketergantungan sebagai bonus demografi secara substansial nampaknya perlu dipertimbangkan kembali dengan cermat.

Apakah koheren dengan manfaat dari populasi yang terkonsentrasi secara penuh oleh usia produktif secara actual termanifestasikan ke dalam apa yang disebut oleh Bloom sebagai “share working” atau “berbagi kerja” berdasarkan factor jumlah kebijakan sensitive yang ada kaitannya dnegan pekerjaan dan produktifitas pekerja. 

Dalam hal ini, saya melihat inti dari persoalan bonus demografi adalah keseimbangan antara produksi dan konsumsi. Selebihnya, keseimbangan antara perubahan struktur usia dan perkembangan ekonomi yang kita butuhkan untuk bisa bergerak melebihi rasio ketergantungan dan pertimbangan ekonomi pendukung rasio. 

Peluang dan Manfaat Bonus Demografi

Prinsip dasar dari sub-judul ini ialah mengambil manfaat dari perkembangan ekonomi yang diperluas oleh rasio. Argumen Bloom sekali lagi mengkritisi pentingnya dampak beroperasinya perubahan suplai pekerja, penyimpanan dan human capital (modal manusia). 

a.Suplai Pekerja Meningkat

Transisi demografi mempengaruhi suplai pekerja dalam dua hal; pertama, orang yang bekerja di usia produktif menjadi lebih banyak, yang berarti lahan pekerjaan lebih banyak diisi oleh usia produktif. 

Ketersediaan pekerja dengan usia produktif jelas memperbesar pasar pekerja dimana akan menyerap banyak pekerja per kapita sebanyak jumlah produksi yang dibuat oleh sebuah perusahaan. Jika banyak usia produkti yang tidak bekerja akan sangat berpengaruh stabilitas social dan politik negara. 

Kedua, mekanisme yang diikuti oleh rendahnya kesuburan dan keluarga yang kecil. Kondisi ini dimaksudkan banyak pekerja yang masuk dalam industri adalah wanita.

Kemudian, jika kondisi ini terus berlarut-larut maka akan menambah jumlah rasio ketergantungan terhadap pekerjaan industri. Hal lain yang akan saya singgung sedikit ialah keseimbangan, kebijakan yang mendukung wanita untuk bekerja (termasuk didalamnya anak-anak) hanya akan membantu pemanfaatan dari bonus demografi saja.

b.Suplai Penyimpanan  

Praktik menyimpan variasi kebutuhan rumah tangga dipertimbangkan melalui budaya dan kondisi ekonomi, namun juga dinilai oleh perusahaan yang memproduksi lebih dari kebutuhan namun tidak mengkonsumsinya melainkan menyimpan atau menabung. 

Menabung dalam artian ini tidak membelanjakan secara besar-besaran kebutuhan-kebutuhan sekunder yang tidak penting dalam keluarga. 

c.Human Kapital 

Renhdanya angka kematian, hidup Panjang, rendahnya kesuburan dan keluarga kecil semuanya berakhir dengan mengubah perilaku dan sikap yang kurang kritis terhadap kehidupan. 

“Attitudes about education, family, retirement, the role of women, and work all tend to shift” (Bloom et al. 2003:41)

Kira kira ia menjelaskan begini, sikap tentang Pendidikan, keluarga, pensiun, peran perempuan dan pekerjaan semuanya cenderung bergeser. 

Gary Becker membahasakan begini, “orang tua memiliki lebih sedikit anak tetapi berkualitas, ketimbang banyak tetapi hanya kuantitas” istilah Becker mempersoalkan investasi orang tua kepada anaknya; yakni menjamin kesejahteraan Pendidikan dan kesejahteraan. 

Hasil dari investasi Pendidikan akan membuat angkatan kerja secara keseluruhan menjadi lebih produktif, mendorong upah lebih tinggi dan standar hidup yang lebih baik. Karenanya, perempuan mau pun laki-laki cenderung memasuki tenaga kerja di kemudian hari yang mungkin terlihat lambat, (saat dalam masa pendidikan), namun sesungguhnya lebih akan lebih produktif setelah mereka mulai bekerja. 

Akses terhadap Pendidikan dan kesehatan yang lebih mudah juga akan membantu negara mengambil keuntungan pendapatan per kapita dilihat dari bonus demografisnya.

Nampaknya, penting bagi kita menyadari jika tanpa jalur ini tidak akan ada bonus demografi yang efektif. Memiliki sumber daya ‘human kapital’ yang berdaya juga cukup menguntungkan rasio ketergantungan demografis dan tidak dapat menghasilkan manfaat secara ekonomi, kecuali ada jalur sebab-akibat yang menghubungkan struktur usia dan aktifitas ekonomi secara signifikan. 

Catatan Akhir dan Rekomendasi

Fakta bahwa manfaat pertubuhan ekonomi bukanlah sebuah alur yang berjalan otomatis begitu saja dari perkembangan demografis sebuah negara, maka penting memahami bahwa dampak ekonomi dapat mengubah populasi struktur usia yang nyata. 

Konsepsi menjadi bukti Indonesia saat ini berada di kondisi yang baik dalam merespon manfaat bonus demografi. Jelas juga bahwa berkembangnya penelitian-penelitian tentang bonus demografi yang kemudian terealisasikan dalam pengambilan manfaat yang sejalan dengan bonus demografi terhadap perkembangan ekonomi yang nyata dan peningkatan kesejahteraan keluarga berbasis kebijakan yang layak di tempat tersebut.

Setidaknya, saya akan menyoroti 2 hal sebagai pertimbangan;

Pertama, diskusi mengenai rasio ketergantungan kebutuhan di Indonesia perlu dilengkapi secara sistematis, terutama pada persoalan ‘rasio pendukung ekonomi’ dan konsekuensinya. Persoalan bonus demografi ini saya kira juga sangatlah mendasar, karena kaitannya dengan manfaat potensial dari bonus demografi, menuju diskusi berbasis bukti tentang manfaat ekonomi makro dan mikro. Juga, agaknya cermat dalam membahas intervensi kebijakan yang diperlukan dalam melindungi pemanfaatan bonus demografi secara besar-besaran ini. 

Padas kala nasional, Bappenas sudah melakukan analisis tajam dalam proyek nasional jangka Panjang ini, namun masih perlu analisis tambahan yang lebih jeli supaya proyek pembangunan ekonomi berbasis human capital ini tidak meleset. 

Kedua, diskusi lanjutan sangat diperlukan dengan estimasi waktu yang terus-menerus supaya dapat menambahkan berbagai isu kebaharuan sebagai kenyataan bonus demografi di Indonesia ialah meningkat dengan pesat. Isu bonus demografi dari beberapa riset yang dibaca nampaknya berurutan, tetapi ada beberapa hal yang tumpeng tindih, terutama mengenai kebijakan pemerintah.

Rekomendasi ini saya kira akan relevan jika ditambahkan pandangan yang lebih kritis dan tajam dalam menyoroti perkembangan ekonomi negara dan kesejahteraan keluarga. Sangat relevan apabila para ekonom negeri ini berinvestasi pada bidang infrastruktur dan sumberdaya manusia karena keduanya ini semacam katup yang dapat memperlancar atau justru menghentikan perkembangan ekonomi negara berkembang. 

Meningkatnya produktifitas adalah kunci pertumbuhan di masa depan (Bouton et al. 2015). Eksploitasi yang terampil dari bonus demografi, terutama di saat kelas konsumsi di Indonesia sudah berkembang akan berdampak secara potensial untuk memulai perubahan secara masif terhadap penyimpanan domestic (termasuk keluarga)  dan investasi. 

Bibliografi 

Bouton, Shannon, Jay Dearborn, Yakov Sergienko, and Jonathan Woetzel. 2015. “Unlocking the Future : The Keys to Making Cities Great.” McKinsey Global Institute, no. June.

Gribble, James N., and Jason Bremner. 2012. “Achieving a Demographic Dividend.” Population Bulletin 67 (2).

Lee, Ronald, and Andrew Mason. 2011. Population Aging and the Generational Economy: A Global Perspective. Population Aging and the Generational Economy: A Global Perspective.

“Measuring Global Educational Progress.” 2018. In Educating All Children. https://doi.org/10.7551/mitpress/2638.003.0004.

 

KOMENTAR

Name

17 agustus,1,2021,4,2023,1,2024,1,22 Mei 2019,1,ab,1,Abu Nawas,1,academy,1,Advertorial,4,AFI,3,ai,5,al-ghazali,1,al-ikhlas,1,Al-Qur'an,4,Albert Camus,3,Albert Estein,2,Anak,1,Anak laki-laki,1,Analisis Utama,2,Animal Farm,1,aqidah dan filsafat islam,3,Artificial Intellgence,3,Artikel,528,Artikel sastra,2,atribut,1,audiensi,6,bali,3,Banding UKT 2023,2,banjir,2,bantuan ukt,2,Beasiswa,17,Begadang,1,belajar,5,berdoa,2,Berita,1583,berita potret,1,biografi,1,bonus demografi,1,buku,4,bulan muharram,2,Bulan Ramadan,10,calon wisudawan,1,camaba,10,camaba 2022,2,camaba 2023,1,Carl jung,2,ceremony,1,cerpen,30,Corona virus,65,critical thingking,1,cumlaude,2,cybersecurity. internet,1,darurat pernikahan dini,1,Daun kelor,1,dekan fuhum,1,dema,12,Demokrasi,1,demonstrasi,1,digital,2,diklatpimnas,1,diskon,1,Dokumen,1,dosen,2,dsign,1,Edukasi Seksual,1,ekologi,1,ekosistem,1,EkspreShe,35,era digital,1,Essay,121,fakultas kedokteran,5,Fasilitas,2,Fasilitas PKM,2,fdk,1,feature,2,film,5,Filsafat,38,FITK,1,fresh graduate,3,FUHUM,51,FUHum fest,2,FUPK,7,Gadis Kretek,1,Gagal Wisuda,3,gaya hidup,3,gender,2,General Library,2,Generasi Milenial,31,George Orwell,1,globalisasi,1,graduation cap,1,greencampus,1,Guru,3,hak cipta buku,1,Harapan,2,Hari Buku Internasional,1,Hari Buruh,2,Hari Buruh Internasional,4,hari guru,1,hari ibu,1,Hari Jumat,1,Hari Kartini,3,hari kemerdekaan,2,hari pahlawan,4,Hari Perempuan Internasional,1,Hari Raya,12,Hari Santri,6,Hari Santri Nasional 2022,6,Hari Sumpah Pemua 2022,2,heroisme,1,Hukum,1,Ibnu Sina,1,ide bisnis,1,idul adha,9,Ilmu Falak,1,Ilmu Pengetahuan,89,Imam Nawawi,1,Imlek,2,indonesia,4,info beasiswa,2,info kos ngaliyan,1,inspiratif,1,internasional,5,islam,2,isra' mi'raj,2,Iwan Fals,1,jawa timur,1,Jerat Hukuman,1,judul skripsi terbaik,4,Jurang Asmara,2,Kahlil Gibran,2,Kapitalis,1,Kasus Birokrasi,1,Keagamaan,74,Kebahagiaan,3,kebaya,1,kebudayaan,7,kecantikan,1,kecerdasan,2,Kedokteran,1,kekerasan seksual,2,kekerasan seksual anak,1,kemanusiaan,2,kemerdekaan,2,kerja,1,kesadaran,8,Kesehatan,27,KI Hajar Dewantara,1,KIP-K,6,Kitab Allah,1,kkl,12,KKN,20,Klarifikasi,2,Komunikasi,3,konten vidio,1,kopi,1,Korean Wave,1,korelasi,1,Korelasi 2023,3,Korupsi dosen,1,kos,1,ksr,1,KTT G20,3,KUHP,1,Kuliah,11,Kuliah luar negeri,4,Kuliah Online,21,Kuliah tatap muka,2,kuliner,1,kupi,1,kurban,3,Lahan Parkir,3,leaders declaration,1,liburan,2,lifestyle,1,Literasi,2,Logo HSN 2022,1,lukisan,1,Lulus Cepat,12,ma'had,9,maba 2023,6,maba2022,3,Machiavelli,1,Mahasiswa,632,mahasiswa baru,13,makna hidup,1,makna kembang api,1,Maksiat hati,1,Masa Jabatan,1,Masjid Kapal,1,media sosial,2,Membaca cepat,1,Mendikbud,1,mengingat,1,mental,2,Menulis,1,menwa,1,metaverse,1,modernitas,1,motivasi,8,Muhammad,6,Muhammad Iqbal,1,Munaqosah,2,Musik,1,Nabi Muhammad,2,nasional,18,natal,1,New Normal,18,Ngaliyan,5,Oase,390,Olahraga,2,omnibus law,1,Opini,251,opini mahasiswa,22,ORKM,2,ormawa,1,orsenik,24,outfit,1,pameran isai,1,pancasila,2,Pandemi,5,PBAK,29,PBAK 2022,5,pbak 2023,14,Pedagogi,1,peluang,1,Pemalsuan,5,Pembayaran UKT,1,Pemilu 2024,3,pemuda,2,Pendidikan,12,penemuan ular,1,pengembangan diri,7,Penjara,1,Penyair,1,Penyesuaian UKT 2022,3,perang ukraina,1,Perempuan,7,peringatan harlah NU,1,pernikahan dini,1,perpustakaan,1,Pertemanan,1,Pidana,1,Plagiasi Rektor,1,PMB,9,politik,5,pondok pesantren,4,pormawa,1,Post-truth,1,Potret Berita,11,potret wisuda,5,ppb,6,praktikum,1,Pramoedya Ananta Toer,1,presidensi,1,profesi,2,Psikologi,34,Puasa,9,Puasa Ramadan,45,Puisi,148,Quotes,1,qurban,1,ramadhan 2023,9,Ramadhan 2024,1,Rasulullah,1,recriutment,2,recruitment,4,refrensi,1,regulasi,1,rektor,7,Resensi,22,Resensi Buku,21,Resensi Film,29,revolusi industri,1,Riset,5,SAA,1,Sahabat,2,Sampah Juras,2,santri Ma'had,4,Sastra,120,Second Sex,1,sedekah,1,sejarah,1,sema,4,Semarang,179,Shalawat,1,Sidang,2,Sistem akademik,1,SK Jabatan 6 Bulan,1,SK Wajib Mahad,11,skill,1,Skripsi,18,sky,1,socrates,2,sosial,2,Sosok,2,stoic,1,sufisme,2,sukses,2,sumpah pemuda,2,Surat Pembaca,9,tafsir,6,Tafsir Misbah,1,Tafsir Surah Fatihah,2,Tahun baru,3,Taman Entrepreneur FEBI,1,TandaTangan,4,tasawuf,2,Taubat,1,teater,7,Teknologi,42,teladan,1,tips,4,Toefl-Imka,21,tokoh,1,Toxic,1,TP,1,tranformasi energi,1,Tugas Akhir,16,UHN,2,UIN Walisongo,749,UIN Walisongo Semarang,19,ujm,2,UKM,11,ukt,33,UKT 2024,2,UKT tinggi,1,ular piton,1,upz,1,video,2,Wajib mahad,4,wali camaba,2,wali wisuda,5,Walisongo Center,2,wanita,1,William Shakespeare,1,Wisuda,110,wisuda 2022,15,wisuda 2023,6,wisuda 2024,6,wisuda offline,5,wisudawan terbaik,28,Writer's block,1,Zodiak,3,zoom meeting,1,Zuhud,1,
ltr
item
IDEApers: Peluang dan Tantangan Bonus Demografi Sebagai Wacana Respon Isu Kesejahteraan Nasional
Peluang dan Tantangan Bonus Demografi Sebagai Wacana Respon Isu Kesejahteraan Nasional
Perkembangan populasi manusia berdasarkan usia saat ini telah berubah lebih terstruktur dan terkondisikan dengan baik sehingga dapat menstimulasi pert
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2p-k9iqE-ceHoIduZOhRl8Qpvadp74uDHH06I2pv9BR0OGhiwzLmtNUjQp7g5HrYWS-OQO5fuXs16miwpuB3GcCchNoJThy8rcwU02xY2-yKoTgMGLMKp2XS_wUkJbMUAzdje4DJXV_v2yMer0t6lweGAKY-UgOUbdnNanevQR2Js8AjAb-Cke6D78Q/s16000/tulisan%20mas%20farisi.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2p-k9iqE-ceHoIduZOhRl8Qpvadp74uDHH06I2pv9BR0OGhiwzLmtNUjQp7g5HrYWS-OQO5fuXs16miwpuB3GcCchNoJThy8rcwU02xY2-yKoTgMGLMKp2XS_wUkJbMUAzdje4DJXV_v2yMer0t6lweGAKY-UgOUbdnNanevQR2Js8AjAb-Cke6D78Q/s72-c/tulisan%20mas%20farisi.jpg
IDEApers
http://www.ideapers.com/2022/10/peluang-dan-tantangan-bonus-demografi-sebagai-wacana-respon-isu-kesejahteraan-nasional.html
http://www.ideapers.com/
http://www.ideapers.com/
http://www.ideapers.com/2022/10/peluang-dan-tantangan-bonus-demografi-sebagai-wacana-respon-isu-kesejahteraan-nasional.html
true
2845694181721974662
UTF-8
Lihat Semua Tidak Ditemukan LIHAT SEMUA Baca Balas Batalkan Komentar Hapus Oleh Beranda HALAMAN BERITA Lihat Semua BERITA TERKAIT RUBRIK ARSIP SEARCH SEMUA BERITA Tidak ditemukan Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ minutes ago 1 jam lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 minggu lalu Followers Follow KONTEN INI PREMIUM Share sebelum membuka Salin semua kode Pilih semua kode Semua kode telah disalin. Tidak bisa disalin