Gedung Ma'had Jamiah II UIN Walisongo Semarang. (doc; Ideapers.com) |
Seamrang, IDEAPERS.COM - Nur Arifah calon mahasiswi baru jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo tahun 2022, rela melepas kesempatannya mengenyam bangku kuliah lantaran adanya kewajiban masuk Ma'had Jamiah. Pasalnya ini kali ke lima ia mengikuti tes perguruan tinggi setelah empat kali gagal.
"Saya termasuk gapyear dulu pernah daftar UIN lewat jalur sbm dan UJM ketolak dan tahun ini daftar lewat jalur SBMPTN, UMPTKIN juga ketolak kak dan ini yang mandiri alhamdulillah tapi yang bikin keberatan kok diwajibkan mahad," jelasnya kepada kru LPM IDEA melalui whatshaap pada Selasa, (26/07/21)
Arifah sapaan akrabnya merupakan satu dari 331 mahasiswi lolos lewat Ujian jalur mandiri yang diwajibkan bertempat tinggal di Ma'had Jamiah UIN Walisongo Semarang.
Baca juga: Angkat Tema "Perkuat Kolaborasi Wujudkan Rekognisi", PBAK 2022 Harapkan Ini
Mahasiswi asal Temanggung ini mengaku terkejut setelah namanya tercantum pada Surat Kebijakan (SK) wajib ma'had, lantaran dirinya tidak tahu jika ada kebijakan itu sebelum mengikuti tes UJM. Lebih lanjut, Arifah juga merasa keberatan lantaran harus membayar biaya mahad sebesar Rp 6.000.000 di muka.
"Kaget dan sangat keberatan kak soale dulu belum ada keputusan mahad cuma bayar ukt doang 3jt kok jadi 10jt kurang sedikit kak kalau masuk mahad" ungkapnya.
Selain itu, Arifah juga mengatakan kondisi perekonomian keluarga yang tidak mendukung dan mencukupi untuk membayar uang kuliah dan mahad yang mahal, juga menjadi alasan dirinya mengundrukan diri.
"Keadaan ekonomi saya, cuma ibu yang bekerja ayah nya cuma bantu-bantu. Ibu kerjanya Petani kak," ujar Arifah.
Baca juga: Tidak Cukup Tampung 5.770 Maba, PBAK 2022 Bakal Padukan Sistem Online dan Offline
Hal yang sama juga dialami Husna Latifunnisa, calon Mahasiswi Manajemen Dakwah 2022, mengaku tidak ingin melanjutkan kuliah lantaran keberatan dengan biaya kuliah dan mahad yang dirasa membebani orang tuanya.
" Sebelumnya saya enggak tahu kalo ada wajib mahad, kalo untuk pembayaran UKT insyaallah ada tapi kalo ketambahan mahad mending saya mengundurkan diri," jelasnya.
Mahasiswi asal Grobogan ini juga mengaku bingung lantaran sebelum mendaftar UJM tidak ada peberitahuan wajib Mahad. Selain iu, ia juga mengatakan dirinya tidak mengetahui nilai dari hasul UJM.
"Toh juga saya tidak tahu dapat nilai berapa di mata ujian wawasan keagamaan, kok nama saya ada di daftar wajib mahad?" jelasnya dengan heran.
Baca juga: UIN Walisongo Keluarkan Kebijakan Wajib Ma'had untuk Mahasiswa Baru Jalur UJM
Kemudian Husna berencana jika dirinya tidak jadi masuk UIN Walisongo tahun ini, lebih memilih belajar di pondok pesantren.
"Saya mending berhenti setahun dan memilih mondok untuk hafalan Qur'an," pungkas Husna. [Rep.Abdul Wahhab/ Red. Gita]
KOMENTAR