Semarang, IDEAPERS.COM - Alumni Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang angkatan 2012, M. Afifudin Alfarisi memperkenalkan keterampilan jurnalistik moderatif di Pondok Pesantren (PP) Nurul Ikhlas Banyubiru Negara Bali, pada Kamis-sabtu (20-22/01/22).
Selama tiga hari pelatihan jurnalistik, para santri diajarkan materi mengenai jurnalistik dasar. Teknik repotertase di hari pertama dan teknik wawancara di hari kedua. Di hari ketiga, dilakukan sesi evaluasi sekaligus peresmian Lembaga Pers Santri (LPS) Fathurrahim selaku pengasuh PP Nurul Ikhlas Bali.
Alfarisi, mengatakan berbekal dari pengalamanya di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) IDEA UIN Walisongo ia memberikan materi yang di desain khusus sesuai kapasitas para santri yang beragam. Lebih lanjut ia mengatakan, materi dibuat sangat ringan agar santri yang notabene-nya belum kenal dunia kepenulisan dapat menyerap dan mempraktikkan materi secara langsung.
“Konsep pelatihan yang ditujukan kepada santri ini tentu harus dikemas dengan menarik agar mudah dipahami mereka yang masih awam tentang jurnalistik. Maka dari itu, saya mengemasnya dengan memadukan ice breaking yang dapat menambah minat mereka dalam mempelajari keahlian tulis menulis” ucap Alfarisi.
Selain itu, Fathurrahim juga mengatakan selain kepenulisan para santri juga diberikan pemahaman tentang ke-beragama-an di Bali. Untuk lawan aktor-aktor non-moderat, santri butuh kemampun menulis termasuk penguasaan teknologi yang jadi instrumen utama kepenulisan.
“Santri jangan mau kalah oleh penceramah non-moderat yang sudah meresahkan masyarakat di media sosial. Sudah saatnya santri harus menjadi aktor yang menyebarkan Islam Moderat dan dengan dibentuknya Lembaga Pers Santri ini menambah kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan kedamaian dengan baik,” ujar Fathurrahim.
Ketua Ikatan Santri dan Alumni Nurul Ikhlas, Nizar Ahmad mengungkapkan pelatihan jurnalistik dapat menjadi modal bagi para santri untuk menjalani kehidupan sosial masyarakat.
“Dari dulu, alumni pesantren biasanya hanya memiliki kemampuan hard skill dan yang memiliki keahlian soft skill sangat sedikit. Adanya pelatihan serta lembaga pers santri, mereka akan siap untuk mengarungi kehidupan setelah lulus dari pesantren. Tentunya mereka akan menjadi aktor yang dapat menebar Islam Moderat,” pungkasnya. [Rep. Efri Arsyad Rizal (Alumni IAT FUHum/Red. Gita]
KOMENTAR