Masalah misinformasi sulit untuk dihentikan. Kehadiran berbagai platform digital seperti facebook, twitter instagram, youtube dan lain sebagainya telah membuat akses informasi di era internet semakin tidak terbatas. Namun kita tidak bisa meyakini begitu saja, informasi yang ada di internet sebagai sebuah kebenaran untuk kita konsumsi maupun kita bagikan informasi tersebut kepada orang lain.Dilansir dari kominfo.go.id, terdapat 800.000 situs penyebar hoax dan hate speech di Indonesia. Tetapi sampai saat ini belum ada metode yang benar-benar secata tuntas menghapus semua konten yang menyesatkan dari media sosial.
Pertahanan diri untuk bisa lebih bijak dalam mengelola informasi dapat menjadi salah stau cara yang bisa digunakan untuk menghindari penyebaran informasi yang salah. Beberapa penelitian psikologi telah mengungkapkan beberapa taktik yang dapat membantu melindungi seseorang dari informasi yang salah. Berikut strategi yang dapat kamu gunakan untuk menghindari, mencegah diri sendiri maupun orang lain dari penyebaran ketidakakuratan.
Pertama kita perlu untuk mengenali diri kita sendiri. Biasanya seseorang akan lebih rentan terkena kesalahan informasi, karena informasi tersebut dianggap sejalan dengan pandangan yang sudah ada sebelumnya. Ini disebut bias konfirmasi. Mempercayai kebenaran informasi dan mengkonfirmasinya terhadap yang mereka yakini.
Dalam hal ini kita perlu membuka ataupun jujur tetang bias diri kita sendiri. Banyak orang menganggap orang lain bias dan mempercayai bahwa mereka sendiri tidak bias. Hal ini kemudian menimbulkan prespektif jikalau orang akan cenderung membagikan informasi yang salah daripada diri mereka sendiri.
Salah satu hal yang perlu disadari bahwasanya menjadi kritis terhadap suatu infromasi adalah hal yang penting. Meskipun kita sudah memiliki pandangan, namun tidak menutup kemungkinan untuk diri kita tetap mencari sudut pandang lain maupun sumber lain tentang topik yang sama.
Kemudian berhenti sejenak. Sebelum memutuskan untuk membagikan sesuatu, luangkan waktu sejenak untuk mengingatkan kepada diri kita sendiri tentang nilai yang kita tempatkan pada kebenaran dan akurasi.
Berpikir "apakah yang saya bagikan itu benar?" dapat membantu kita menghentikan penyebaran informasi yang salah dan akan mendorong kita untuk melihat lebih jauh dari judul dan kemungkinan memeriksa fakta sebelum membagikannya. Tanyakan pada diri sendiri apakah kita benar-benar ingin membagikannya, dan jika ya, mengapa . Pikirkan tentang apa konsekuensi potensial dari membagikannya.
Terakhir, sadari emosi kita. Orang seringkali berbagi sesuatu karena reaksi naluriah mereka, daripada kesimpulan dari pemikiran kritis. Studi dari sebuah penelitian menemukan, orang-orang yang melihat feed media sosial secara emosiaonal lebih mungkin untuk berbagi informasi yang salah daripada mereka yang masuk dengan keadaan pikiran yang lebih rasional. Kemarahan dan kecemasan, khususnya, membuat orang lebih rentan jatuh untuk informasi yang salah. [Gita]
KOMENTAR