Kemampuan fokus kita kadang terganggu oleh berbagai hal mulai dari notifikasi handphone, suara bising, atau stres akibat banyaknya pekerjaan. Profesor Psikologi University of Miami dan Direktur Ilmu Saraf Kontemplatif, Amishi Jha membagikan bagaimana cara agar seseorang bisa tetap fokus terhadap hal yang penting atau menjadi prioritas.
Jha mengibaratkan kemampuan fokus seseorang seperti sebuah senter yang bisa diarahkan ke mana saja. Hal tersebut juga disebutkan dalam sebuah penelitian yang menunjukkan 50 persen pikiran manusia mengembara layaknya senter yang berkedip-kedip dihitung dari seseorang bangun tidur. Artinya, seseorang dapat memikirkan berbagai hal dalam satu waktu dan hal ini mengindikasi adanya ketidakfokusan.
Saat hal itu terjadi, yang menjadi pertanyaan bagaimana seseorang dapat mengendalikan senter yang berkedip-kedip atau mencapai kefokusan untuk hal yang diprioritaskan? Amishi Jha menawarkan konsep mindfulness sebagai jawabannya. Salah satu jenis meditasi yang dapat melatih seseorang untuk fokus terhadap keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan serta menerimanya secara terbuka.
Meditasi mindfulness tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental seperti mengurangi kecemasan, mengurangi tingkat depresi dan meningkatkan memori kerja. Di dalamnya terdapat latihan yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Latihan Olah Pernafasan
Untuk latihan olah pernafasan dengan penuh kefokusan, duduk senyaman mungkin dengan posisi tegak dan pusatkan perhatian kamu pada sensasi pernapasan. Misalnya rasakan kesejukan udara yang masuk melalui hidung dan keluar dari mulut. Perhatikan arah perut yang bergerak maju dan mundur.
Jika saat latihan olah pernafasan, ada berbagai pikiran yang melintas di benakmu, cobalah kontrol itu agar tidak tenggelam ke dalamnya. Jangan kaget jika kamu akan menarik puluhan bahkan ratusan pikiran yang terlintas di benakmu selama sesi 15 menit latihan pernapasan ini.
2. Jalan Kaki dengan Fokus
Cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk melatih fokus yakni dengan berjalan kaki. Saat berjalan kaki, kamu bisa mencoba merasakan sensasinya. Bagaimana rasanya saat kaki menyentuh tanah atau angin yang menyentuh kulitmu.
Kamu bisa melakukan ini di dalam rumah maupun di luar ruangan. Berjalan kaki ini dapat membantu melatih kefokusan dengan merasakan apa yang kamu rasakan pada kaki saat berjalan. Dan cara ini lebih mudah dari latihan olah pernafasan yang pertama.
3. Rasakan Apa yang Terjadi pada Tubuh
Mengingat bahwasanya fokus seseorang itu ibarat senter. Layaknya kamu mengambil senter lalu menggerakkannya secara sistematis ke seluruh tubuh. Hal ini seperti seseorang dapat memilih bagian tubuh untuk merasakan apa yang terjadi pada tubuhnya.
Kamu bisa mulai memperhatikan apa yang yang terjadi pada tanganmu. rasakan sensasi apa pun yang kamu rasakan apakah terasa dingin, keram ataupun hangat. Setelah itu kamu bisa merasakan sensasi di bagian tubuh yang lain seperti tumit, perut dan dada.
Merasakan apa yang terjadi pada tubuh, bisa kamu lakukan untuk melatih kefokusanmu terhadap bagian yang kamu perhatikan dengan jangka waktu tertentu.
4. Rasakan Apa yang Terjadi pada Sekitarmu
Latihan ini bukan tentang fokus terhadap objek-objek tertentu. Tetapi, mencoba terbuka pada pengalaman baik secara internal maupun eksternal yang dirasakan. Dalam proses latihan tahap ini, bukan memproses atau memikirkan sensasi itu, melainkan memperhatikan kemunculan sensasi yang dirasakan seperti panas, gatal, atau gejolak dari dalam seperti cemas, sedih, takut dan lain sebagainya. Setelah itu, coba biarkan sensasi itu hilang tanpa kamu menahannya.
Umumnya, orang-orang akan merasakan manfaatnya ketika berlatih selama 15 menit sehari, lima hari dalam satu minggu, dan sekitar empat minggu. Namun jika selama proses latihan merasa tenggelam dalam pikiran, yang akhirnya membuat kamu tidak bisa melakukan latihan hingga terakhir, kamu bisa melakukan kembali dari awal untuk menenangkan diri. [Abdul Wahhab]
KOMENTAR