---
"Setiap tindakan komunikasi adalah tindakan penerjemahan ." (Gregory Rabassa)
KETIKA orang berbicara dengan yang lain (komunikasi), mereka tidak selalu dapat mengontrol bagaimana pesan itu akan ditafsirkan. Inilah alasan dalam komunikasi belum tentu dapat berjalan baik. Itu adalah fakta kehidupan.
Bukan hanya si penerima informasi saja yang dapat membuat kesalahan, tapi juga si penyampai informasi itu sendiri, ini karena terkadang orang tidak benar-benar tahu apa yang mereka katakan. Artinya, seseorang dapat percaya bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya, tetapi pada kenyataannya, mereka hanya menggunakan kata-kata yang belum tentu benar dalam mengatakan sesuatu itu.
Selain banyak hal dalam hidup yang tidak bisa dijelaskan dalam satu atau dua kalimat, komunikasi juga butuh ilmu apa yang dikomunikasikan memiliki penalaran serta menghasilkan pemahaman yang akurat baik bagi subyek maupun obyek.
Jika orang lain sulit mengerti apa yang kamu komunikasikan, lalu apa gunanya berbicara?
Pertanyaan itu terlihat cukup frontal di masyarakat kita. Terlihat jika memang orang itu kesulitan dalam membangun komunikasi yang baik berkualitas, maka lebih baik diam saja dari pada membuang waktu dan tenaga, atau bahkan dikhawatirkan dalam menimbulkan misunderstanding dan konflik bias dari komunikasi yang dijalankan, terutama perihal komunikasi dalam pengetahuan. Dan itulah fakta kehidupan.
Satu contoh begini; ada orang yang dianggap lebih tua dan lebih lama di lingkungan di mana kita ada di sana, lalu ketika ada suatu masalah misalkan saat adanya penyakit menular seperti flu. Lalu orang tua itu mengkomunikasikan apa yang dipikirkannya kepada masyarakat agar setiap ada orang yang hendak masuk ke wilayah itu wajib disemprot desinfektan seluruh tubuhnya. Pikiran itu ia dapatkan setelah melihat-lihat beberapa praktik penanganan penyakit di tempat lain melalui televisi.
Orang lain yang menerima informasi itu melakukan seperti yang disampaikan dengan tafsiran yang didapat. Lalu menyemprotkan desinfektan itu sampai ke wilayah kulit, mata, dan yang bisa menimbulkan bahaya bagi orang lain.
Tidak pernah diketahui bahwa desinfektan itu bisa berbahaya bagi tubuh yang terkenanya. Lihat bahaya desinfektan bagi tubuh >> https://health.kompas.com/read/2020/03/29/180000268/7-bahan-kimia-desinfektan-yang-berbahaya-untuk-manusia?page=all
Informasi yang dikomunikasikan tanpa dasaran pengetahuan yang berkualitas adalah penyakit yang menular dan meregenerasi di tengah masyarakat melebihi bahaya penyakit yang ditakutkan.
Lalu?
Transfer informasi perlu didasarkan pada kenyataan dan bukan fantasi. tidak sedikit dari kita justru lebih memilih menjadi orang yang memenjarakan dirinya tanpa sadar. Semua karena ketidakmampuan kita untuk berkomunikasi secara efektif, meskipun sudah sekolah.
Jika ada satu hal yang perlu kita ingat tentang betapa pentingnya mentransfer informasi, adalah jika kehidupan tidak dapat mentransfer informasi penting, maka kehidupan tidak ada. Manusia tidak pernah ada karena tentu hal buruk yang akan terjadi seperti di zamannya barbar di mana pembantaian manusia terjadi dan dianggap wajar.
Mampu berkomunikasi secara efektif adalah salah satu keterampilan yang paling berharga untuk dimiliki. Keterampilan dan hak istimewa untuk berkomunikasi tidak boleh dianggap remeh, atau disalahgunakan. Komunikasi yang efektif akan mengantarkanmu pada ketrampilan lain yang belum bisa kamu peroleh sepanjang hidupmu. Jadi tolong bantulah dirimu sendiri, belajar berkomunikasi secara efektif dan efisien, jika tidak, maka hidup kita akan lebih sulit dan kita juga akan lebih rentan terhadap kesalahan informasi yang bisa membahayakan.
Penerjemahan atau interpretasi yang baik adalah juga pengalaman luar biasa yang menjadi ilmu yang di dalamnya terdapat kemajuan.
Kita selalu hidup dengan kata-kata. Dari bangun tidur, hingga tidur kembali. Tapi, persoalannya, apakah kata-kata yang kita terima, adalah kata-kata yang berkualitas. Apalagi, di era banjir bandang informasi saat ini, kita kerap tidak bisa memilah mana yang informasi ’sampah’ dan informasi yang ’berkualitas’.
Jadi, jika sampah itu terus disebarkan, maka hidup ini isinya sampah. [*]
KOMENTAR