Tidak ada yang namanya "kegagalan", yang ada hanyalah "Belajar".
Kenapa begitu? Setiap keberhasilan yang dilakukan di sana ada pelajaran. Itulah poinnya. Begitu sebaliknya, setiap ketidakberhasilan yang dilakukan di sana hanya ada kesalahan.
Jadi, bahwa seringkali kita memaknai kesalahan sebagai kegagalan. Kesalahan bukanlah suatu kegagalan. Sebab, dari kesalahan yang kita lakukan itu dapat membantu kita memahami apa yang baik dan apa yang tidak begitu baik untuk kesempatan yang lain.
Sebuah kesalahan adalah sebuah proses belajar. Dan di setiap ide dan plan (rencana) yang tidak berjalan seperti yang kita pikirkan sebelumnya, di sana ada hal seringkali luput dari kontrol kesadaran kita. Di sana ada kata kunci yaitu bagaimana kita sadar serta mengerti tentang "mempelajari alasan mengapa sesuatu tidak berhasil". Oleh karena ketidaktahuan kita tentang kata kunci itu, kita sering menghukum diri kita sendiri.
Respon tanpa dasar penalaran berupa penghukuman diri (merasa gagal) itu berlebihan. Sebab, bahkan ketika kita sadar ketika kita memaknai ketidak berhasilan sebagain kesalahan itu sendiri sudah cukup sebagai hukuman.
Yang perlu terus dikatakan setelah menerima kondisi itu adalah "saya menyadari kesalahan saya, dan saya bersedia untuk maju dan belajar darinya.
Jadi, janganlah kita mengabaikan kesalahan kita atau membawanya pada penghukuman berupa kegagalan. Mari kita belajar, mari kita maju, dan mari kita merasa senang belajar dari kesalahan kita, daripada membiarkan kesalahan kita memenjarakan kita untuk berbuat lebih baik atau menghentikan kita dari membuat keputusan yang lebih baik.
Tentang Kesempatan Kedua
Akan ada saat-saat dalam hidup ini ketika kita tahu bahwa tidak ada lagi kesempatan kedua dalam melakukan sesuatu.
Misalnya, ketika seseorang meninggal, atau ketika kita kalah dalam sebuah kompetisi di mana itu adalah pertandingan terakhir kita karena kita tidak akan bermain di tempat atau acara tertentu itu lagi.
Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa itu sudah gagal dan berakhir (ending), dan itu tidak berarti bahwa semua kesempatan kita telah hilang. Bahkan meninggal dunia pun meninggalkan jejak ketidaksia-siaan dan bukan akhir. Ini bisa terjadi jika kita paham soal memaknai proses dan kehidupan.
Jika kita mempelajari sesuatu yang berharga dari kematian seseorang misalnya, selama hidup kita sering meninggalkan jejak seperti halnya pemikiran, prinsip, laku hidup yang membekas bagi orang lain, sehingga itu dapat membantu menyelamatkan penjara kegagalan yang dibuat orang lain bahkan nyawa orang lain itu, maka kematian seseorang itu bahkan tidak pada kondisi akhir namun berkesempatan.
Hal ihwal yang dapat kita tarik di dalam hal ini adalah jalani hidup dengan tidak berhenti belajar. Kita on fire belajar bagaimana memiliki pengetahuan dan kecerdasan yang bekerja untuk kita, daripada membiarkan ketidaktahuan kita bekerja untuk melawan diri kita menuju kesia-siaan.
Sia-sia artinya suatu usaha atau nyawa yang diberi hidup menjadi sia-sia karena tidak punya apa-apa alias tidak berarti. Hal itu disebut sebagai "To No Avail" atau melakukan sesuatu tanpa hasil.
Biasanya
Biasanya, orang yang sering melakukan snap judgment (penghakiman dadakan tanpa disertai pengetahuan) itu karena kita seringkali tidak pernah tahu sebenarnya makna dari belajar. Kita hanya tahu bahwa belajar itu ya sekolah. Padahal sekolah hanyalah salah satu jalan saja untuk kita tahu suatu pelajaran.
Kenapa banyak orang sekolah dan banyaknya sekolahan yang ada tapi masih tidak sedikit yang justru terpenjara pada kegagalpahaman seperti bahasan kegagalan ini? Mari kita pikirkan lebih dalam dari setiap diri kita sendiri bahwa "berpikir" memang masih belum bisa terterapkan apalagi membudaya.
Ada adagium begini;
"Jika seseorang berdiam di masa lalu, mereka merampok masa kini. Tetapi jika seseorang mengabaikan masa lalu, mereka merampok masa depan. Benih takdir kita dipupuk oleh pengalaman masa lalu kita".
Dan, hal selama ini kita pahami sebagai ketidakberhasilan bahkan kegagalan itu sama persisnya dengan; masa depan kita sendiri, yang mana masa depan itu selalu hanya dibarengi dengan pembelajaran. [*]
KOMENTAR