Al-Qur'an sebagai pedoman hidup bagi semua makhluk mengandung tuntunan untuk meraih kebaikan di dunia maupun di akhirat. Al-Qur'an tidak terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga selalu relevan sampai kapan pun untuk menjadi pedoman sekaligus problem solving terhadap problematik yang ada.
Namun yang selama ini masih menjadi pertanyaan orang-orang terutama umat muslim sendiri mengapa Al-Qur’an berbahasa Arab? Jika dilihat secara geografis pemeluk agama Islam tidak hanya tersebar di negara Timur yang sebagian besar berbahasa arab. Umat Islam tersebar di seluruh dunia yang mana mereka sangat multibahasa. Lalu bagaimana umat manusia memahami kandungan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup?
Penjelasan terkait alasan mengapa Al-Qur'an berbahasa arab terdapat dalam Q.S Yusuf (12) ayat 2 yang artinya, “Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. (QS. Yusuf: 2)
Dilihat dari segi Asbabun nuzul diturunkannya surat ini dari kisah kaum Yahudi memberi ide para pembesar kafir Quraish, untuk bertanya perihal kisah Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf, kepada Nabi Muhammad.
Keberadaan Al-Qur’an yang menggunakan Bahasa arab mempermudah para pembesar kafir Quraish untuk memahami jawaban Allah di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an disusun dalam Bahasa Arab agar orang yang diajak bicara, yaitu bangsa Arab, dapat memahaminya. Sebagaimana yang dijelaskan di dalam ayat kedua Q.S. Yusuf.
Selain itu, bahasa Arab di dalam Al-Qur’an memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahasa Arab yang digunakan oleh masyarakat setempat sebelum Al-Qur’an diturunkan. Bahasa Arab yang digunakan memiliki kecenderungan kasar dan keras, mengandung unsur kebohongan yang bahkan mereka toleransi terhadap penyair. Hal ini berbeda dengan firman Allah, di mana ada keindahan, kefasihan dalam kesastraannya di setiap ayatnya yang mampu menyentuh akal pikiran serta hati manusia.
Di dalam buku Kaidah Tafsir karya M. Quraish Shihab bahwa Utsman Ibnu Jinni (932-1002), seorang pakar bahasa Arab menjelaskan mengenai pemilihan kosakata dalam bahasa Arab lantaran mengandung falsafah yang unik serta mendalam.
Misalnya kata قال (berkata) yang awalnya tersusun dari huruf ق-و-ل mampu dibentuk menjadi enam kata dengan arti yang berbeda namun hakikatnya maknanya masih sama. Kemudian bahasa arab mampu melahirkan kosakata baru dari awal atau akar pertama. Misalnya مقاول yang artinya kontraktor bangunan, ialah membangun artinya mengharuskan untuk bergerak, dan tanpa gerakan bangunan tersebut tidak akan selesai. Demikian seterusnya kata-kata yang lain.
Selanjutnya bahasa Arab merupakan bahasa yang rasional dan memiliki makna luas. . Contoh lain kata قرأ atau membaca yang terdiri dari tiga huruf ( ق-ر-أ) yang apabila kita bolak balik susunan dari ketiga huruf di atas akan tetap memiliki makna. Misalnya didahulukan huruf (أ) lalu menjadi أقر (aqarra) maka artinya mengakui, mantap atau tenang. Atau juga dapat dibalik antara huruf (ق) dan (ر) maka menjadi أرق (ariqa) artinya gelisah atau sulit tidur.
Selaras yang diungkapkan oleh M. Quraish Shihab ketiganya mengisyaratkan ketika tidak membaca Al-Qur'an maka kita akan gelisah dan jika kita gelisah maka kita tidak dapat tidur, demikianlah kita tidak akan mendapat ketenangan. Maka membaca menjadi sebuah solusi untuk dapat memberikan kedamaian dan ketenangan. [Dian]
KOMENTAR