Semarang, IDEAPER.COM - Rektor UIN Walisongo Semarang, Imam Taufik merespon turunnya status level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari level empat menjadi level tiga di Semarang.
Menurutnya hal ini akan menjadi kajian lebih lanjut bersama kementrian agama terkait keputusan kuliah tatap muka.
"Kajian ini untuk mengukur sejauh mana kemungkinan tatap muka. Jadi kalu dimasukkan terus tiba-tiba jadi level empat karena kerumunan, karena itu harus dikaji lagi." Jelasnya saat diwawancara kru LPM IDEA via telepon (19/08/21)
Sebagaimana ungkapan Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, bahwasanya dalam PPKM level tiga memungkinkan untuk digelarnya pendidikan tatap muka.
"Meski demikian hal ini masih harus dibahas lebih detail dan harus memperoleh izin dari dinas pendidikan," kutipan dari Antara.com (17/08/21)
Kemudian Imam Taufik menjelaskan, sejak semester gasal tahun akademik 2020/2021 UIN Walisongo telah mempersiapkan sistem baru terkait pembelajaran secara tatap muka. Mulai dari metode pembelajaran hingga fasilitas yang akan digunakan.
"Jadi untuk persyaratan di kampus sudah tidak ada masalah, sudah siap semua. Namun karena ada perkembangan PPKM darurat level empat dan lain sebagainya tentu kita mengikuti kebijakan pemerintah." Jelasnya.
Sementara mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Nur Afifah, berharap agar perkuliahan dilakukan secara offline, lantaran sudah sudah bosan dengan model pembelajaran virtual.
"Rencanaku simpel, hanya ingin ketemu sama temen-temen, belajar bareng biar kalau pusing ada temennya," harap mahasiswa semester lima tersebut.
Senada dengan mahasiswa jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Arlie Luqmansyah, berkeinginan untuk mengenal lebih dalam mata kuliah dan segala hal yang berkaitan dengan kampus.
"Bisa kuliah offline bisa berkumpul bertemu teman-teman baru dan lebih paham tentang ajaran bapak dosen tidak ada kendala kuota ataupun jaringan yang kurang mendukung dan semoga saja semuanya kembali lagi seperti dulu sebelum ada corona." Tutur mahasiswa semester satu tersebut. [Rep. Wahhab/ Red. Gita]
KOMENTAR